Suasana pagi yang dingin ditemani segelas kopi panas memang sangat cocok untuk menghangatkan tubuh, dan itulah yang sekarang sedang dinikmati oleh Andra dan Fariz. Masih gelapnya pagi ini membuat uap kopi sangat terlihat jelas menyeruak menelusup masuk ke dalam hidung.
"Lo bneran udah tepat mengambil keputusan?" Tanya Fariz kembali memastikan
"Gue bener-bener udah yakin" ucap Andra meyakinkan
"Awas jangan pernah salah mengambil langkah" Fariz terus saja meyakinkan Andra
"Gue harap dengan keputusan yang gue ambil ini bisa menjadi keputusan yang terbaik buat gue dan orang disekitar gue" ucap Andra diakhiri dengan helaan nafas panjang
"Gue gak bisa berbuat apa-apa semuanya kembali lagi pada diri Lo sendiri" ucap Fariz sambil menepuk-nepuk bahu Andra
"Thanks bro" ucap Andra entah ini terimakasih untuk apa yang jelas Andra ingin saja mengucapkannya
• •
Seperti biasa, Aulia selalu saja datang paling awal dikelas. Tapi untuk kali ini dirinya tidak sendiri lagi melainkan ada Mela dan Adel yang menemaninya.
"Gue mau pap ke group kalo gue datang paling awal" ucap Mela sambil mengambil foto deretan kursi yang masih kosong tak terisi.
"Dasar baru datang pagi satu kali aja udah bangga, lihat ni gue udah hampir tiap pagi datang paling awal" ucap Aulia bangga
"Ya kan ini sebuah kebanggaan yang luar biasa seorang Mela Candra Puteri, yaitu puteri tercantik dari kelas XI Ipa 2 datang paling awal gitu lohhh" Mela tak mau kalah membanggakan dirinya.
"Terserah" Aulia pasrah saja melihat bahkan mendengar ocehan Mela yang sangat tidak jelas, karena lagi dan lagi sekarang yang ada dipikirannya tetap sama setiap waktu selalu tentang nya
soal kedekatan gue sama Andra sekarang gimana ya? Apa dia memang sudah gak mau lagi temenan sama gue? Jangan-jangan melihat pun dia sudah enggan. Gimana kalo nanti ketemu ya, pasti rasanya canggung banget.
Aulia terus saja melamun, banyak sekali pertanyaan terbesit dipikirannya. Hari ini ia berdoa semoga tidak akan bertemu dengan Andra walau hanya sekejap saja. Ia sudah punya rencana jika bertemu dengan Andra ia akan pura-pura tidak melihatnya dan akan menyibukkan diri dengan hal lain.
Dan hingga pada saatnya bel istirahat dalam kelompok Fariz geng sama sekali tidak ada muncul Andra disana. bahkan bel pulang sekolah terdengarpun Aulia sama sekali tidak melihat tanda-tanda pergerakan Andra. Walaupun ia mencoba tidak peduli tapi setidaknya Aulia tahu sekarang Andra ada dimana.
Entah ia harus bersyukur atau sebaliknya, ternyata doa Aulia tadi pagi terkabul saat dirinya tidak mau bertemu Andra tapi jikalau bisa Aulia akan meralat doanya karena bagaimanapun Aulia ingin melihat Andra walau sebentar saja.
"Dika" panggil Aulia tak sengaja bertemu dikoridor saat ingin bergegas pulang
"Uy" sahut Dika
"Mmm. Gue mau tanya" Aulia sangat ragu mengatakannya
"Tinggal nanya aja kali" jawab Dika santai
"Kalo boleh tahu kok dari pagi gue gak lihat Andra? Dia gak sekolah ya?" Tanya Aulia dengan hati-hati
"Ternyata Andra gak kasih tahu Lo?" Tanya Dika yang membuat Aulia mengerutkan alisnya
"Kasih tahu apa?" Tanya Aulia bingung
"Andra mau pindah sekolah dia mau menetap di Singapore" ucap Dika yang nyaris membuat jantung Aulia copot
"Apa!" Kaget Aulia
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Tak Berakhir (End)
Teen FictionAulia pov Karena kepindahan dia kenapa jadi berubah seperti ini? Terutama sahabatku yang satu ini jadi alay. Dan aku juga berubah? Dari mulai kesel sama dia, merasa bersalah, terus perasaan canggung, terus saja perasaan ini berganti seiring waktu be...