39

2.8K 176 6
                                    

Sore ini Hyera sebenernya males buat pulang ke rumah. Selain karna ia pasti akan mendapatkan omelan karna gak menghadiri acara pernikahan bokapnya, cewe itu juga lagi butuh ketenangan. Ia masih belum percaya dengan kepergian mamanya.

Hyera membuka pintu rumahnya, rumahnya terlihat sepi padahal mobil abangnya di garasi semua. Mungkin pada tidur, Tapi Hyera gak perduli. Cewe itu menyeret kakinya menuju kamar, menutup pintunya dan segera membaringkan tubuhnya di ranjang.

Hyera memandang langit-langit kamarnya. Dengan keadaan terlentang seperti ini membuat perasaan aneh muncul di hati cewe itu. Mamanya baru saja meninggal dan saat itu juga bokapnya bersenang-senang dengan istri barunya. Bangsat bukan.

Ceklek

Hyera menoleh, matanya menangkap sosok tegas bokapnya yg mulai mendekat ke arahnya.

"Darimana kamu?!"

Hyera berdiri menghadap bokapnya yg sedang menatapnya tajam."Apa peduli papa." Jawab hyera dingin.

"Kamu gak lupa kan kalo hari ini itu ha--

"Hari pernikahan papa! Hyera tau kok. Tapi apa papa tau kalo hari ini juga mama pergi pah! pergi untuk selamanya!" Nafas Hyera memburu. Matanya terasa memanas saat ngucapin itu.

"Papa gak perduli! Sampai kapan kamu bisa ngerti kalo dia tidak pantas jadi mama kamu!"

Hyera menatap nyalang ke arah bokapnya."Perempuan yg udah ngelahirin dan ngerawat aku dengan kasih sayangnya. Apa itu yg papa sebut gak pantes?!" Hyera mengusap air matanya kasar lalu melanjutkan kalimatnya."Papa sadar gak sih kalo selama ini papa ninggalin anak-anak papa disini dan tiba-tiba kembali trus bilang papa mau nikah lagi. Itu yang harusnya dibilang gak pantes!" Hyera menekankan kalimat terakhirnya.

plak

Hening. Hyera udah kebal kok pipinya, jadi tenang aja.

"Papa tidak tahu sejauh mana pergaulan kamu sampai berani bicara kasar sama papa. Oh, apa kamu mau jadi seperti mamamu,Iya! jadi pelacur da--

"CUKUP PAH!" Hyera mengepalkan tangannya kuat. Ia bener-bener muak dengan ucapan pria tua itu yg terus-terusan menjelek-jelekan mamanya.

"Gausah ngejelek-jelekin mama! papa gatau kalo selama ini mama tuh menderita!" Jeda, hyera menarik nafasnya sebentar."Dan hyera rasa, mama lebih layak jadi orang tua dibanding papa yg hanya mementingkan harta."

Papa Hyera hendak melayangkan tangannya lagi ke pipi hyera."PAH!"

Teriakan Suga menghentikan tangan bokapnya. Jin dan Jungkook cuma berdiri di ambang pintu sedari tadi.

"Kamu mau belain hyera?! Adik kamu ini harus di kasih pelajaran biar ngerti!"

"Tapi papa gak perlu kaya gini. Papa selalu merasa lebih baik dari mama. Kalian sama-sama nelantarin anak-anak kalian, jadi mana yg lebih pantas di sebut orang tua kalo pada akhirnya kalian berdua itu tidak ada bedanya!"

Plak

Suga hanya menarik sebelah sudut bibirnya saat pipi kanannya ditampar. Hyera semakin mengepalkan tangannya, kenapa disaat ia sedang butuh ketenangan tuhan selalu saja menguji kesabaran cewe itu.

"Papa membiayai sekolah kalian bukan untuk kurang ajar seperti ini! Apa kurang banyak uang yg papa kasih,Hah!!"

Nafas Suga memburu, semakin mengepalkan kuat tangannya. Cowo itu bener-bener marah saat ini."Di pikiran papa itu cuma uang dan uang! kapan papa mikirin anak-anak papa!"

Tak mau sesak dengan perdebatan ini, Hyera segera berlari keluar dari rumah yg serasa seperti neraka itu. Suga tak perduli dengan bokapnya, cowo itu ngejar Hyera yg nampaknya blm jauh dari area kompleksnya.

 Bad Sister 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang