38

2.6K 165 1
                                    

Jam lima pagi Hyera ngendap-ngendap keluar rumah. Semenit setelah cewe itu di telvon Jieun, mendapat kabar jika nyokapnya kritis hyera langsung mencak-mencak cari kunci motornya yg sempet di umpetin sama Jungkook.

Hyera melajukan ninjanya dengan kecepatan tinggi. Faktor buru-buru dan ingat, ini jam lima pagi. Fimana jalanan masih sepi banget jadi Hyera bebas dong mau jelalatan dengan motornya.

Tujuan hyera cuma satu, melihat kondisi mamanya. Cewe itu bahkan gak perduli kalo hari ini tuh hari pernikahan bokapnya. Hyera gak perduli semua itu, ia hanya ingin mamanya.

Memakirkan motornya asal-asalan, hyera lari menuju ruangan mamanya. Dilihatnya Krystal, Jieun yg lagi berdiri di depan ruangan itu.

"Nyokap gue baik-baik aja kan?!"

Tanya Hyera menghampiri sahabatnya. Jieun ngelirik Krystall bentar lalu menatap Hyera dengan tatapan yg sulit diartikan.

"Kenapa diem?! lo berdua budek?!" Oke. Hyera mulai ngegas.

"Sabar dulu ra, nyokap lo masih di periksa dokter" ujar Krystall menenangkan.

Kini Hyera beralih menatap Jieun."Kenapa lo baru kabarin gue?"

Jieun menghela nafasnya."Semalem gue nelvon lo, hp lo gak aktif. Ngeliat nyokap lo yg kaya gitu gue khawatir jadi gue ke rumah lo. Pas di rumah lo gue ngeliat lo lagi di omelin ama abang lo. Ya gue cabut lah" Jelas Jieun panjang lebar.

"Tetep aja Eun. Harusnya lo ngomong aja! Ini menyangkut nyawa nyokap gue asal lo tau"

"Gue tau! Dan kalo lo mikir lagi, seandainya gue masuk ke rumah lo dan tetiba ngajak lo pergi yg ada gue bahkan lo juga bakal tambah di semprot ama abang lo. Mikir!" Jieun nampaknya mulai kesulut emosi.

Krystall memandang mereka jengah, kok bisa gitu mereka sempet-sempetnya berantem pas keadaan kaya gini.
"Udah! Ngapain jadi pada ribut sih! Doain aja nyokap lo gak kenapa-napa. Gitu aja kok ribet." Ketus Krystall yg ngelihat kelakuan dua sahabatnya yg emosional. Hyera ngebuang nafasnya kasar lalu menatap pintu ruang ICU tsb sambil menggigit jari telunjuknya sendiri.

Tak lama dokter lelaki muda keluar dengan peluh membanjiri wajah tampannya. Mereka, lebih tepatnya Hyera menghampiri dokter itu tak sabaran.

"Gimana dok. Mama saya baik-baik aja kan?!" Tanya Hyera tak sabaran. Dokter itu membuka maskernya lalu menatap Hyera.

"Maaf,"

Kalimat itu ngebuat Hyera sedikit lemas. Ia tak siap. Sungguh.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi, kanker di rahimnya sudah terlalu parah." Lanjut dokter itu menatap sendu ke arah Hyera. Cewe itu jelas tidak suka. Kanker rahim? bahkan Hyera tidak tahu apa-apa tentang penyakit mamanya. Yg cewe itu tahu cuma bonyoknya pisah dan nyokapnya pergi. Ia tak tau sama sekali perihal penyakit yg di derita mamanya itu.

"Apa maksudnya?!" Hyera meninggikan suaranya dengan sorot mata yg tajam.

"Tuhan berkehendak lain, kami gagal menyelamatkan--

"Gak! gak mungkin! Mamah--gak lo pasti salah kan?!" Sentak Hyera memotong. Ini terlalu gak mungkin untuk di percaya. Bahkan Hyera baru aja ketemu mamanya kemarin. Kemarin!. Sekarang cewe itu harus menelan kenyataan pahit bahwa mamanya telah tiada.

"Ra--

"Gak becus lo semua!" Hyera mendorong tubuh dokter itu lalu langsung masuk menghampiri Yoohan.

"Stop!"

Hyera mendorong para suster yg sedang mencopot alat-alat yg menempel di tubuh Yoohan.

"Ra!" Krystall dan Jieun berlari kecil menghampiri hyera. Setelah di kode, suster itu akhirnya keluar dari ruangan.

 Bad Sister 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang