Part 14

1.1K 51 18
                                    

Warning 21+

_____

Tubuh keduanya sudah sama-sama
polos tanpa sehelai benangpun, entah
kenapa Jodha merasa malu karena
baru tersadar dirinya telah telanjang
di depan Jalal, ini pertama kalinya ia tidak mengenakan apapun di depan
seorang pria, walaupun pria yang
melihat tubuhnya saat ini adalah
suami sahnya, tetap saja rasa malu
itu lebih mendominasi karena memang belum terbiasa. Jalal terus
tersenyum sambil memandang
istrinya penuh cinta, ia mendekatkan  wajahnya ke wajah Jodha, dan mulai
mencium serta melumat bibir ranum
Jodha. Sungguh Jalal tak pernah
bosan jika sudah mencium istrinya, baginya Jodha adalah candu. Puas
di bibir, ciuman Jalal turun ke leher jenjang Jodha, sesekali ia kecup dan sesekali di ciuminya leher Jodha
hingga meninggalkan bekas merah
keunguan di area lehernya. Jodha
yang memang sudah bergairah hanya
pasrah dan memejamkan matanya
menikmati ciuman Jalal, tangan kiri Jalal meremas pelan buah dada Jodha, sedang tangan satunya lagi membelai perut rata Jodha. Bibirnya tanpa rasa lelah terus mencium leher jenjang sang istri, puas di bibir ciuman Jalal beralih ke salah satu buah dada Jodha. Tanpa ragu Jalal melabuhkan bibirnya dan melumat putingnya seperti bayi yang sedang menyusu pada Ibunya.

"Aahhhh..."

Desahan akhirnya lolos juga dari
bibir Jodha setelah sebelumnya ia
tahan mati-matian, mendengar
desahan sang istri yang menurutnya
sangat merdu membuat Jalal
semakin bersemangat mencumbu
dada Jodha bergantian, bahkan
tangan Jalal satunya semakin turun
hingga tepat berada pada kewanitaan
Jodha, di usapnya dengan lembut
agar Jodha semakin terangsang
dan bergairah.

"Jalal..ahh..itu mu kenapa?" tanya
Jodha sambil mendesah, merasakan
junior Jalal seperti membesar
di depan kewanitaannya.

"Itu berarti punyaku bereaksi
padamu." jawab Jalal tersenyum.

"Maksudmu?" Jodha meminta
penjelasan karena memang dia
tidak paham.

"Juniorku sudah menegang dan
sudah siap memasuki sarangnya."

Ucapan Jalal yang terdengar vulgar sukses membuat rona merah muncul di wajah cantik Jodha, Jalal sangat menikmati wajah cantik istrinya
saat merona seperti saat ini.

"Punyamu sudah basah dan siap
di masuki oleh punyaku.." goda Jalal sambil menggesek juniornya di depan kewanitaan Jodha yang memang
sudah sangat basah dan siap untuk tempur dengan junior Jalal.

"Jalalll...Aaarrgghhhttt... Sakitttt..."

"Tahan sebentar sayang...aahhhh..."

Jodha seketika berteriak sambil
mendesah saja Jalal langsung
memasukkan juniornya dengan
sekali hentakkan, darah perawan Jodha merembes keluar.

"Aaahhh.. kau sangat sempit sayang.."
desah Jalal menikmati sarang
juniornya yang sempit.

Kedua tangan Jodha mengalungkan
kedua tangannya di leher Jalal
hingga tubuh bawah mereka semakin
menempel sempurna, hentakkan
Jalal semakin lama semakin cepat
membuat keduanya mengerang
kenikmatan.

Jalal terus bergerak cepat di atas
tubuh Jodha dengan Jodha yang juga
memaju mundurkan tubuhnya
tak kalah cepat.

"Arrgghhh Jalal..ak,,aku,,.."

"Kita keluar bersama, sayang..."

Setelah cukup lama akhirnya
keduanya mendapatkan pelepasan
secara bersamaan, tubuh Jalal
ambruk di atas tubuh telanjang
Jodha. Nafas mereka terengah-
rengah, saat Jalal sudah mengatur
nafasnya menjadi teratur, dia lalu
mencium kening istrinya cukup lama.

"Terima kasih, istriku." ucap Jalal
setelah melepaskan ciumannya
di kening Jodha.

Jodha membalasnya dengan
tersenyum sambil mengangguk.
Tubuh Jalal bergeser kesamping,
di tolehkan kepalanya melihat Jodha
yang ternyata mulai memejamkan
matanya, sepertinya istrinya
kelelahan usai percintaan mereka.
Jalal menarik tubuh Jodha dalam
dekapan hangatnya, dipeluknya
erat tanpa peduli bahwa mereka
berdua masih dalam keadaan
tanpa sehelai benang.

Pernikahan Kontrak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang