37

2.5K 158 1
                                    

"Jieun! nyokap gue gimana?!"

Hyera nyamperin Jieun sambil ngos-ngosan. Jieun sontak berdiri dari duduknya."Nyokap lo udah ditangani dokter kok tenang aja."

"Nyokap gue napa bisa sama lo?" Hyera memelankan suaranya.

"Nyokap lo hampir di gilir noh di club punya bokap gue. Untung gue liat."

"Di gilir?" Hyera menatap Jieun dengan tatapan sulit di artikan.

Jieun yg gamau ngebuat mood Hyera hancur pun langsung mengerti."Masuk kuy. Kali aja nyokap lo udah bangun" Ajak Jieun.

Hyera tersadar lalu mengikuti langkah Jieun. Mereka masuk ke ruangan serba putih itu. Hal yg pertama Hyera lihat adalah wanita yg terbaring lemah di ranjang pesakitan, wanita itu wanita yg ingin sekali hyera peluk. Hyera sangat rindu dengan sosok ibu.

Jieun duduk di shofa lalu menyuruh Hyera nyamperin nyokapnya. Karna Jieun gamau ganggu drama di depannya, cewe itu nyumpel kupingnya pake headseat dan memejamkan matanya.

"Hyera," Wanita yg masih terlihat muda di umurnya yg udah banyak itu menyerukan nama putrinya lembut. Sungguh, Hyera ingin menangis saking senangnya bertemu dengan ibunya lagi.

"Mah.."

Mendekat dan berakhir saling mendekap. Hyera memeluk tubuh ibunya. Rindu yg tak di balas dengan pertemuan memang selalu menyakitkan. Itu yg hyera rasakan.

Hyera menangis sesegukan di pelukan mamanya. Melihat putrinya menangis, Park Yoohan----mama Hyera mengusap lembut pipi anaknya dengan lembut.

Hyera menatap lekat-lekat wajah mamanya."Mah, Hyera kangen."

Yoohan tersenyum hangat mengelus rambut putrinya sayang."Maafin mama ya, mama ngga pernah jenguk Hyera lagi."

Yoohan mulai menitikan air matanya, kembali memeluk hyera."Maaf juga mama menyerah dan memilih berpisah sama papa kamu."

Hyera ngelepas pelukannya, menghapus air matanya kasar."Papa sekarang mau nikah mah. Hyera gak suka kalo ada yg gantiin mama."

Wanita itu lagi lagi tersenyum menanggapi putrinya. Yoohan mengapit sisi wajah Hyera yg bagai fotokopian dirinya sekali."Gak ada dan gak akan ada yg mau menggantikan mama. Mama tetep jadi mamanya hyera, Selamanya. Walaupun kita udah gak sama-sama lagi, selagi Hyera masih mengenang mama di hati hyera, mama akan tetep berada di samping hyera.

Perempuan itu baik, mama tau. Karna kita sama-sama perempuan. Sayang, kamu harus bisa menerima keluarga baru kamu dengan baik. Janji sama mama yah"

Hyera mengangguk. Yoohan kembali menangis dalam diamnya, hidupnya sudah terlalu rusak untuk ia menemui anak-anaknya.

"Hyera harus jadi anak baik dari sekarang, nurut sama abang-abang yah. Mereka sayang sama Hyera--

"Ngga mah. Mereka gak sayang sama Hyera! Buktinya mereka selalu ngelarang buat Hyera ketemu sama mama!" Ujar Hyera memotong, Jieun natep mereka bentar. Karna sebenernya cewe itu gak nyalain musik di headseatnya.

Yoohan diam. Ia tahu kenapa mereka ngelarang hyera buat menemuinya. Toh ini juga salah wanita itu sendiri.

Wanita itu kembali memeluk tubuh hyera yg makin terisak. Yoohan menyesali perbuatannya di masa lalu, ia ingin kembali hidup dengan anak-anaknya. Tapi semua sudah terlambat. Menyesal pun tak ada gunanya.

"Permisi, pasien akan di periksa kembali. Bisa keluar sebentar,"

Mereka melepas pelukannya, menatap dua suster yg nampaknya akan memeriksa keadaan Yoohan. Yoohan tersenyum menatap hyera lalu mengangguk. Hyera narik Jieun buat keluar dari ruangan itu.

.
.
.

22:36 kst

"Hyera kemana sih?! udah tau lagi sakit malah keluyuran!"

Jin berdiri di depan pintu mondar mandir sambil liatin jam tangannya. Suga sampe kesel ngeliatnya. Bokapnya yg juga lagi pergi sama Lisna bikin mereka mumet. Mereka khawatir sama Hyera, masih pagi cewe itu udah ilang dengan kondisi tidak sehat. Hyera emang bener-bener cari masalah.

"Udah kek mondar-mandirnya. Pusing nih yg ngeliatin!" Omel Jungkook yg masih duduk dengan suga dan sehun, dua manusia es itu cuma diem tapi mukanya khawatir banget.

Jin akhirnya nutup pintu dan bergabung dengan lainya."Hyera lagi sakit kook. Gimana gak khawatir coba!"

ceklek

Mereka menoleh bersamaan, Hyera dengan keadaan yg acak-acakan masuk ke rumahnya dan langsung ditatep tajem sama abang-abangnya. Muka hyera masih keliatan sembab karna nangis tadi, Jin langsung berdiri dan juga yg lain.

"Darimana kamu?! Pergi gak pake ijin dulu! lagi sakit tuh istirahat! ini malah keluyuran! kamu bikin khawatir tau gak!" Bentak Jin.

Hyera diem, tangannya mengepal kuat menahan marah. Keluyuran katanya. Nyokapnya lagi sakit dan mereka semua gak perduli itu.

"Kam---

Ucapan Jin terpotong dengan Hyera yg lari ke arah kamarnya. Mereka nyusul cewe itu, gedor-gedor pintu kamar hyera karna di kunci.

"Hyera. Keluar! abang kamu lagi ngomong!"

"Udah biarin dulu. Keknya Hyera lagi ada masalah, kita tunggu hyera tenang baru diajak ngomong"

Itu suara Sehun. Perkataan Albino itu nyatanya bikin Jin luluh dan akhirnya mereka cabut dari sana.

Sedangkan Hyera, Cewe itu nyopot jaketnya gak sabaran. Selepasnya Hyera ngibrit ke kamar mandi, tepatnya di whastafel. Hyera memandangi dirinya lewat pantulan cermin.

Tes

Darah di hidungnya menetes bersamaan dengan air matanya. Cewe itu kembali terisak sambil ngusap darah dihidungnya kasar.

Bukh

Pyar

Kaca di depannya pecah bersamaan dengan tangannya yg mengucurkan darah. Hyera bener-bener gatau harus meluapkan amarahnya pada siapa.

"Arrggg.."

Hyera mengerang keras. Terduduk lemas sambil menyibakkan kasar rambutnya ke belakang. Kepalanya kembali berdenyut, menyakitkan disaat yg bersamaan.

Hyera mulai bangkit menuju ranjangnya. Cewe itu mengobrak abrik nakas mencari obat yg biasa ia minum disaat seperti ini.

Hyera meminum obat itu tanpa bantuan air. Setelahnya cewe itu membaringkan tubuhnya dan bener-bener terlelap.

























Happy weekend kalian😋
Jangan lupa Vote ya say😚

 Bad Sister 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang