"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun".
(QS. Al-Mulk : 02)
Di pagi hari yang cerah nan menyejukkan, seorang perempuan berkhimar panjang sedang berjalan tergesa-gesa di trotoar jalan. Sesekali gadis itu mengeratkan jaket panjangnya. Musim semi di pagi hari ternyata menyebabkan udara di pagi hari terasa dingin.
Kicauan burung menambah kesan khidmat pada pagi hari ini di kota Istanbul. Awan-awan bergumpalan membentuk sebuah benda ataupun bentuk tak jelas lainnya di langit yang cerah nan membiru. Pepohonan yang mengapit trotoar menambah kesan menyejukkan bagi para pejalan kaki.
Di sepanjang trotoar sesekali gadis tersebut memamerkan senyum manisnya kepada setiap orang yang berjumpa dengannya. Ia tak merasa menyesal karena lebih memilih untuk berjalan kaki dibandingkan menggunakan mobil mewahnya, karena dengan ia berjalan kaki bisa merasakan suasana indahnya kota Istanbul dipagi hari.
Istanbul terletak di kedua sisi Bosporus, di Eropa dan di Asia. Ini adalah kota terbesar di Turki. Selama sekitar 470 tahun, Istanbul menjadi ibu kota Turki. Meski kini Istanbul tidak lagi menjadi ibukota, kota ini tetap menjadi pelabuhan utama dan pusat komersial yang paling penting di Turki. Dulu disebut Byzantium, Istanbul menjadi ibu kota Kekaisaran Bizantium (Kekaisaran Romawi Timur) pada 330 M.
Nama "Byzantium" kemudian diubah menjadi Konstantinopel untuk menghormati kaisar Romawi, Konstantinus Agung. Turki Ottoman menaklukkan kota itu pada tahun 1453 dan mengganti namanya menjadi Istanbul.
Sampai di persimpangan jalan, gadis tersebut terpaksa harus menahan langkahnya. Lampu lalulintas baru saja berganti warna menjadi hijau. Sembari menunggu lampu berganti warna menjadi merah, sesekali ia mengamati sekelilingnya.
Bersamanya sudah ada 4 remaja yang mengenakan seragam sekolah SMP dan 3 remaja yang mengenakan seragam sekolah SMA. Lalu disampingnya ada seorang nenek-nenek yang sudah berumur. Gadis tersebut dengan sopan menyapa nenek-nenek yang sudah berumur tersebut dan meminta izin untuk membantu menyeberang jalan.
Tak jauh darinya ada seorang anak kecil yang sedang digandeng tangannya oleh seorang perempuan dewasa, mungkin saja ibunya. Anak kecil itu tersenyum kepadanya dengan memamerkan giginya, dan pastinya gadis tersebut membalas senyumannya.Satu menit kemudian lampu lalulintas berganti warna menjadi merah, mobil-mobil seketika berhenti. Lalu tak perlu basa basi gadis tersebut langsung menggandeng tangan nenek tersebut dan menyebrangi jalan.
Di depan sana sekitar ada 20 orang yang juga menyeberang dari arah berlawanan. Ia sudah berwaspada agar nenek tersebut tidak terpental dengan berjubel orang tersebut.Dari arah depan sana gadis tersebut bertemu dengan seorang remaja yang sedang tersenyum kearahnya. Mungkin saja remaja tersebut sedang menunggu neneknya. Benar saja sesampainya disana nenek tersebut langsung digandeng tangannya oleh remaja tersebut. Tak lupa nenek tersebut berterimakasih kepadanya.
" teşekkür ederim" (terimakasih), dengan tersenyum nenek tersebut dengan cucunya mengucapkan terimakasih.
"rica ederim" (sama-sama), jawabnya dengan bahasa turki sembari tersenyum.
Usai mengantarkan nenek tersebut ia melanjutkan perjalanannya untuk menuju gedung Istanbul University.
Sudah terlihat bangunan yang didominasi oleh warna cream berdiri kokoh didepannya. Keindahannya semakin sempurna dengan sentuhan kaligrafi yang menempel apik di atas dinding. Tak lupa pintu masuknya yang berbentuk seperti masjid menambah kesan agamis bagi Istanbul University.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Hati
Aléatoire#Hak cipta dilindungi Allah SWT Baca aja ya, tanpa mereka ketahui, takdir berkata lain. Pertemuannya di kota byzantium adalah takdirnya. Baca dulu nanti baru menyimpulkan :) Jangan lupa apresiasikan kritik dan saran kalian :), semoga cerita ini me...