"Baik-baik belajarnya, ya Mas Chandra," ucap Pak Wawan dari dalam mobil. Chandra tersenyum membalas nasehat Pak Wawan. Melihat jawaban majikannya, Pak Wawan segera menutup jendela mobil, lalu tancap gas dan meninggalkan Chandra di depan gerbang sekolah.
Chandra berbalik, berjalan ke dalam sekolah. Ia merasa sedikit tak terbiasa. Ada yang berbeda pagi ini bagi nya. Chandra terus saja melihat sekitarnya, kanan dan kiri.
Sepi... pikirnya
Memang benar di sekitarnya sepi. Yang ia lihat sedari tadi hanya murid-murid sekolahnya yang suka bolos pelajaran, tak ada yang lainnya. Tapi, ia tak ingin buang-buang waktu untuk memikirkannya. Ia segera berjalan menuju kelasnya.
Dalam perjalanannya ke kelas, ia juga tetap melihat sekitar. Masih saja tak seperti biasa baginya. Walau tak sesepi di dekat gerbang sekolah tadi, murid-murid di sekitarnya sekarang terlihat terburu-buru. Ia semakin merasa aneh dan penasaran.
Sebelum ia sempat menanyakan keanehan yang ia lihat pada murid lain yang berlalu lalang di sekitarnya, Chandra sadar ia telah berada di depan kelas. Ia segera masuk begitu menyadari nya.
Saat ia masuk, kelasnya juga terlihat sepi. Namun, setelah ia lihat lagi, ada dua siswa yang sangat ia kenali di sana.
"Chandra !" Seru salah seorang dari dua orang siswa yang ia kenali itu, Rangga.
"Akhirnya lo datang." Seorang lagi ikut menimpali, ia Kevin.
"Kenapa sih ?? Kok sepi ?? Tadi gue lihatin kok banyak yang buru-buru ??" Tanya Chandra segera mengeluarkan segala pertanyaan yang ia simpan di otaknya.
"Barusan guru-guru nyuruh semua murid buat ngumpul di lapangan," jelas Rangga. Chandra yang seolah mengerti maksudnya, segera menaruh tas yang ia tenteng di bangku nya.
"Kalau gitu, ayo cepetan !!" Seru Chandra terlihat khawatir, kakinya sudah bersiap-siap untuk berlari.
"Ya, kita nungguin lo dari tadi !!" Balas kedua sahabat Chandra itu serempak.
Ketiga sahabat itu segera bergegas menuju lapangan. Mereka mendapati keadaan di luar kelas mereka sudah sangat sepi, itu membuktikan sudah banyak murid yang berkumpul di lapangan.
Sebenarnya, di SMA Cahya Purnama terdapat suatu kebiasaan. Jika para murid diminta untuk berkumpul di lapangan, berarti ada pengumuman yang penting. Memang tam terlalu terdengar menarik. Tapi, ada satu peraturannya. Tak boleh ada yang telat hingga bel berbunyi. Jika ada yang telat, ia akan berhadapan langsung dengan Bu Mawar dan Pak Ali-guru-guru yang dinobatkan oleh para murid sebagai raja dan ratu dari guru-guru killer. Sebab itu Chandra segera bergegas begitu mendengar guru-guru meminta para murid untuk berkumpul di lapangan.
Kringg kringg kringgg....
Bel berbunyi nyaring."Hampir aja telat." Rangga menghela nafas lega.
Akhirnya, mereka bertiga berhasil sampai ke lapangan.
"Untung aja kita nggak hadapan sama Bu Mawar. Bisa bahaya." Kevin ikut berkomentar seraya memegang kedua lutut nya yang terasa ngilu karena berlari.
"Yang lebih bahaya tuh, Pak Ali !" Seru Chandra, tak mau kalah.
"Udah ah, lo berdua ! Cepetan baris yang rapi. Pak kepsek mau ngasih pengumuman !" Tegas Rangga sambil menunjuk ke depan. Di depan terlihat pak kepala sekolah SMA Cahya Purnama yang tengah berdiri tegap.
"Iya, deh. Kami bakalan nurutin kemauannya wakil ketos," ejek Chandra dan Kevin seraya menunjukkan tangan hormat pada Rangga.
"Diem !" Kesal Rangga. Wajahnya sedikit memerah, ia tak suka jika seseorang mengait-ngaitkan nya dengan jabatan yang ia miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Boy ( ON-HOLD )
Teen Fiction[ WARNING !! CERITA INI HIATUS UNTUK MELAKUKAN REVISI ULANG, JIKA TETAP INGIN MEMBACA JANGAN SALAHKAN SAYA AKAN BANYAKNYA KESALAHAN ] Kita pasti selalu mendengar tentang kisah dongeng pengantar tidur, tentang seorang putri cantik yang mendapat kutuk...