10| Upacara Pemakaman.

4.7K 588 57
                                    

Bisakah kalian membayangkan bagaimana rasanya berada di posisi Taehyung? Saat dia masih berusia enam tahun, usia di mana harusnya dia masih mendapatkan kasih sayang utuh dari kedua orang tuanya, justru tidak mendapatkannya sama sekali.

Ibunya pergi meninggalkannya. Ayahnya gila kerja dan tidak terlalu peduli padanya. Tidak ada pertanyaan sudah makan atau belum dari dua orang itu. Tidak ada pertanyaan berapa nilai yang ia dapat di sekolah. Tidak ada yang mengajaknya pergi jalan-jalan saat hari libur sekolah tiba. Tidak ada yang merawatnya ketika ia demam atau saat tubuhnya penuh luka karena jatuh dari sepeda. Tidak ada yang menyuapinya saat makan.

Hanya sang nenek. Ya ... hanya sang nenek lah yang memberikan semua curahan kasih sayang dan perhatian padanya saat kedua orang tuanya justru seolah lupa bahwa mereka memiliki seorang putra.

Neneknya lah yang pergi mengantar Taehyung sekolah dan menjemputnya. Sang nenek lah yang selalu mengambilkan rapor nya di sekolah. Wanita itu jugalah yang selalu menyuapi Taehyung dan menggendongnya saat ia demam atau baru saja jatuh dari sepeda.

Bahkan hingga duduk di kelas enam sekolah dasar, Taehyung tidak mau makan jika bukan neneknya yang menyuapi.

Nyonya Hae Soo bukan hanya orang tua kedua bagi Taehyung, tapi dia adalah orang tua yang sebenarnya bagi pria itu. Tidak ada satu pun yang tidak Nyonya Hae Soo ketahui perihal cucunya. Bahkan hanya dari sorot mata Taehyung, Nyonya Hae Soo bisa tahu apa yang sedang cucunya sembunyikan atau rasakan.

Lalu saat Taehyung hanya memiliki satu tempat untuk berlindung, tempat mendapatkan kasih sayang, tempat ternyaman untuk melepas keresahan, Tuhan mengambilnya.

Dengan cara yang sangat tiba-tiba.

Lalu, ke mana Taehyung harus melangkah jika arah dan tujuan dari hidupnya selama ini telah pergi jauh ke tempat di mana dia tidak bisa lagi mengejarnya bahkan tidak bisa melihatnya?

Ke mana dia haru menumpahkan kecemasan dan rasa sepi yang selama hampir tiga puluh satu tahun ini ia rasakan sejak sang ibu meninggalkannya?

Jangraeshikjang (rumah duka) yang menjadi tempat berlangsungnya upacara pemakaman Nyonya Hae Soo, terletak di dekat rumah sakit di mana wanita itu meninggal.

Upacara pemakaman ini akan berlangsung selama tiga hari ke depan dan setelah itu tubuh Nyonya Hae Soo akan dikremasi.

Sejak tadi pagi, banyak orang yang datang untuk menunjukkan rasa berkabung mereka. Mulai dari teman-teman Nyonya Hae Soo, teman-teman Yong Joon, teman-teman Taehyung, para karyawan dan juga rekan bisnis.

Setelah memberi salam hormat pada pihak keluarga, mereka akan memberi salam penghormatan pada tubuh mendiang yang diletakkan di dalam peti yang juga terdapat foto Nyonya Hae Soo di sana. Mereka akan berdoa kemudian berlutut sambil meletakkan kedua tangannya di lantai dan membungkuk ke depan sebagai wujud dari salam penghormatan.

Taehyung benar-benar terlihat linglung. Dia sejak tadi terus berada di dekat peti sang nenek. Bahkan saat para tamu menyampaikan rasa duka padanya, dia sama sekali tidak merespons. Sehingga So Hyun lah yang membalas ucapan mereka dan mengucapkan terima kasih.

Wajah Taehyung terlihat sangat pucat. Air matanya sudah tidak menetes lagi tapi hatinya terasa sesak bahkan seolah siap meledak.

"Hya, Kim Taehyung! Kau sudah tua! Aku tidak mau tahu, akhir bulan ini kau harus menikah!"

"Taehyung-ah, jika kau sudah melakukan itu, kau harus memberitahuku. Dan buatkan aku dua belas cicit sebagai penerus keluarga Kim. Arrachi?"

Taehyung mengembuskan napas berat. Apa Tuhan setega itu mengambil orang yang paling ia sayangi di dunia ini?

"Taehyung-ah," Yong Joon yang sejak tadi berada di luar untuk menyambut para tamu yang datang segera masuk menemui putranya. "Ibumu datang bersama keluarganya."

AHJUSSI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang