35|Penolakan

5K 471 77
                                    

Taehyung baru saja selesai membayar barang belanjaan yang ia beli di sebuah mini market yang ada di dekat hotel di mana dia menginap. Pagi ini pria yang memakai kaos hitam lengan pendek dan celana kain warna krem itu bergegas kembali ke hotel setelah selesai membeli beberapa camilan untuk So Hyun.

Senyum tipisnya terus menghiasi bibirnya karena teringat kejadian saat bangun tidur tadi. So Hyun memekik karena merasakan sakit di pangkal pahanya karena permainan mereka semalam. Jadi tanpa berpikir dua kali Taehyung mengangkat tubuh telanjang So Hyun dan membawanya ke kamar mandi untuk mandi bersama.

Sebenarnya ingin sekali Taehyung bercinta di pagi hari dengan So Hyun. Apalagi jika itu dilakukan di kamar mandi. Namun sekali lagi Taehyung berusaha keras mematikan egonya. Istrinya masih kesakitan dan dia tidak mungkin mengajak untuk berhubungan badan lagi. Tidak! Taehyung tidak sejahat itu. Apalagi pada wanita yang sangat ia cintai.

Tepat saat pintu lift terbuka di lantai empat, Taehyung bergegas keluar hendak menuju kamarnya. Namun ia melihat Irene berdiri di depan pintu kamar 410 yang letaknya berseberangan dengan kamarnya.

Senyum tipis Taehyung mendadak hilang dan berganti dengan wajah dingin dengan tatapan mengintimidasi.

"Selamat pagi, CEO-nim," Irene mendekati Taehyung. "Dari mana?"

Taehyung tidak menjawab dan hanya mengangkat kantung kresek berisi camilan yang ada di tangan kanannya.

"Ah, dari belanja ya," Irene menyunggingkan senyum terbaik yang ia miliki. "Begini CEO-nim. Aku di sini tidak mengenal siapa-siapa selain dirimu. Aku tidak mungkin meminta bantuan CMO-nim. Jadi-"

"Tidak perlu basa-basi," Taehyung mundur selangkah saat ia rasa jaraknya terlalu dekat. "Kau butuh apa?"

Irene tertawa kecil kemudian menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Aku kira kau dan istrimu akan bertengkar karena melihat kita berciuman kemarin."

"Kau yang menciumku!" koreksi Taehyung.

"Ah, benar. Apa kau mau yang lebih dari itu?"

"Menjauhlah dariku saat kita tidak sedang berada di kantor. Hubungan kita hanya sebatas atasan dengan bawahannya. Tidak lebih!"

"Bagaimana jika aku tidak mau?"

"Aku akan memecatmu!"

Irene tertawa puas. Rasa percaya dirinya melambung tinggi.

"Kau tidak bisa memecatku, CEO-nim."

"Mworagoyo?"

"Ikut ke kamarku! Kau akan tahu jawabannya."

Irene berbalik dan membuka pintu kamarnya. Tanpa berpikir dua kali, Taehyung mengikuti sekertaris menyebalkan itu. Jujur saja Taehyung penasaran. Dia ini kan pemilik Kim Corporation. Bagaimana mungkin hanya memecat bawahan saja dia tidak bisa?

Begitu masuk ke dalam kamar Irene, Taehyung melihat wanita itu sedang mencari sesuatu di dalam map coklat berukuran sedang. Taehyung meletakkan barang belanjaannya di atas meja di dekat pintu.

"Nah, ini dia!" Irene berseru heboh begitu menemukan kertas yang ia cari. Wanita itu kemudian berjalan ke arah Taehyung dan menyerahkan kertas itu.

Saat Taehyung sedang membaca apa yang tertulis di kertas itu, Irene yang berdiri di belakang Taehyung menutup pintu kamarnya dan segera membuka dress nya hingga kini dia bertelanjang bulat.

"Kau membantu perusahaan memenangkan tender?" ujar Taehyung masih dengan tatapan mata yang fokus ke kertas yang ia pegang. Taehyung mendengus kecil karena baru saja menemukan kelicikan. "Jadi aku tidak bisa memecatmu karena ayahku pasti akan melarangnya. Rencana yang bagus, Bae Irene."

AHJUSSI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang