TOK TOK TOK!!
"Kala bukain pintunya, ini abang Rayhan sama Abang Esa"
TOK TOK TOK!!
"Kala, bukain ya jangan bikin kita khawatir"
ceklekk
tanda pintu terbuka, Esa dan Rayhan langsung memeriksa keadaan adik sahabat mereka.
"b bang Aya ngga pa-papa kan bang?"
"iya bang Aya ngga papa, Kala yang tenang ya, jangan nangis lagi ya" jawab Rayhan menenagkan sambil memegang tangan Kala. Namun ada yang tidak beres dengan keadaan anak kecil itu, tangannya panas dan sedikit gemetar. Rayhan memandang Esa sambil memberi kode bahwa Kala sedang ngga baik baik aja.
"Kenapa Ray?"
"lo bawa motor kan tadi"
"bawa, emang kenapa"
"bantu gue bawa Kala cabut dari sini, ke basecamp kalo ngga ke rumah sakit, dia kurang sehat kayanya"
"serius?? oke lah. Kala kita pergi dari sini dulu ya"
"Ngaa mau, nanti Abang kena pukul ayah, ini semua salah kala kak, Kala ngga mau per.."
"KALAA!!! ASTAGA" teriak mereka saat mengetahui kalau Kala pingsan.
"Aduhh cepetan Sa ambil motor, CEPET!!!"
Esa berlari menuju parkiran disusul oleh Rayhan yang membopong Kala. Sesampainya di lantai bawah, keadaan yang sudah kacau bertambah kacau saat Arya melihat Kala tak sadarkan diri.
"Kala kenapa Ray?" tanya Arya panik setengah mati.
"dia pingsan, udah Kala biar gue yang urus, Lo selesain dulu urusan lo sama bokap lo, dan buat Raka sama Raden, jagain temen lo biar ngga lepas kendali"
"oke sip, gece bawa Kala ke rumah sakit, nanti kabarin gue kalo udah disana" ucap Raka melihat muka Kala yang udah pucat.
Rayhan pun pergi membawa Kala menuju RS terdekat. Suasana rumah kembali memanas, Raka rasa dia ingin membuat pop corn karena sehabis ini dia rasa akan bertambah seru. bercanda. Raden hanya bersiap siap untuk keadaan yang sudah ia ramal bakalan lebih panas dari cuaca siang hari di Surabaya.
"PUAS LO PUAS LIAT ADEK GUE KAYA GITU, PUAS"
BUGHH!!! BUGHH!! BUGH!!!
yang dipukul hanya diam membisu tidak menyangka anaknya akan seberani ini memukulnya.
"ARYA, kendaliin diri lo njir, itu bokap lo main bogem aja, itu bapak bapak bukan samsak!!" teriak Raka, sedangkan Raden memegangi tubuh Arya.
"Bokap?? Ayah?? gue rasa sekarang bokap gue udah MATI, bunda yang dulu ngebanggain suaminya yang sangat PERHATIAN dengan keluarganya ternyata salah, apa ini? Adek gue, dia 5 tahun ngga pernah sedikitpun dapet perhatian sama laki laki itu, Adek gue selama 5 tahun dia takut dan trauma liat ayahnya sendiri Ka. gue yang terlalu percaya diri kalo Dia bakal berubah, dan bisa ngeyakinin si Kala kalau Ayahnya ngga semenakutkan itu. tapi nyatanya apa??" pertahanan Arya pun goyah dia menangis. Arya tidak tahan dia marah, dia sedih adiknya seperti ini. Raka hanya diam sembari menepuk pundak temannya.
"Gue harus ke Rumah Sakit sekarang"
"Kita juga ikut, Rayhan abis aja kirim alamat Rumah sakitnya" Ucap Raka sambil menunjukkan pesan dari Rayhan.
"yaudah gue keluar dulu, tolong kasih tau bapak bapak itu kalo masih punya hati dia boleh masuk ke kamar bunda, diasana masih banya barang bunda dan ada beberapa barangnya Kala, oh sama disana juga ada kado dari Kala buat Ayahnya. gue males ngomong sama dia" kata Arya kepada kedua temannya, yang masih bisa didengar oleh Ayahnya. Arya mengambil jaket yang berada di sofa kemudian melangkah keluar ke garasi.
"om, maaf nih ngga bisa ngobatin, biasanya Arya naroh kotak P3K di bawah meja TV om, nah kalau om berubah pikiran om bisa dateng ke RS Harapan, saya permisi om" setelah berbicara dengan Ayahnya Arya, Raden langsung bergegas menuju garasi menyusul Arya dan Raka disana.
"hmm, menyusahkan saja mereka" gumam orang tua itu. Dia berjalan menuju lemari untuk mengambil P3K disana karena dirasa didekat bibirnya sedikit sobek.
Disaat kotak P3K dibuka, terdapat secarik kertas disana bertuliskan
'Bang Aya jangan sakit lagi ya, Ayah juga jangan sakit. Bang Aya sama Ayah jangan berantem. Kala sayang Bang Aya sama Ayah.'
Kaki laki laki itu pun tanpa ada perintah, melangkah menuju kamar 'Bunda'. Setelah membuka nya, ruangan itu tidak berubah sama sekali posisinya, hanya ada beberapa coretan spidol di tembok karena ulah Kala. Foto foto mendiang istrinya pun masih tertata rapi disana, banyak terdapat album foto disana. Momen momen keluarga yang sering diabadikan sang istri dan ada album yang bertuliskan "pangeran dan calon pangeran baruku" dimana berisi momen momen sang istri bersama Arya dan juga momen saat dia mengandung Kala.
Tepat di atas ranjang terdapat kado berwarna biru muda. Dia mengambilnya dan membuka kado tersebut. Didalamnya terdapat gambar khas anak TK dimana ada 3 orang laki laki dan 1 orang perempuan yang digambar memiliki sayap disana. dibawah gambar tersebut bertuliskan Ayah, Abang Aya, Kala, sama bunda.
Terdapat secarik kertas juga didalam kado tersebut. Tulisannya masih berantakan fan dapat ditebak yang menulis ialah Kala. Lelaki itu membacanya, diam, dan kemudian berlari ke garasi dan pergi ke suatu tempat yang ingin ia tuju sekarang. kertas yang sempat dibaca pun dia bawa.
°°°
"Rayhan, gimana keadaan Kala? dia baik baik aja kan? ngga ada yang serius kan? plis jawab jangan bikin gue khawatir"
"udah udah tarik napas dulu terus hembuskan, tenang tenang, kala ngga papa, cuma kata dokter trauma dia balik lagi"
" udah gue duga bakalan kaya gini, ini semua salah gue, kenapa gue kudu manggil Ayah, gue egois" sesal Arya sambil memukul kepalanya beberapa kali. Dia takut kehilangan Kala, keluarga satu satunya yang dia punya.
"udah stop Ar jangan nyalahin diri lo sendiri, Kala juga ngga papa kok, udah udah yang berlalu biarlah berlalu" ucap Esa menenangkan
tbc
haii balik lagi dengan akuu..
maaf ya ehhehe slow updatemakasih juga sama yang udah mampir kesini, love you all
oh ya sama aku mau ngomong, dunia lagi sakit, ada si corona yang masih mencari mangsanya. Jadi pesenku, jaga kesehatan kalian, selalu cuci tangan, jaga kebersihan. tetep semangat ya kalian semua. ( ◜‿◝ )♡
bonus pict:
bang Aya pake topi ehe
dapet salam juga dari Kala katanya "semangat cece/gege"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandawa [NCT 00L] END ✔️
Fiksi Penggemar'kalo ada masalah ya diselesaiin. kalo ngga ada masalah ya jangan cari masalah.' "ngga usah sok pake bahasa inggris, kalo pake 'Pandawa' aja kita udah bisa ngubah pertemanan jadi persaudaraan" Ucapan Rayhan yang disetujui oleh empat temannya, Esa...