•°• Part 17 •°•

320 43 1
                                    

*Jika Anda membaca cerita ini di Platform lain selain WATTPAD, Anda kemungkinan besar berisiko terkena SERANGAN MALWARE.*

*If you're reading this story on a Platform other than WATTPAD, you are most likely at risk of a MALWARE ATTACK*

######



"Auntie kenal pada ahjussi?."tanya Sinb
"Nde. Beri salam padanya, sayang."jawab Boyoung

Sinb menunduk hampir 90 derajat. "Annyeong haseyo. Senang bertemu denganmu, ahjussi."

Jesson tersenyum melihatnya, "Annyeong Sinb-ya."ujarnya

"Kami harus segera pergi. Gajja, Sinbi."

"Sampai jumpa."

"Kenapa samchon melihat Sinbi seperti itu?. Jangan tersenyum seperti itu."komentar Yejoon
"Ck.. Kau ini benar-benar mirip ayahmu. Untung saja wajahmu lebih mirip Taeyeon. Jadi aku tidak terlalu kesal padamu. Ayo pulang, kasihan ibumu."
"Waeyo?."
"Jangan banyak bertanya, kita harus segera pulang."

######

"Gomawo, oppa."Taeyeon berterimakasih saat anaknya dan Jesson sampai rumah dengan selamat

"Kau sudah lebih baik? Kau pucat sekali, Taeng."tanya Jesson khawatir

"Gwaenchana.. Nanti juga membaik. Kau tidak buru-buru?. Masuklah dan kita makan kue."
"Kebetulan ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Taeyeon tersenyum karena dia bisa menebak apa yang ingin dibicarakan Jesson.

"Kenapa tersenyum?."
"Benar kata Stephan oppa, kau adalah orang yang mudah ditebak."
"Memangnya kau tahu apa yang ingin aku bicarakan?."
"Sinbi, Yuri, apalagi yang ingin kau bicarakan denganku kalau bukan tentang mereka."
"Terlihat jelas ya?."

Taeyeon mengangguk...

"Yejoon, ganti pakaianmu, lalu ajak Joy bermain. Eomma harus berbicara serius dengan samchon."
"Ne, serahkan padaku, eomma."

"Dia sangat mirip Stephan. Walaupun menyebalkan tapi sangat bisa diandalkan. Bahkan diumurnya yang baru 4 tahun."komentar Jesson
"Aku tidak tahu harus berterimakasih atau marah padamu. Komentarmu itu benar-benar apa adanya."
"Jujur lebih baik. Kau juga bisa menilainya sendiri. Dia bahkan tadi memarahiku hanya karena aku tersenyum pada Sinbi."

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?."

"Biarkan aku mengantar jemput Yejoon."
"Anak dan suamiku tidak akan menyukainya."
"Ayolah Taeng, bujuk mereka. Aku janji tidak akan telat. Aku ingin melihat putriku."
"Kau yakin dia putrimu? Saat aku tanyakan pada Yuri, dia saja tidak yakin."
"Setidaknya dia bisa menjadi penghubungku dengan Yuri."
"Jangan menjadikan anak-anak sebagai alat. Itu terlalu jahat."
"Aku tidak akan memanfaatkannya, aku tidak akan memaksakan apapun. Aku hanya ingin melihatnya lebih dekat. Coba kau berada di posisiku, Taeng."
"Kenapa tidak langsung temui Yuri saja?."
"Dia tidak akan mau bertemu denganku."
"Kenapa kalian ini terlalu rumit?. Baiklah, Aku akan meminta ijin pada oppa."
"Kau akan meminta ijin hari ini 'kan?."
"Malam ini aku akan memintanya, jadi siap-siap saja besok."
"Oke."

Taeyeon tertawa ketika melihat senyuman dan semangat Jesson. Sudah lama dia tidak melihat itu.

"Wae?."
"Ekspresimu lucu. Sudah lama kau tak berekspresi seperti itu."
"Jinjja?."
"Ne."

Destiny [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang