Kringg kringg kringgg...
Bel pulang berdering kencang disertai kebahagiaan murid-murid. Luna dan Viona segera merapikan peralatan mereka, memasukkannya ke dalam tas masing-masing. Mereka berbincang-bincang sambil berjalan ke luar kelas. Di depan pintu kelas mereka, telah menanti Chandra, Kevin, dan Rangga. Chandra terlihat serius sekali menatap Luna.
"Luna, gue mau ngomong sama lo bentar." Chandra memegang tangan Luna. Kevin, Rangga, dan Viona menatap kedua sahabat mereka penasaran.
"Mau ngomong apa ?" Luna ragu-ragu bertanya, Chandra terlihat serius sekali menatapnya.
"Ini soal pesan yang gue kirim kemarin ke lo, Na." Chandra semakin erat memegang tangan Luna, membuat sahabat-sahabat mereka berpikir yang aneh-aneh.
"Pesan apa ya, Chandra ??" Luna bertanya bingung, ia tak tahu menahu tentang pesan yang Chandra katakan.
"Lo nggak baca pesan gue ?" Luna menggeleng. Kemarin malam, ia tertidur begitu saja, meninggalkan handphone nya.
"Ikut gue bentar." Chandra menarik-narik tangan Luna, membawa nya ke suatu tempat, entah dimana. Luna diam, dan mengikuti keinginan Chandra.
"Oi, Chandra. Tu anak orang !! Jangan lupa dibalikin !" Seru Rangga jahil, diikuti tawa lebar Kevin yang tak tertahankan. Viona hanya menatap sahabatnya dibawa oleh Chandra begitu saja.
Chandra membawa Luna ke tempat yang tak asing lagi baginya, yakni gerbang sekolah, tempat mereka berdua selalu bertemu. Chandra menghentikan langkahnya, melepaskan tangan Luna. Luna menatap Chandra tak sabar dengan apa yang ingin Chandra katakan.
"Na, kita pulang bareng lagi ya ??" Chandra terlihat ragu. Luna mengangguk. Aku tidak mungkin menolaknya... pikir Luna.
Beberapa saat setelahnya, mobil jemputan Chandra datang bersama dengan Pak Wawan, sopir pribadi Chandra.
"Yuk masuk, Na." Chandra masuk ke dalam mobil terlebih dahulu, setelahnya Luna ikut masuk. Ia masih penasaran dengan apa yang Chandra ingin katakan sebenarnya. Menurutnya, tidak mungkin Chandra hanya memintanya pulang bersama saja. Karena tadi, Chandra jelas-jelas terlihat serius sekali.
****
Pak Wawan membawa mobil dengan kecepatan normal. Luna masih saja merasa penasaran, Chandra terlihat sangat serius, terbukti dengan ekspresi nya. Hanya beberapa saat lagi, rumah Luna akan terlihat. Tapi, kejadian yang tak Luna duga terjadi.
"Kok rumah aku dilewatin ?" Tanya Luna risih. Pak wawan tetap saja melaju normal, bahkan Chandra tak mempermasalahkannya.
"Chandra kita kemana ?" Luna kembali bertanya, ia semakin cemas. Chandra memandangnya sementara, dan kembali mengalihkan pandangan ke depan.
"Ikut aja dulu, Na." Luna terdiam, tak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia merogoh sakunya, menemukan handphone nya di dalam sana. Seketika, Luna mengeluarkannya begitu saja, tapi, Chandra tak mengetahuinya.
Chandra kan tadi bilang, kalau kemarin dia udah kirimin aku pesan, berarti.... Luna menghidupkan layar handphone nya yang mati, melihat pesan yang Chandra kirimkan pada nya. Memang benar, ada satu pesan yang belum Luna baca.
Chandra : "Na, besok tolong temenin gue ke bandara sepulang sekolah..."
Luna menganga kecil. Kini ia tahu kemana Chandra akan membawa nya, ke bandara. Luna berpikir keras, mengapa Chandra membawanya ke sana, dan mengapa harus ia.
Pak Wawan terus melaju di jalanan. Tanpa Luna sadari, mereka telah sampai di sekitaran bandara. Luna semakin cemas, terkadang ia melihat Chandra yang masih diam tak menjelaskan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Boy ( ON-HOLD )
Teen Fiction[ WARNING !! CERITA INI HIATUS UNTUK MELAKUKAN REVISI ULANG, JIKA TETAP INGIN MEMBACA JANGAN SALAHKAN SAYA AKAN BANYAKNYA KESALAHAN ] Kita pasti selalu mendengar tentang kisah dongeng pengantar tidur, tentang seorang putri cantik yang mendapat kutuk...