-15-

2.3K 87 0
                                    

Keira mencoba tenang dan mencoba berpikir jernih dengan apa yang terjadi padanya. Saat ia menunggu Al, ada orang yang membekapnya dan tiba tiba semuanya menjadi gelap. Lalu saat terbangun dia berada di tempat yang sepertinya adalah gudang, dan jika dilihat dari celah celah atap sepertinya tempat ini tempat terpencil karena banyaknya pepohonan yang tidak memungkinkan tempan ini berada dikota.

Ia meringis saat menyadari tangan dan kakinya diikat kuat, bahkan ia baru menyadari mulutnya ditutupi dengan kain yang diikat dengan keras sehingga sulit untuk bicara.

Dengan sekuat tenaga ia berusaha melepaskan tali tali itu, tapi hasilnya nihil. Tenaganya terkuras habis dengan hasil yang sia sia, apalagi nafasnya menjadi sesak karena tempat yang berdebu ini.

Sam tolong aku!

"Hoo susah sadar rupanya..." Keira menoleh dan mendapati seorang wanita cantik dengan baju mewahnya berjalan kearahnya.

"Bagaimana rasanya disini? Harusnya kau beruntung masih kubiarkan hidup"

Dahi Keira mengkerut tidak mengerti dengan ucapan wanita didepannya ini.

"Mmm..mhmm" Keira mencoba mengeluarkan suaranya untuk bertanya tapi kain yang diikat dimulutnya ini justru membuat pipinya sakit karena ikatannya yang kuat.

"Ahh.. aku lupa kalau kau tidak bisa bicara kalau seperti ini" ujarnya dengan nada meremehkan.

Tangannya mengibas ibaskan menunjuk kearah mulut Keira, lelaki disampingnya yang mengerti maksud wanita itu langsung membuka ikatannya.

"Nah sekarang bicaralah.."

"Apa maumu?!" Keira berusaha mengontrol emosinya, mengingat masih ada anaknya dikandungannya.

"Tentu saja menyiksamu" wanita itu duduk di kursi yang sengaja diletakan didepan Keira sambil menyilangkan kakinya.

"Ah bukan hanya kau, tapi bayi mu juga termasuk"

Wajah Keira langsung memucat kemudian dengan sisa tenaganya mencoba menjauh dari wanita gila didepannya itu. Tak akan ia biarkan wanita ini menyakiti anaknya.

"Wah.. wah.. lihat betapa menyedihkannya dirimu mencoba melindungi anakmu sedangkan kau sedang berada di posisi seperti itu"

Keira menggigit bibirnya berusaha agar emosinya tetap terkontrol, bukan hanya marah yang ia rasakan tapi ia juga takut dengan apa yang akan diperbuat dengan wanita didepannya ini.

Wanita itu kemudian berdiri lalu berjalan mendekati Keira. Keira berusaha menjauh tapi dengan kaki dan tangan yang terikat itu mustahil untuk dilakukannya. Wanita itu tersenyum menyeringai lalu berjongkok didepan Keira, tangannya terulur mengangkat dagu Keira dan memaksanya untuk menatapnya.

"Nikmati saja waktumu, karena aku tidak menjamin berapa lama lagi kau dan anakmu hidup damai"

Dengan tawa kemenangannya wanita itu berjalan pergi diikuti oleh lelaki yang sejak tadi mengikutinya. Sedangkan Keira menatap tak percaya dengan hal yang ia alami sekarang.

Kumohon Sam... cepatlah datang...

****

Dengan kesal Keira memakan suapan dari seorang lelaki didepannya, ia benar benar tak tahan sekarang. Entah sudah berapa lama ia disini tapi untungnya wanita itu masih memberinya makan dan minum. Dan setidaknya ia tetap harus menerima makanan tersebut demi anaknya.

"Lihat.. seharusnya kau malu dengan anakmu, kau bahkan harus mengemis bahkan disuapi agar kau bisa makan"

Keira memandang wanita didepannya dengan kesal. Bahkan tak sehari pun wanita ini merendahkannya.

Ρℓєαѕє.. (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang