Part 10

990 45 42
                                    


Jodha dan Jalal sedang dalam
perjalanan menuju ke hotel tempat
di mana anniversary mereka diadakan, sampai saat inipun Jodha
belum mengetahui untuk menghadiri acara apa, Jalal selalu berkata
'kau akan tahu begitu sampai disana' karena bosan mendapat jawaban yang sama Jodha lebih memilih diam sepanjang perjalanan.

Sesampainya di tempat tujuan.
Jodha keluar lebih dulu menutup
dengan keras pintu mobil, Jalal hanya
terkekeh pelan, Jalal tahu kenapa
Jodha bersikap seperti itu, istrinya
itu masih kesal karena Jalal tetap
tidak memberitahukan tujuan mereka datang ke sini. Jalal ikut keluar dari mobil setelah sebelumnya mematikan mesin mobil terlebih dulu lalu menyusul Jodha yang berdiri 
tak jauh dari mobilnya terparkir.

Dirangkulnya pinggang Jodha dengan erat secara tiba-tiba. Jodha menoleh dan hendak berontak, tetapi Jalal semakin mengeratkan pelukannya. Jalal mendekatkan wajahnya
ke telinga Jodha.

"Ingatlah, sayang, kita berada
di tempat umum. Bersikaplah
layaknya istri untukku. Kau pasti
tidak mau mereka semua tahu bahwa
pernikahan kita hanyalah kontrak,"
bisik Jalal sambil menyeringai,
membuat jantung Jodha berdegup
kencang merasakan hembusan
napas Jalal yang menerpa telinganya.

Jalal pun sedikit menjauhkan wajahnya sambil tersenyum
kepada istrinya.

"Ayo, para tamu pasti sedang menunggu kita," ajak Jalal lembut.

Bagaikan terhipnotis, Jodha mengangguk tanpa sadar. Jalal menuntun Jodha masuk ke dalam.
Dia sangat yakin Jodha akan terkejut saat masuk nanti. Pesta ini untuk mereka, semoga saja berjalan dengan lancar. Itulah doa dan harapan Jalal.

Suara tepuk tangan menyambut kedatangan Jodha dan Jalal.

"Prok... prok... prok..."

Jodha melirik Jalal seolah bertanya
lewat tatapan matanya, Jalal
tersenyum penuh arti.

"Jangan bingung, pesta ini untuk
kita." bisik Jalal di telinga Jodha.

"Apa?!"

"Ya, anniversary kita yang ke 5."

"Aku bahkan tidak mengingatnya."

"Dan untunglah aku selalu mengingat
hari-hari bersejarah bagi kita."

"Apa ini tidak berlebihan Jalal?
Pernikahan kita kan hanya kontrak.
Ini terlalu mewah."

Jalal sedikit kesal karena lagi-lagi
istrinya mengungkit masalah
pernikahan kontrak itu lagi.

"Aku tidak mau tahu, kau
harus bersikap seperti istriku
sesungguhnya."

"Baiklah, demi nama baikmu
akan aku lakukan."

Jalal tersenyum manis sambil
merangkul pinggang istrinya.
Mereka melangkah bersama menuju
meja besar yang sudah dihiasi kue
ulang tahun pernikahan. Tangan
Jalal tak lepas dari pinggang Jodha.

Kini, keduanya berdiri tepat
di depan meja besar tersebut.

Meher mendekati Jalal dan Jodha,
menyodorkan sebuah pisau untuk
memotong kue. Tanpa ragu Jalal
mengambil pisau itu dari tangan
Meher dengan satu tangannya,
karena tangan lainnya enggan
melepaskan rangkulannya pada
pinggang istrinya. Jalal meminta
Jodha memegang pisaunya. Tubuh
kekarnya semakin menempel
di belakang tubuh istrinya, Jalal mengurung tubuh Jodha dan ikut
menggenggam pisau yang di pegang
Jodha. Saat kue sudah terpotong,
satu potong kue dialihkan ke piring
kecil. Jalal mengambil potongan kue
itu dan menyuapkannya ke mulut
istrinya. Jodha membuka mulutnya
dan memakan kue itu, mengunyah
sedikit sebelum benar-benar
menelannya.

Kini giliran Jodha yang menyuapkan sepotong kue ke mulut Jalal. Tanpa ragu Jalal membuka mulutnya sambil menggenggam tangan Jodha, hingga kue itu hampir seluruhnya masuk
ke dalam mulutnya, Jodha menjadi salah tingkah melihat tatapan
intens Jalal

Pernikahan Kontrak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang