Bagian 4

3.3K 461 44
                                    

“halo, mamah apa kabar” 

“mamah baik kok disini, kamu apa kabar disana Jun"

"Injun baik baik aja kok mah"

"jangan lupa obatnya diminum terus" 

"iya mah iya" 

"yaudah, mamah tutup ya, abis ini mamah mau rapat, bye" 

"bye bye" 

ditelpon oleh mamahnya merupakan hal yang Rayhan kurang suka, seolah olah saat mamahnya menelpon rasa sakit yang dia rasakan juga ikut muncul secara perlahan lahan. Rayhan ingin bercerita mengenai hari harinya, tapi mamanya terlalu sibuk dan hanya bertanya tentang kesehatannya. hanya sekitar lima menit Rayhan paling lama berbicara dengan orang tuanya. Rayhan kesepian, itulah alasan mengapa dia pindah ke Indonesia.

Rayhan memandang obat obatan yang dia pegang dari tadi, dia ingin terlepas dari cengkraman obat itu. Namun apa daya, jika dia terlepas dari obat obatan, justru penyakitnya yang mencengkramnya, dan rayhan membenci fakta itu. 

Ceklek

"WOI MAKAN, DIEM DIEM BAE DIKAMAR BURU TURUN, MAKAN" panggil Raden tidak sabar karena dari tadi keluarganya menunggu Rayhan keluar untuk makan bersama, namun yang ditunggu tunggu tidak kunjung muncul dari peradabannya. 

"iya bentar, abis telponan sama nyokap" 

"ohh, bibi baik baik aja kan" 

"iye mak gue baek baek aja" 

"syukurlah, eh itu apaan di tangan lo? lo sakit Ray" tanya Raden saat melihat botol obat di tangan Rayhan.

"oh ini cuma vitamin, yok makan lah gue udah laper" jawab Rayhan dengan nada dibuat senormal mungkin. 

Rayhan memang menyembunyikan penyakitnya dari keluarga Raden. Dia nggak mau menambah beban pamannya, dengan adanya dia di sini saja Rayhan sudah merasa menjadi beban. Biarlah dia saja yang menangani masalah penyakitnya. 

°°°
A

khir pekan ini terasa berbeda bagi lima anggota Pandawa, mereka mempunyai kegiatan baru untuk dilakukan bersama sama, yang tak lain dan tak bukan ialah berkumpul di basecamp. Ya walaupun disana juga mereka tidak melakukan apa apa hanya rebahan, menonton tv, main ps. 

Basecamp mereka di rumah Raden dan karena kemuliaan hati dari Ayah Raden, mereka dibuatkan sebuah ruangan khusus di loteng untuk mereka berkumpul. 

"Esa kemana dah kok ngga keliatan batang idungnya?" tanya Raka sambil mengunyah potato chip kesukaannya. 

"Gue tadi dichat dia, katanya nanti nyusul, lagi nganterin maknya ke pasar" jawab Rayhan sekenanya.

"buset anak mami banget tu anak" kaget Arya 

"gausah kek gitu, palingan lo juga kek gitu ke mak lo kan" 

"ngga, gue ngga gitu kok, emak gue udah gue anterin ke peristirahatannya yang terakhir, gabakalan gue nganter mak ke pasar, yang ada malah serem anjir kalo sekarang gue nganterin mak kepasar ehehe" tiba tiba suasana menjadi murung, walaupun Arya sudah menyelipkan 'hiburan' di akhir peekataannya, namun Raden dan kedua temannya merasa tidak enak dan meminta maaf mengenai hal itu sedangkan Arya merasa ngga ada yang perlu untuk dimintai maaf, toh dia juga belum bilang bahwa ibunya telah tiada. 

"jadi sekarang lo tinggal sama siapa?" 

"gue tinggal sama adek gue, ada bibi juga yang ngurus rumah, bokap gue gatau kemana, mungkin udah tenggelam di rawa rawa" 

Pandawa [NCT 00L] END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang