16| Memilih

4.3K 492 80
                                    

Irene membuka pintu apartemennya selepas pulang dari kantor. Biasanya ia akan pulang pukul lima atau enam sore. Tapi karena besok Taehyung harus bertemu dengan klien asal Jerman, jadi wanita itu harus mempersiapkan semuanya dan baru sampai di apartemennya pukul sepuluh malam.

Setelah masuk ke apartemennya dan menutup pintu, Irene menyalakan lampu ruang tamu. Ia tersentak saat mendapati seseorang tengah duduk di sofa dengan segelas wine di tangannya.

"Oppa! Kau mengagetkanku!" protes Irene. Ia melepas sepatunya dan meletakkan tasnya di atas meja kemudian naik ke atas pangkuan pria itu.

Pria itu hanya menyunggingkan senyum tipis. Ia menyodorkan wine miliknya pada Irene dan wanita itu meminumnya dalam sekali tegukan. Dengan posisi masih berada di pangkuan pria itu, Irene meletakkan gelas bekas wine ke atas meja.

"Mengapa kau ke mari?" Irene mengalungkan kedua tangannya pada pria itu. "Bukankah kau sibuk?"

Pria itu mulai menggerakkan tangannya. Meremas bokong Irene dan mendekatkan wajahnya ke arah leher wanita itu.

"Aku butuh melepas penat," ujarnya. "Aku merindukanmu."

"Merindukanku atau tubuhku?" sarkas Irene.

Pria itu tertawa kecil. Ia kembali menjauhkan wajahnya dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa dengan kedua tangan terlentang.

"Bergeraklah, sayang. Ada yang harus kau bangunkan di bawah sana."

Irene tersenyum menggoda. Ia mulai menggerakkan tubuhnya dan membuka satu per satu kancing kemejanya dan melempar asal kemeja warna peach itu. Bra warna hitam yang masih melekat di tubuhnya tidak ia buka. Ia menunggu pria itu sendiri yang akan membukanya.

"Buka juga bra-mu."

"Shireoyo," ujar Irene dengan senyum licik. "Kau harus memberitahuku apa rencanamu selanjutnya."

"Obseoyo."

"Kau berbohong?" Irene berhenti bergerak meski ia merasa bagian bawah pria itu telah mengeras.

"Bergeraklah lagi," pria dengan mata sayu itu terlihat memohon.

"Katakan dulu! Apa rencanamu berikutnya!"

Karena tidak sabar, pria itu melepas bra Irene.

"Aku sedang mempersiapkan rencana besar," ujarnya sambil mulai menciumi leher Irene. "Rencana yang akan menjadi awal kehancuran Kim Taehyung."

"Rencana apa?" Irene meremas rambut pria itu. Suhu tubuhnya terasa memanas.

"Mengambil alih hartanya."

Irene mendesah saat pria itu meremas dadanya. "Oppa... kau yakin bisa melakukannya?"

Pria itu menatap Irene dengan tangan yang masih bergerak untuk menjamah setiap bagian tubuh wanita itu.

"Tentu saja bisa. Asal kau mau membantuku menghancurkan pernikahan Taehyung dengan So Hyun."

"Itu mudah," Irene mendesah lagi. "Aku... hanya perlu mendapatkannya dan menyingkirkan gadis itu."

"Kau yakin bisa mendapatkan seorang Kim Taehyung?"

Irene berdecak. "Tentu saja. Bukankah aku juga bisa mendapatkan seorang Min Yoon Gi dengan tubuhku?"

Pria itu tertawa. Menyetujui ucapan Irene barusan. Karena memang tubuh wanita inilah yang berhasil membuatnya gila.

"Jadi untuk malam ini... puaskan aku sampai pagi."

Irene mencium sekilas bibir pria itu. ""Dengan satu syarat."

"Malhaebwa!"

"Nikahi aku setelah rencana ini berhasil, Yoon Gi-Oppa."

AHJUSSI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang