"Vi, gue pulang ke rumah Rangga," kata Kevin dengan ekspresi datar.
"Hah ?! Pulang ke rumah Rangga ?? Lo nggak takut dimarahin Kak Siska ??"
"Gue males barengan sama lo !" Balas Kevin tak ingin kalah.
"Gue juga ! Tapi, emangnya lo nggak takut dimarahin Kak Siska ?? Gue mah ogah." Viona kembali berusaha menjelaskan, membujuk Kevin, walau sebenarnya ia tak mau.
"Tapi, gue-" Tiba-tiba mulut Kevin tertutup oleh tangan seseorang. Viona melihat pemilik tangan itu.
Kak Siska ?!
Rangga yang melihat Kak Siska segera pulang secara diam-diam, tanpa mengatakannya kepada Kevin. Ia masih ingin nyawa nya selamat.
"Ka-Kak Si-Siska ??" Kevin terbata-bata melihat keberadaan Kak Siska, tubuhnya bergetar.
"Kamu nggak mau pulang bareng ??" Tanya Kak Siska lagi, masih dengan telunjuk mengancamnya. Viona menelan ludah, ingin tertawa, tapi, takut.
"Ma-mau, Kak."
Mengerikan, batin Kevin dan Viona.
"Baik ! Mari kita ke mobil." Kak Siska kembali tersenyum, seolah-olah barusan tak ada hal yang membuatnya naik darah sama sekali.
****
"Kami pulang." Kak Siska membuka pintu dengan bahagia. Suasana hatinya sangat baik, seolah-olah di hatinya kini terdapat pelangi yang cerah. Tapi, Kevin dan Viona tahu pelangi itu sebentar lagi pasti akan terbakar karena ada api yang mendatangi nya.
"Nah, kalian berdua. Duduk di rumah ya. Jaga rumah ini dengan baik !!" Kak Siska mengambil sebuah jaket berwarna coklat panjang, hingga menutupi seragam sekolahnya.
"Kakak mau kerja lagi ?? Baru pulang sekolah loh, Kak." Viona membuka sepatu nya, meletakkannya di rak sepatu.
"Iya, nih. Ada yang minta Kakak bikin iklan." Kak Siska tersenyum senang. Beginilah pekerjannya Kak Siska, yakni sebagai seorang selebgram terkenal dan model iklan.
Kak Siska mengusap rambut Viona, lalu berlanjut menepuk punggung Kevin. Ia berjalan ke arah pintu.
"Aku pergi, ya." Kevin dan Viona menatap Kak Siska, hingga ia menghilang dari balik pintu.
Kevin ber-hah pelan.
"Gue ke atas." Sambil membawa tas sekolahnya, Kevin pergi ke kamarnya, meninggalkan Viona yang masih menatap pintu depan rumah mereka.
"Gue ikut !!" Viona menyusul, tak ingin tertinggal.
****
Malam telah tiba, Kevin membaca buku komik nya, Viona membaca buku novelnya. Walau berbeda kamar, tapi, ada sebuah pintu sebagai penghubung kamar mereka.
"Kamu pasti lelah, Siska. Biarkan Tante menolongmu."
"Tidak, Tante."
Sebuah percakapan terdengar di depan kamar mereka berdua. Membuat Kevin dan Viona mengalihkan perhatiannya ke arah pintu keluar mereka.
"Kamu ini masih SMA, Siska. Tidak seharusnya, kamu mencari nafkah sendirian seperti ini."
"Aku bekerja, bukan hanya semata-mata untuk mencari nafkah, ini juga hobi ku !"
Mulai lagi, batin Kevin dan Viona.
Kling...
Perhatian Kevin teralihkan lagi. Handphone nya berbunyi, menerima pesan.
Viona : "Vin, itu Kak Siska sama Tante Rianna lagi ??"
Kevin melihat sisi dinding kamarnya, yang bersebelahan dengan Viona. Lalu, kembali memfokuskan perhatiannya pada handphone miliknya.
Kevin : "Iya, Vi."
Kevin mengerti apa maksud Viona, kembarannya itu khawatir dengan Kak Siska. Sudah hampir setiap hari Kak Siska berdebat dengan Tante Rianna, saudari Ibu mereka yang bekerja di kota mereka, yang kebetulan selalu berkunjung ke rrumah mereka.
"Mengapa kamu harus susah mengurus dua bocah tak berguna itu ??"
Kevin dan Viona melebarkan mata, tak menyangka Tante Rianna mengatakan hal seperti itu. Setahu mereka Tante Rianna adalah oranng baik dan perhatian.
"Mereka bukan bocah tak berguna !!"
Suasana seketika hening sementara.
"Mereka adik-adikku. Mereka bukan bocah tak berguna !!" Tegas Kak Siska, sauaranya terdengar sangat marah. Betul saja apa yang dipikirkan Kevin dan Viona, hati Kak Siska sudah mulai membara ke kepala.
"Tentu saja mereka bocah tak berguna. Kau selalu bekerja, sedangkan mereka selalu bertengkar dan tak menuruti perkataanmu !! Sadarlah akan hal itu !!"
Deg !
Kevin dan Viona mencerna perkataan Tante Rianna. Memang benar apa yang dikatakannya. Mereka berdua selalu saja membuat ulah, memberikan beban pada Kak Siska.
Memang kami hanyalah bocah ta-,
"Mereka bukan orang seperti itu !!"
Eh ?!
"Ya, mungkin mereka pembuat onar. Tapi, aku tau. Pasti di dalam hati mereka, masih ada rasa sayang ! Aku tau itu !! Sebab itu, aku tak akan membiarkan Tante merawat mereka. Kevin dan Viona membutuhkan ku, dan aku membutuhkan mereka ! Jadi, pergi lah !!"
****
Pagi kembali tiba, setelah Kak Siska puas-puas memarahi Tante Rianna. Ia langsung pergi dari rumah mereka. Beberapa saat setelahya, Kak Siska mencek keadaan Kevin dan Viona. Mereka berdua langsung berpura-pura tertidur, agar tak ketahuan menguping.
"Kak, maafkan kami." Kevin memulai percakapan setelah suasana di ruang makan mereka yang tak kunjung ada suara.
"Maaf ?? Kenapa ??" Tanya Kak Siska penasaran, sambil menyeduh teh hangatnya.
"Iya, Kak. Kami minta maaf." Viona mulai mengikuti perbincangan di ruang makan.
"Kalian kenapa sih ?? Nggak biasanya." Kak Siska menatap kedua adik kembarnya satu persatu.
"Maaf kami sudah membuat Kakak kesusahan."
"Eh ??" Teh yang baru saja ingin Kak Siska seduh, tiba-tiba terasa pahit.
"Ka-kami tak sengaja mendengar perdebatan Kakak dengan Tante Rianna tadi malam," jelas Viona.
"Kami sadar, kami selalu membebani Kakak," tambah Kevin.
Kak Viona tak membalasm memutuskan diam sebentar. Tiba-tiba ia berjalan ke belakang kursi Kevin dan Viona.
Detak jantung Kevin dan Viona mulai terdengar berdetak tak beraturan. Mereka taku Kak Siska akan memarahi mereka lagi.
"Terima kasih..."
Dua buah lengan tiba-tiba menarik Kevin dan Viona, membuat mereka menjadi dekat. Kak Siska memeluk mereka. Kevin dan Viona menatapnya heran.
"Terima kasih sudah ada dalam hidup Kakak." Kening Kevin dan Viona basah terkena tetesan air mata Kak Siska yang tumpah setelah mendengar kalimat adik-adiknya.
Kevin dan Viona terharu meliihat Kak Siska. Mereka menatap satu sama lain sebentar, lalu lanjut memeluk Kak Siska semakin erat.
"Hai, Semuanya ! Maaf, Aku Telat Update. Hampir Aja Kelupaan."
"Kalau Gitu, Jangan Lupa Tinggalkan Jejak Seperti Biasa."
"Salam Manis Dari Author:)"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Boy ( ON-HOLD )
Novela Juvenil[ WARNING !! CERITA INI HIATUS UNTUK MELAKUKAN REVISI ULANG, JIKA TETAP INGIN MEMBACA JANGAN SALAHKAN SAYA AKAN BANYAKNYA KESALAHAN ] Kita pasti selalu mendengar tentang kisah dongeng pengantar tidur, tentang seorang putri cantik yang mendapat kutuk...