Part 12

966 48 11
                                    

Jodha dan Jalal menikmati sisa
liburan mereka dengan berjalan-
jalan sambil bergandengan tangan
di pinggir pantai. Sesekali Jalal
membenarkan rambut Jodha yang
berantakan akibat angin menerpa
wajah istrinya.

"Jodha..."

Suara itu membuat Jodha dan
Jalal menoleh ke asal suara.
Ternyata itu Sujamal.

"Kau juga di sini?! Apa kau sendiri?"
tanya Jodha sambil tersenyum kepada
Sujamal, tanpa menyadari perubahan
raut wajah Jalal yang cemberut.

"Ya, aku hanya sendiri," jawab
Sujamal membalas senyum Jodha.

Setelahnya, Sujamal dan Jodha
terlibat dalam obrolan santai tanpa
menyadari wajah Jalal yang semakin
menahan amarah.

"Ekhem..." Jalal sengaja berdehem
agar Jodha menyadari kehadirannya.
Jodha melirik ke arah Jalal dan
melihat wajah suaminya yang
tampak kesal.

Jodha menahan tawanya melihat
ekspresi Jalal. Ia tahu betul bahwa
suaminya sedang cemburu melihat
dirinya begitu akrab dengan Sujamal.

"Sujamal, aku duluan ya," pamit Jodha sambil berjalan lebih dulu
meninggalkan Jalal bersama Sujamal.

Jalal mengikuti di belakang istrinya
dan sesekali berbalik menatap
Sujamal dengan pandangan tak suka.
Sujamal hanya membalas tatapan
Jalal dengan senyuman manisnya.

~~

"Kau memalukan, Jalal!" ucap
Jodha saat mereka telah sampai
di kamar hotel.

Jalal yang baru saja ingin menutup
pintu, buru-buru menguncinya dan
berjalan cepat menghampiri Jodha.

"Apa kau bilang?! Aku memalukan
katamu!" sahut Jalal tak terima.

Jodha berdiri dengan tangan
di pinggang tepat di hadapan Jalal,
menatapnya tanpa gentar dan tanpa
berkedip. Jalal terkekeh geli melihat
tingkah istrinya yang aneh, tapi
walaupun begitu Jalal sungguh sangat
mencintai istrinya itu.

"Ya, aku tahu kau tidak suka aku
dekat dengan Sujamal. Iya kan?!"

Jalal tetap diam, berjalan santai
menuju tempat tidur lalu duduk
di sana. Jodha mengikutinya dengan
perasaan marah, merasa tidak
terima diabaikan seperti itu.

"Jalal! Aku sedang bicara denganmu!Kenapa kau hanya diam saja, ha?!"
teriak Jodha, berdiri tepat di hadapan
Jalal yang duduk santai bersandar
pada kepala ranjang.

"Sudahlah, aku lelah dan ingin
istirahat sebentar. Jangan berteriak lagi, pendengaranku masih normal, sayang," ucap Jalal dengan santai. Perlahan matanya mulai terpejam, tidak memperdulikan istrinya yang sedang menahan kekesalan.

"Dasar menyebalkan! Pria egois!Pemaksa! Pencemburu! posesif!"
umpat Jodha dengan kesalnya, ia
lalu masuk ke kamar mandi dengan
membanting pintu begitu keras.

Jalal yang belum sepenuhnya
tertidur, tersenyum tanpa
membuka matanya.

***

Setelah menempuh perjalanan
cukup jauh, akhirnya Jalal dan
Jodha tiba di rumah mereka.

Jodha keluar dari mobil tanpa
mengucapkan sepatah kata pun.
Jalal hanya bisa menghela nafas
berat. Dia tahu kenapa Jodha bersikap
seperti itu. Semua ini pasti karena
kejadian kemarin, setelah dirinya
mendiamkan Jodha sampai esok
hari. Sebenarnya, Jalal tidak marah pada istrinya, hanya saja dia ingin
memberi efek jera agar Jodha tidak
terlalu akrab dengan pria lain,
terlebih di depan suaminya.

Jodha membanting pintu kamarnya dengan keras. Dia masih kesal dan marah pada suaminya. Jodha tidak terima didiamkan oleh Jalal sampai esok hari. Menurutnya, kecemburuan Jalal sangatlah berlebihan. Jalal
marah hanya karena dia membalas
sapaan Sujamal dan mengobrol
sebentar.

Pernikahan Kontrak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang