*Jika Anda membaca cerita ini di Platform lain selain WATTPAD, Anda kemungkinan besar berisiko terkena SERANGAN MALWARE.*
*If you're reading this story on a Platform other than WATTPAD, you are most likely at risk of a MALWARE ATTACK*
•
°
•
°"Eonni, kau dimana?."
"Eonni masih di kampus, waeyo?."
"Aku ingin mengambil barang titipanku waktu itu."
"Ambil sendiri saja, Aku menyimpannya di sudut dekat lemari."
"Nde eonni, gomawo."
"Kau sepertinya menjadi kakak favorit mereka."komentar Eunseo setelah Sinb menutup teleponnya
"Wae? Kami dekat karena ibu kami berteman sangat lama. Dan kebetulan, kami semua yeoja kecuali Yejoon. Jadi kami kompak."jelas Sinb
"Aku kadang mengira, mungkin kalian akan jadi girl grup baru penerus ibunya."ujar EunseoSinb terkekeh mendengarnya, "Menjadi para ibu melelahkan, jadi kami dianjurkan untuk tidak mengikuti jejak karir mereka."
"Setidaknya kalian punya ibu seorang diva, sungguh menyenangkan."
"Tidak juga, ibuku sama seperti ibu lainnya. Bahkan lebih menjengkelkan setelah ada giselle."
Kali ini Eunseo yang tertawa, "Kau yang memintanya."
"Jinjja, kenapa mulutku meminta yang aneh-aneh?. Sial.""Jadi menurutmu, aku harus menyatakan lebih dulu pada Yejoon?."
"Yejoon terlihat pasif, kalau bukan kau siapa lagi?. Hubungan kalian akan seperti ini saja."
"Tapi dia semakin sibuk menjelang kelulusan kita. Dia itu penerus perusahaan."
"Justru itu. Jangan sampai kau kehilangannya. Dia ikan besar."
Sinb terlihat tak nyaman setelah tanpa sengaja mendengar pembicaraan tentang Yejoon. Seperti ada yang salah, tapi dia juga bingung harus bertindak apa?.
"Bagaimana bisa manusia disamakan dengan ikan besar?."gumam Eunseo
Sinb menarik Eunseo dan membawanya menjauh dari sana.
"Wae.. wae.."tanya Eunseo tak terima, dia ingin melabrak orang yang menurutnya mengatai temannya
"Sudahlah, aku tidak ingin ada pertengkaran. Mereka juga teman kita."
"Hanya sebatas teman angkatan. Apa kau akan membiarkan ini?. Orang-orang sekarang ingin berteman dengan Yejoon, padahal dulu mereka enggan mendekatinya. Mereka menjadikan teman kita sebagai jaminan hidup.""Sudahlah... Yejoon juga tidak akan semudah itu dimanfaatkan."
######
"Aku pulang..."
"Selamat malam nona."
"Ahjumma, kenapa masih disini?."
"Saya menunggu nona pulang. Nyonya berpesan, kalau dia akan pulang larut malam."
"Lalu Giselle bagaimana?."
"Nona Giselle sudah ada yang mengantar tadi sore. Dia sekarang sedang asik main sendiri di kamarnya."
"Terimakasih sudah menjaganya, Ahjumma."
"Tidak perlu berterimakasih, ini pekerjaan saya, nona.""Setelah menghangatkan makan malam. Saya akan langsung pulang. Tidak apa-apa?."
"Nde, gwaenchana. Oh iya, apa tadi Rose kemari?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [Complete]
FanfictionTakdir... Tak ada yang tahu takdir setiap manusia... Termasuk takdir mereka yang harus terpisah atau dipersatukan...