Part 13

1K 49 15
                                    

"Nenek!"

Seru Jalal tak percaya, neneknya benar-benar ada di hadapannya
saat ini. Jalal menghela napas berat. Kedatangan sang nenek yang tiba-tiba ini memaksa Jalal menunda malam pertama yang telah ia rencanakan bersama istrinya.

"Kau tidak senang Nenek datang
kemari?" tanya neneknya dengan
nada ketus.

"Bukan begitu, Nek. Aku senang
Nenek datang ke rumah kami. Ayo, masuk dulu," jawab Jalal sambil mempersilakan neneknya masuk.

Jalal menuntun neneknya duduk
di sofa ruang tamu.

"Istrimu kemana?"

"Dia sedang masak nasi goreng."

"Apa?! Ini sudah lewat jam makan malam, Jalal. Dan istrimu itu baru masak?! Mana cuma masak nasi goreng," ucap nenek setengah kesal.

"Nenek, jangan salah paham dulu. Istriku baru memasak itu karena kami baru saja bangun tidur. Aku dan Jodha kelelahan setelah pulang dari liburan. Kami langsung istirahat saat sampai rumah, hingga tak terasa kami tertidur sampai jam 9 malam," jelas Jalal panjang lebar. Ia tak suka jika istrinya terus disalahkan oleh neneknya.

Jalal tahu betul, neneknya sejak
dulu tidak pernah menyukai Jodha. Bahkan mungkin sampai sekarang, neneknya masih tetap sama.

"Jalal, siapa yang da.." ucapan Jodha
terhenti saat melihat neneknya
Jalal di ruang tamu.

"Selamat malam nek." sapa Jodha
dengan ramah, walaupun neneknya
Jalal ini tidak menyukainya tapi
Jodha tetap bersikap sopan terhadap
orang yang lebih tua darinya.

Wanita tua yang merupakan nenek
suaminya itu hanya membalas
dengan wajah datar.

"Apa Nenek akan menginap?"
tanya Jalal berusaha mengalihkan
perhatian neneknya.

"Jika istrimu tak keberatan," jawab
nenek menatap dingin pada Jodha.

Jodha hanya menunduk, tidak berani
menatap dingin nenek suaminya itu.
Jalal yang menyadari situasi segera berdiri dan merangkul bahu istrinya dengan mesra. Nenek mendengus tak suka melihat perlakuan manis Jalal terhadap Jodha, wanita yang tidak
dia harapkan menjadi istri Jalal.

"Istriku pasti tidak akan keberatan
jika Nenek ingin menginap. Iya kan
sayang?" ucap Jalal lembut, menatap
Jodha dengan penuh cinta. Jodha
tersenyum dan mengangguk.

"Tentu saja tidak, Nenekmu juga
nenekku. Jadi tidak ada alasan bagiku
melarang nenek menginap di sini."

"Nenek, dengarkan. Istriku tidak
keberatan," ucap Jalal beralih
menatap neneknya.

"Apa Nenek ingin makan? Kebetulan
aku masak nasi goreng lebih banyak.
Aku rasa cukup untuk kita bertiga,"
tawar Jodha dengan ramah pada Neneknya Jalal itu.

"Terserah kau saja," sahut nenek
singkat. Jodha mencoba tersenyum.

"Ya sudah, kalau begitu ayo, Nek.
Kita makan sama-sama."

Jalal membantu neneknya berdiri, menuntun sang nenek ke ruang makan diikuti Jodha di belakangnya.

Dengan penuh perhatian, Jodha
melayani Jalal dan nenek dari
suaminya itu. Jalal menatap istrinya sambil tersenyum hangat.

"Nasi goreng buatanmu enak sekali,
sayang, aku jadi pengen tambah lagi."
puji Jalal tulus membuat Jodha
tersenyum.

"Terima kasih, Jalal.. kalau kau suka
aku tidak keberatan jika memasak
nasi goreng untukmu kapanpun
kau mau." tawar Jodha dengan tulus.

"Bagaimana nek, enak bukan?"
tanya Jalal pada Neneknya.

"Rasanya lumayan." jawab neneknya
sedatar mungkin, malu mengakui
bahwa masakan Jodha memang enak.

Pernikahan Kontrak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang