Suara seruputan yang berasal dari gelas pertanda isi didalam gelas tersebut habis kini sudah tidak terdengar lagi.
"Gue masih haus nih" ucap Mela setelah menyeruput habis tak tersisa Bubble tea yang ia beli di pinggir jalan dengan teman-temannya.
"Beli lagi lah, bukannya curhat" jawab Adel
"Nggak ah ngirit nih" ucap Mela sambil menepuk-nepuk saku dibagian baju putihnya. Mereka memang tidak pernah ada kata gengsi soal makanan, yang penting sehat itu prinsip mereka, tak peduli entah diwarung kecil atau di pinggir jalan.
"Yo ah pulang" ajak Aulia setelah selesai minum
"Ayo" jawab mereka berdua tak lupa mereka menyerahkan terlebih dahulu uang lembaran ke penjual Es Bubble
Setelah didalam mobil, pandangan mereka tak sengaja menangkap sosok Andra naik motor berhenti di hadapan warung.
"Itu si Andra" tunjuk Adel
"Biarin aja" ucap Mela dengan ketus, tapi matanya tetap saja mengikuti arah Andra yang semakin tertinggal dibelakang.
"Itu masih kepo" ucap Adel
"Mel jangan gitu, lagi pula Andra belum punya pacar kok, lo masih bisa berjuang ngedeketin Andra. Kayaknya dia juga suka sama lo. Gue dukung lo Mel" ucap Aulia sagat jelas aura kesedihan yang terlihat oleh Adel dari pantulan kaca karena ia duduk di belakang kemudi.
"Lah bener? Ya bagus deh, gue jadi semangat lagi. Tadinya gue udah gak inget alias lupa sama si Andra, tapi lo bilang gitu gue jadi semangat lagi"
Au.. Lo itu mau masuk kekandang macan, lalu membangunkan macan yang lagi tidur. Batin Adel
Aulia hanya menampilkan senyum semanis mungkin, ia tidak boleh menampilkan kesedihan didepan sahabatnya. Kini dimobil tinggal tersisa berdua yaitu Adel dan Aulia. Adel sengaja memaksa Aulia agar Mela yang diantar pulang duluan, karena ada sesuatu yang patut dibicarakan tanpa Mela ketahui, jika hari biasanya Aulia akan mengantar Adel terlebih dahulu karena memang jaraknya yang paling dekat.
"Au lo sadar gak apa yang dibicarakan Mela tadi?" tanya Adel setelah mobil berhenti dipinggir jalan.
"Ya gitu, seperti yg kita dengar Mela mau sama Andra" jawab Aulia
"Hey Aulia anaknya bapak Hilman cerna dong kata kata Mela, dia itu udah ngelupain Andra dan gara gara lo ngomong kaya tadi dia malah bangkit lagi mengejar yang tidak pasti" ocehan Adel sudah seperti ibu yang memarahi anaknaya
"Adela kita kemarin kan udah setuju mau deketin Mela sama Andra, lalu kenapa?"
"Ya gausah pake ngomong Andra suka sama Mela juga, itu namanya fitnah Au FITNAH." tegas Adel
"Gue cuma mau yang terbaik"
"Terbaik? Saat lo tadi ngomong gue lihat mata lo berkaca-kaca."
"Yaudahlah gak usah ngomongin ini terus, siapa tahu besok lusa kelar dengan sendirinya" ucap Aulia
"Kelar dengan sendirinya" ucap Adel mengulang perkataan Aulia dengan suara kecil menyerupai bisikan,
• •
Novel, novel, novel. Tak ada hal lain yang dilakukan menjelang tengah malam, sudah menjadi kebiasaan yang wajib bagi Aulia, rutinitas sebelum tidur dan saat jam pelajaran kosong. Suara deringan ponsel terdengar dari arah bantal sebelah kiri, kemudian dengan cepat Aulia mengambil hanpone tersebut lalu melihat siapa yang menelpon.
"Andra" gumam Aulia
Aulia terpaksa mengangkatnya takut ada sesuatu yang penting dan dalam hati kecilnya ia sangat bahagia ditelpon Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Tak Berakhir (End)
Genç KurguAulia pov Karena kepindahan dia kenapa jadi berubah seperti ini? Terutama sahabatku yang satu ini jadi alay. Dan aku juga berubah? Dari mulai kesel sama dia, merasa bersalah, terus perasaan canggung, terus saja perasaan ini berganti seiring waktu be...