Part 16

935 50 26
                                    

Jalal mengusap wajahnya kasar,
tidak habis pikir bagaimana surat
perjanjian itu bisa bocor ke publik.
Bukankah ia menyimpan surat itu
di rumahnya? Jalal curiga, mungkin
ada orang lain yang masuk ke rumah
dan tidak sengaja menemukan surat
tersebut. Jalal akan mencari tahu
nanti setelah masalah ini selesai.
Siapapun orangnya, Jalal tidak akan
pernah memaafkan dalang dari
semua kekacauan ini.

Tok.tok.tok.

"Masuk."

Masuklah manajernya dengan
wajah marah.

"Gara-gara ulahmu, banyak yang
membatalkan kerja sama kontrak
kita. Kalau begini terus, karirmu
akan benar-benar hancur, Jalal.
Para produser tidak akan ada yang
mau lagi mengontrakmu!" omel
manajernya marah besar.

"Semuanya sudah terlanjur terjadi,
mau bagaimana lagi."

"Apa kau bilang?! Santai sekali
kau menanggapi masalah besar
ini, Jalal!!"

"Atur konferensi pers untuk
malam ini, aku akan jujur pada
semuanya."

Manajernya hanya bisa menghela
nafas pasrah. Ia berharap, mungkin
dengan adanya konferensi pers
bisa meredakan berita yang sudah
terlanjur viral di semua media sosial.
Belum lagi pemberitaannya sudah
masuk berita gosip artis.

~~

"Kak Jodha, kau sedang lihat apa?"
tanya Meher penasaran dan duduk
di samping Jodha.

Jodha memperlihatkan beberapa
artikel yang memberitakan
tentang dirinya dan Jalal.

"Apa karena ini Jalal tidak pulang
dan menyuruhmu menemaniku?"
tanya Jodha menatap Meher.

Meher mengangguk pelan,
Jodha menangis. Meher memeluk
Jodha, berusaha menenangkan. Jodha sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri, jadi dia bisa merasakan kesedihan Jodha saat ini.

"Kenapa, Meher...kenapa! Kenapa
Jalal harus menanggungnya sendiri,
padahal aku juga bersalah hiks...
dalam hal ini..." Jodha terus bicara
sambil terisak pelan.

"Sabar, Kak Jodha, Kak Jalal pasti
bisa menyelesaikan masalah ini.
Jadi Kak Jodha turuti apa kata Jalal,
jangan keluar rumah dulu untuk
sementara ini sampai berita itu
mereda. Kita tunggu beberapa hari,
aku yakin Kak Jalal bisa membuat
keadaan kembali seperti semula."
ucap Meher, mengusap punggung
Jodha lembut.

Meher dapat merasakan Jodha
mengangguk. Dia bernapas lega
karena akhirnya Jodha mulai tenang
dan tangisnya pun sudah mereda.

"Aku heran, Meher, bagaimana
mungkin ada yang tahu tentang
pernikahan kontrak kami? Setahuku
hanya kami berdua yang tahu hal
ini," ucap Jodha diliputi rasa
penasaran.

"Aku juga tidak tahu. Aku tahu
kalian ternyata menikah kontrak
saja siang tadi. Kebetulan aku
ada di rumah orang tua Kak Jalal.
Saat Kak Jalal ingin pulang, nenek
menyalakan TV dan tiba-tiba berita
tentang kalian sudah tersebar
di beberapa infotainment. Kak Jalal
sangat terkejut setelah melihat berita
itu. Makanya Kak Jalal langsung
menyuruhku untuk ke sini
menemuimu," Meher menjelaskan
awal mula ia tahu tentang
pernikahan kontrak itu.

"Meher, apa mungkin ada yang
membocorkan surat perjanjian
kami lima tahun lalu ke publik?"

"Apa maksudmu, Kak?"

"Lima tahun lalu kami sempat
memperbarui kontrak menjadi
enam tahun. Jauh sebelum kami
memperbarui kontrak, Jalal pernah
bilang bahwa dia sudah merobek
surat perjanjian kami yang dulu.
Ada saat di mana Jalal menyatakan
cinta padaku, tapi aku masih takut
percaya pada Jalal waktu itu. Aku
mengingatkan Jalal tentang status
pernikahan kontrak kami. Jalal marah
dan membuat surat perjanjian baru
dengan diperpanjang menjadi enam
tahun. Sebelum kami... ehh itu..."
Jodha ragu untuk melanjutkan
ucapannya, dia malu jika harus
mengatakan sebelum malam pertama
mereka sempat membahas surat
perjanjian itu. Meher yang mengerti
seketika tersenyum manis.

Pernikahan Kontrak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang