Part 34 Berakhir

19 9 0
                                    

Andra masih tercengang melihat keadaan kamar Zenkiya dimana seluruh sudut kamar dipenuhi dengan foto-foto kebersamaannya pada saat berpacaran dulu. Andra menelusuri setiap inci kamar Zenkiya, Andra melihat foto dengan ukuran sangat besar dimana foto itu adalah foto dirinya yang terpampang jelas tengah tersenyum manis. Andra yang melihatnyapun merasa terhipnotis karena mengikuti senyuman tulus yang ada difoto tersebut.

"Inilah posisi kamar gue dari dulu gak pernah berubah" ucap Zenkiya. Andra tak tahu pasti karena selama ini Andra tidak pernah masuk kedalam kamar Zenkiya, ini pertama kalinya bagi Andra

"Itu foto-foto kebersamaan kita dulu, lihat sangat bahagia kan?" Tanya Zenkiya seraya tersenyum kearah foto

Entah kenapa kini dada Andra terasa sesak mengingat kenangan-kenanganya bersama Zenkiya terputar kembali dalam pikiran Andra.

"Sebenarnya rasa gue gak pernah berubah, tetap sama Andra" tutur Zenkiya dengan suara bergetar

Sedangkan diluar Aulia sudah menepikan mobilnya tepat disamping mobil Andra. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi jika Andra benar tengah berada dirumah Zenkiya. Dada Aulia mulai sesak ketika Aulia berhasil melangkah masuk kedalam rumah Zenkiya, saat berada diruang tamu hasilnya nihil sama sekali tidak didapati Andra tengah berada disana. Bukannya seorang tamu tepatnya memang diruang tamu? Tapi Aulia masih positif thinking mungkin saja Andra sedang di kamar kecil, dan Zenkiya juga sama sekali tidak terlihat batang hidungnya.

"Lo harus kuat kalo misalkan kenyataan nya gak sesuai apa yang Lo harapkan" ucap Dea

"Iyah" Aulia menjawab pasrah. Sudah tidak ada lagi pembelaan yang keluar dari mulut Aulia

"Kamar Zenkiya ada diatas" ucap Dea sambil menuntun Aulia untuk mengikutinya

Aulia hanya mengikuti jejak Dea yang akan membawanya kesebuah fakta atau hanya opini belaka. Langkah demi langkah rasanya semakin berat, ditambah kedua jari tangan Aulia tidak seperti orang normal melainkan sangat dingin sekali. Aulia meremas-remas tangannya cemas dan berharap apapun yang terjadi ia akan bisa menerimanya.

Pintu kamar sudah terlihat jelas, dan Aulia malah menghentikan langkahnya saat beberapa langkah lagi tepat didepan pintu.

"Ayo" bisik Dea

Sedangkan Andra masih saja memperhatikan foto-foto dirinya dan saat tak sengaja melihat sebuah kotak lalu ia ambil sebuah kotak merah yang ada diatas laci itu. Saat dibuka itu adalah sebuah kalung, kalung itu masih persis sama seperti dulu saat pertama kali ia memberikannya kepada Zenkiya. Kalung dengan huruf F & Z penggabungan huruf itu sengaja Andra beli karena sesuai dengan nama depan Fenandra dan Zenkiya.

"Lo masih ingat kalung itu?" Tanya Zenkiya

Andra hanya tersenyum miring sambil terus memandangi kalung itu.

"Gue masih simpan pemberian Lo. Gue mau pake kalung itu lagi ya karena bagus aja lihatnya, tapi gue mau Lo yang pasangkan kalung itu ke leher gue" pinta Zenkiya

"Sebelum gue benar-benar hilang dari pandangan Lo. Gue gak minta apa-apa Andra cuma lo pasangkan kalung itu" Zenkiya berkata lagi saat merasa Andra tidak merespon apa-apa

Andra berfikir keras, apa salahnya jika Andra menuruti permintaan Zenkiya yang menurutnya juga tidak terlalu berat hanya memasang kan sebuah kalung. Lagipula ini terkahir kalinya Andra akan bertegur sapa dengan Zenkiya jadi ia harus sedikit membuat dirinya bahagia.

Andra melangkah gontai menuju kearah Zenkiya sambil membawa kalung yang terus saja ia lihat. Andra tidak menyangka sudah berapa tahun tapi Zenkiya masih tetap menyimpan kalung pemberiannya.

Aulia mengintip dari balik pintu, bagaikan menelan pil pahit ternyata Andra benar tengah berada di kamar Zenkiya. Bibir bawah Aulia bergetar karena berusaha memendam tangisannya apalagi saat ia melihat Andra membawa sebuah kalung dengan huruf F & Z yang Aulia yakini itu adalah nama awal dari mereka.

Senja Tak Berakhir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang