Tanpa sadar Luna menarik-narik tangan Chandra ke toko yang ia maksud. Chandra yang tak tahu ingin berkata apa, terpaksa pasrah.
"Nah, ini toko nya !" Luna menunjuk toko yang ia maksud. Tak banyak orang disana. Tapi, sudah terlihat meyakinkan bagi Chandra, karena Luna sendiri yang menganjurkannya.
"Toko Pernak-Pernik ??" Chandra membaca nana toko yang tertera di dinding bagian atas toko itu.
"Ayuk, kita masuk !" Luna kembali menarik tangan Chandra, mengajaknya masuk. Entah kenapa, Luna sangat bersemangat.
Benar saja apa yang dipikirkan Chandra. Toko yang Luna sarankan itu sangatlah bagus. Banyak barang-barang yang ia perlukan ada disana.
"Kita mau beli apa dulu ??" Luna bertanya penasaran. Chandra masih asik melihat-lihat.
"Adek-adeknya mau beli apa ??" Seorang wanita paruh baya keluar dari sebuah ruangan di samping mereka. Dari penampilannya, sudah jelas ia adalah pemilik toko itu.
"Kak Bintang !!" Luna memeluk erat wanita itu.
"Siapa ??" Chandra menunjuk wanita yang bernama bintang itu, bertanya heran.
"Dia Kak Bintang. Kakak sepupu ku. Kak, perkenalkan dia Chandra, temanku." Luna memperkenalkan Chandra kepada Bintang, sepupu Luna.
"Teman atau Pa-" Kak Bintang berusaha menggoda Luna. Tapi, Luna sudah lebih dulu menutup mulutnya.
"Baiklah ! Mari kita cari hiasan yang diperlukan," pinta Luna.
"Oke, menurut gue kita bisa beli ini. Terus, beli itu. Asalkan nggak ribet dan mahal aja." Chandra menunjuk barang-barang yang ia inginkan.
"Baiklah, kami juga menyediakan pengantaran barang. Jadi, kau memerlukannya ??" Kak Bintang mempromosikan jasa toko nya.
"Oke, gue bakalan catatin semua yang gue butuhin." Chandra mencatat hal-hal yang ia inginkan di selembar kertas di atas meja kasir.
****
"Sekarang kita beli apa ??" Luna bertanya kepada Chandra setelah keluar dari Toko milik Bintang. Mereka sedang berjalan-jalan di sekitar.
"Itu yang gue pikirin daritadi." Chandra menggaruk-garuk kepalanya. Ia tak ahli dalam memilih hadiah untuk anak perempuan.
"Aku tau !! Ikuti aku, Chandra." Luna menarik tangan Chandra ( lagi ).
"Lagi ??" Chandra kembali pasrah. Sudah dua kali, Luna menarik-narik tangannya.
Kali ini toko yang mereka tuju adalah sebuah toko pakaian untuk wanita dan anak-anak.
Wanita memang adalah ahlinya dalam berbelanja
Itu yang terpikirkan di benak Chandra, melihat Luna. Ia memang hanya bisa mengikut saja.
****
Kling...
Rangga : "Chandra, gue sama si kembar duluan ya. Mereka makin barulah."Hanphone Chandra berdering, Rangga mengirimi nya pesan. Ia lansung melihatnya.
Chandra : "Hadiah nya udah kan ??"
Rangga : "Jelas sudah
Chandra : "Ingat besok !!"
Rangga : "Tenang aja, Chan..."Chandra duduk di salah satu kursi yang tersedia di toko pakaian yang tadi ia datangi. Ia mematikan handphone nya setelah berbalas pesan dengan Rangga.
"Siapa itu ??" Luna yang penasaran bertanya saat melihat Chandra tadi mengetik pesan kepada seseorang.
"Rangga. Mereka bilang akan pulang." Chandra menunjukkan layar hanphone nya yang masih berisikan pesan dari Rangga. Luna mengangguk, mengerti, lalu lanjut mencari-cari pakaian.
Luna tengah asik mencari hadiah yang pasti. Chandra yang tak tahu apa-apa memutuskan menemani saja.
***
Kini sudah jam 14.50 siang. Hanya menghitung menit, mereka sudah genap dua jam di mall itu. Kini mereja berdua tengah menuju toko kue-tapi, dengan Chandra yang memimpin kali ini.
"Kamu tau dimana toko kue yang enak ??" Luna bertanya memastikan, ia ragu dengan pilihan Chandra.
"Tau." Chandra mengangguk. Sudah 3 kali Luna menainya pertanyaan yang sama.
Mereka akhirnya berhenti di sebuah toko kue. Toko itu ramai sekali didatangi pengunjung. Tanpa basa-basi, Chandra lansung masuk, diikuti Luna di belakangnya.
Toko itu bertambah ramai saja saat mereka masuk. Kesempatan mereka mendapatkan kue yang diinginkan, semakin menciut. Luna berpikir mengapa Chandra memilih tempat itu.
"Tenang aja, Na. Gue punya cara tersendiri." Chandra berjalan ke salah satu karyawan disana.
"Mas, saya pesan kue untuk ukang tahun adik saya dong, satu." Chandra lansung mengatakan keinginannya. Padahal, Chandra tidak berada di garis antrian, dan lansung memesan begitu saja.
"Dek, kalau mau pesan kue, ngantri !! Jangan nyelonong aja !!" Karyawan yang Chandra datangi, menanggapi Chandra dengan ketusnya.
"Mas, nggak tau saya siapa ??" Chandra tiba-tiba tersenyum senang. Luna semakin merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya Chanda ingin lakukan.
"Emang kamu siapa, heh ??" Tanya karyawan itu masih dengan ketusnya.
"Saya Chandra, keponakan dari pemilik toko ini. Atau bisa dibilang saya adalah keluarga dari bosnya Mas." Chandra cengir lebar. Luna yang mendengarnya tak menyangka dengan rencana Chandra. Begitu juga dengan karyawan itu, dia lansung diam, tak membalas lagi.
"Kalau begitu, saya boleh memesan kue ??" Sambung Chandra.
"Bo-boleh, Dek !! Maafkan saya tadi, saya khilaf. Adek boleh memesan kue apapun yang diinginkan. Silahkan pilih." Karyawan itu menimpali. Sepertinya, ia tak punya lagi cara lain memarahi Chandra, yang ada ia lah yang akan dimarahi. Luna yang melihat apa reaksi karyawan tersebut ternganga heran.
"Kalau begitu, saya pesan kue stroberi dan vanila. Kreasi kuenya harus cantik bak kue kerajaan. Beritahu saja bosnya Mas. Dia pasti mengerti." Chandra merogoh uang sakunya.
"Ini untuk masnya." Chandra memberikan uang 20.000 sebagai tips kepada karyawan itu. Walaupun karyawan itu telah memarahi nya. Betapa senangnya hati karyawan itu.
Tak lama-lama di dalam, Chandra dan Luna beranjak keluar. Luna pikir Chandra salah memilih tempat, tapi justru Chandra benar-benar memilih tempat yang sempurna.
"Nah, sekarang kita mau kemana ??" Chandra menghentikan langkahnya, bertanya kepada Luna. Jam di mall itu menunjukkan pukul 15.03 siang. Kini mereka sudah genap 2 jam di mall itu.
"Bagaimana kita pergi makan ??" Luna memberi tawaran Chandra.
"Kemana ??" Chandra kembali bertanya.
"Ke restoran di dekat mall. Restoran itu memiliki makanan yang enak. Kamu tenang aja." Luna mempromosikan tempat yang ia maksud.
"Emang bener restorannya punya makanan enak ??" Chandra bertanya lagi memastikan. Kali ini ialah yang ragu dengan pilihan Luna.
"Beneran ! Itu restoran punya kakek ku. Ngomong-ngomong, bukan hanya kamu yang memiliki keluarga yang mempunyai bisnis di bidang makanan." Luna tertawa lebar. Omongannya itu berhasil membuat Chandra salah tingkah, wajahnya memerah, malu.
"Ya-ya udah. Tunjukin gue tempatnya," pinta Chandra membuang muka. Ia tak menyangka Luna akan berbicara begitu. Sepertinya, makin lama Luna mulai bebas berekspresi dengan Chandra.
"Sudah Selesai Untuk Chapter Kali Ini. Walaupun Sempat Mengalami Kendala, Akhirnya Aku bisa Update Juga. Silahkan Tinggalkan Jejak, Dengan Memberikan Votment."
See You Guys In The Next Chapter
❤💛💚💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Boy ( ON-HOLD )
Genç Kurgu[ WARNING !! CERITA INI HIATUS UNTUK MELAKUKAN REVISI ULANG, JIKA TETAP INGIN MEMBACA JANGAN SALAHKAN SAYA AKAN BANYAKNYA KESALAHAN ] Kita pasti selalu mendengar tentang kisah dongeng pengantar tidur, tentang seorang putri cantik yang mendapat kutuk...