-08-

2.5K 111 0
                                    

"Keira! Al!" Seru Kai sambil memeluk kedua nya saat tiba dibandara.

"Uncle Kai!" Al berteriak girang, Kai yang merasa gemas langsung menggendongnya dan menggelitikin perut Al dengan hidungnya.

Al yang merasa geli tertawa sambil menarik rambut Kai untuk berhenti melakukannya.

"Jadi bagaimana harimu?" Tanya Kai sambil membantu Keira membawa koper ke apartemennya saat sudah sampai.

"Menyenangkan, dan akhirnya aku bisa membuka cabang disana" jawab Keira lalu menjatuhkan badannya di sofa panjang.

"Bagaimana dengan keponakan uncle ini?"

Al yang merasa ditanya langsung semangat menjawab pertanyaan Kai.

"Sangat seru! Mommy membawaku ke taman bermain bersama daddy!!"

Kai tersentak kaget, sementara Keira membeku mendengar perkataan polos anaknya.

"Daddy?" Kai mengulang kata itu sedangkan Al mengangguk.

"Daddy mengajakku dan menemaniku bermain, itu benar benar membuat Al senang!!" Ujarnya berbinar binar kemudian ia berlari ke kamarnya untuk mengambil mainannya.

Kai menatap Keira meminta penjelasan.

"Apa yang sebenarnya terjadi disana Kei? Kau bertemu dengannya?"

Keira menatap Kai sejenak, kemudian menunduk enggan menjawab pertanyaan itu.

"Kei..." Kai menatap Keira dengan tatapan memohon.

"Aku hanya tidak sengaja bertemu dan kemudian dia mengatakkan dan menyesal dan dia memperlakukanku dan Al dengan baik"

Keira akhirnya menjawab, tapi dia masih tak mau menatap Kai karena takut Kai akan memarahinya.

"Kei.." kini panggilan lembut itu membuat Kira menatap Kai.

"Kau masih mencintainya?" Tapi pertanyaan itu kembali membuat Keira menunduk.

"Jawab dengan jujur Kei"

Keira masih enggan menjawab dan itu membuat Kai kehabisan kata.

"Kurasa kau memang masih," Kai kini menyenderkan badannya pada sofa yang mereka duduki.

"Kumohon jangan marah padanya..." Keira mulai bersuara.

"Tapi dia pernah menyakitimu Kei"

"Tapi aku tak pernah membencinya, lagi pula ia tetap ayahnya Al.."

"Kumohon..." Keira memberanikan diri menatap Kai dan itu akhirnya membuat Kai menyerah.

"Kalau itu pilihanmu aku bisa apa? Aku sudah pernah mengatakannya bukan, semua terserah padamu. Tapi kalau terjadi sesuatu katakan padaku oke?"

Keira mengangguk kemudian memeluk Kai.

"Terima kasih, kak"

****

"Kei sungguh aku benar benar pusing dengan kelakuan kekasihmu ini!"

Keira terkekeh mendengar ocehan Mark disebrang telephone.

"Kau tahu dia memang datang kekantor tapi dia hanya tiduran kemudian menggumamkan namamu dan anak kalian..."

Senyum Keira mengembang, kelakuan Sam membuatnya ingin bertemu dengannya.

"Oh dia datang, eh heiii jangan merampas ponsel ku!!"

Keira menahan tawanya, ia tahu apa yang sedang terjadi dan bagaimana kedua nya akan adu mulut dengan jangka waktu yang lama hanya karena hal sepele seperti ini.

"Keira aku merindukkanmu"

"Aku juga" hati Keira menghangat mendengar suara Sam.

"Apa Mark menggodamu? Tenang saja akan kuhajar dia.."

Beberapa detik setelahnya hanya terdengar suara teriakkan kesal kemudian suara pintu dibanting.

"Apa dia marah?"

"Siapa? Mark? Biarkan saja dia, aku tak suka kau dekat dengannya"

Keira tersenyum gemas mendengar pernyataan cemburu Sam yang buka bukaan.

"Dia bilang kau tidak mengerjakkan pekerjaanmu dengan benar,"

"Huh? Apa? Dasar manusia itu!!"

Sam menggeram kesal di ujung sana sedangkan Keira menghela nafasnya.

"Sam, kerjakan pekerjaanmu dengan benar. Kan sudah ku bilang aku tidak akan bertemu denganmu lagi sebelum kau mengerjakannya dengan benar" ucap Keira tegas dan terdengar helaan nafas di telepon

"Aku tak bisa, aku ingin bertemu denganmu dan Al.."

"Karena itu kerjakan dengan benar, lalu kau bisa menemuiku dan Al"

"Tapi—"

"Tidak ada penolakkan Sam"

Keira berusaha menahan tawanya saat mendengar dengusan kesal Sam.

"Baiklah baiklah, kau sedang dimana sekarang?"

"Aku? Tentu saja diapartemen dan aku akan pergi keluar sebentar"

"Keluar? Dengan si—"

"Keira ayo cepat, kalau tidak kutinggal!" Suara Kai membuat Keira langsung memutuskan panggilannya.

"Ah Kak Kai tunggu aku! Sam aku harus pergi, akan kutelpon lagi nanti"

****

Sam terdiam begitu sambungannya terputus. Ia masih memikirkan suara yang tadi ia dengar.

Suara laki laki.

Siapa dia? Keira bilang dia sedang diapartemennya kan? Lalu kenapa ada suara laki-laki. Dan lagi Kei memanggilnya dengan sebutan "Kak Kai".

Ahh ini membuatnya frustasi sekaligus penasaran. Dan pikirannya melayang pada kejadian dimana Kei memeluk seorang lelaki didepan Cafe.

Apa itu orangnya? Dan ia baru ingat sepertinya saat di bandara ketika ia kehilangan wanitanya samar samar ia melihat lelaki itu disamping Keira.

Siapa dia sebenarnya Kei?

TBC

By @yooazaa

Like and comment~

.

.

.

Please yang baca jangan lupa tekan bintang, gratis kok, ga bayar...

Ρℓєαѕє.. (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang