Part 30 Penghapus kecil

27 12 4
                                    

Spesial Part Andra dan Aulia

Setelah kepulangan Zenkiya rasanya ada yang aneh, Andra kembali merasakan perasaan yang pernah ia rasakan dulu. Tapi lagi-lagi Andra mencoba menepisnya karena tahu ini tidaklah benar.

"Bibi tolong bereskan ini ya" pinta Andra

"Iya den" kemudian bi Marni membereskan bekas makanan tadi

"Neng Zenkiya baik ya den, bawain makanan segala. Terus tadi neng Aulia juga kenapa malah balik lagi den emang nggak diajak minum dulu?" Ucapan bi Marni semuanya membuat Andra membelalakkan mata seketika

"Aulia? Emang kapan Aulia kesini bi?" Tanya Andra

"Loh bukannya tadi neng Aulia sempet masuk?" Bi Marni malah balik bertanya

"Nggak ada Aulia bi, dari tadi cuma ada Zenkiya. Bibi salah lihat kali" gurau Andra

"Beneran den. Malah bibi suruh masuk terus nggak lama kemudian neng Aulia langsung pulang lagi" ucap Bi Marni

Andra berfikir sejenak tentang Zenkiya yang ada dirumahnya

"Haduh" Andra mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa Aulia datang kerumahnya lalu disambut dengan pemandangan yang kurang mengenakkan. Pasti Aulia semakin marah padanya.

Andra mencoba menghubungi Aulia tapi tidak ada jawaban sama sekali dari sana. Andra mencoba kembali dan ternyata telponnya dijawab oleh Aulia, perasaan senang kini menyelimuti Andra.

"Hallo" ucap Andra ragu

"-_-"

"Aulia gue mau jelasin semuanya"

"Gue mau nanti malam kita ketemuan di Restoran tempat biasa jam tujuh" Aulia memotong bembicaraan Andra.

"Ia gue nanti kesana"

Sambungan langsung terputus dan Andra masih saja menempelkan ponsel ditelinga nya. Andra sangat merindukan suara Aulia yang malu-malu jika ditelpon olehnya, ia juga merindukan senyuman dan rona merah di pipinya. Andra meletakan ponselnya lalu duduk sambil sesekali memijat kepalanya yang ia rasa sangatlah pusing.

• •
Dua insan kini tengah berada dalam lingkup kecanggungan, Andra dan Aulia merasakan satu sama lain bukan seperti sedang berhadapan dengan manusia melainkan batu yang hanya diam membisu.

"Sorry Andra ganggu waktu lo. Mungkin langsung aja gue mau bicara" ada jeda yang Aulia ciptakan sehingga waktunya ia gunakan untuk menghirup udara dalam-dalam.

"Plis Jangan bicara yang aneh-aneh Aulia" batin Andra

"Lo cerdas juga yah. Menghadirkan seseorang untuk melampiaskan luka dan berharap luka lama itu akan hilang, memang menurut gue cerdas lah" ucap Aulia

Andra semakin mengerutkan kening
"Faktanya luka itu semakin menghilang dan seseorang yang dihadirkan tersebut memang benar hanya sebuah penghapus kecil" ucap Aulia lagi.

"Aulia gue harap Sekarag Lo sedang berfikiran jernih" karena Andra merasakan firasat yang tidak enak

"Ada yang beranggapan seperti ini, sejauh apapun sebuah hubungan, orang yang pertama hadir dalam hidup kita akan tetap ada walaupun memang hanya secercah cahaya kecil" entah kenapa suara Aulia semakin bergetar

Andra menggenggam lembut tangan Aulia
"Jangan beranggapan yang aneh-aneh, gue sayang sama Lo Aulia"

Aulia melepaskan genggaman Andra secara perlahan
"Andra mungkin hukum alam tidak suka jika kita bersama" ucap Aulia memelan

Andra tidak bergeming

"Mungkin tidak? jika kita akhiri saja hubungan ini" kemudian Aulia tersenyum kecut

Senja Tak Berakhir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang