Kevin dan Viona 1

54 25 13
                                    

Sehari setelah Chandra tak sengaja membawa Luna ke bandara untuk menjemput Ayahnya, hari yang baru telah tiba. Mentari pagi menyapu kota dengan sinar hangat nya, memaksa orang-orang agar terbangun dari tidurnya. Salah satu orang-orang itu adalah Kevin Aprilio.

"Kevin, cepat bangun ! Mandi !! Kamu nggak sekolah ?!" Di depan pintu kamar Kevin berseru lah seorang Fransiska Septiani, kakak kandung Kevin yang paling ia takutkan.

"Bentar lagi !!" Balas Kevin malas. Ia mengambil sisi lain bantalnya, berusaha menutupi kedua telinganya..

BRAAKKK !!!

Tiba-tiba sebuah suara dobrakan pintu dengan ganasnya membangunkan ( sekaligus menakuti ) Kevin dari tidur lelapnya.

"CEPETAN MANDI SEKARANG !!!" Tegas Kak Siska setelah berhasil mendobrak pintu yang nyaris terlepas dari baut nya.

"IYA, KAK !!!" Dengan rasa ketakutan sebagai landasannya, Kevin berusaha berjalan secepat kilat, pergi menuju kamar mandi, meninggalkan Kak Siska yang ingin sekali menghantam adik pertama nya itu.

"Kevin... Kevin..." Kak Siska menyebut nama adiknya itu dua kali, karena tak menyangka dengan sikap adiknya yang satu itu.

"Si Kevin males lagi ya, Kak ??" Dari luar kamar, datanglah Viona, kembaran Kevin yang sudah bangun lebih dulu dari tadi. Ia taku jika Kak Siska membangunkannya seperti Kevin.

"Ya, biasa." Kak Siska merapikan tempat tidur Kevin yang berantakan, karena sebelum mandi tadi Kevin tak merapikannya.

****

"Kevin !! Viona !! Ayo kemari !!" Kak Siska memanggil kedua adiknya dari pintu keluar. Kevin dan Viona yang sedang merapikan sisa sarapan mereka segera bergerak.

"Kenapa, Kak ??" Tanya Viona berdiri di dekat Kak Siska, diikuti dengan Kevin di belakangnya. Mereka berdua terlihat telah mengenakan seragam sekolah lengkap dan tentunya sudah sarapan.

"Hari hujan, nih. Kita pergi bareng, ya ?" Kak Siska mengambil kunci mobil miliknya. Usia nya sudah 17 tahun, ia telah memiliki SIM sendiri.

"HAH ?!" Balas Kevin dan Viona bersamaan.

"Kenapa ?" Tanya Kak Siska heran.

"Aku nggak mau, Kak !!" Tegas si kembar itu lagi serentak.

"Kenapa ?? Kenapa kalian tidak mau, heh ??" Tanya Kak Siska lagi, kali ini dengan nada suara yang mengerikan dan tatapan tajam.

"Nggak, Kak. Kami mau kok. Mau banget..."

****

Sepanjang perjalanan ke sekolah, mereka bertiga hanya diam. Kevin dan Viona duduk di kursi belakang dengan jarak. Kak Siska membawa mobil nya dengan baik. Di keluarga mereka, hanya Kak Siska lah yang memiliki kendaraan sendiri dari hasil pekerjaan sampingannya. Orang tua mereka bertiga masih ada, namun, mereka tak pernah ada bagi mereka.

"Kak, aku turun di sini aja." Viona menyandang tas nya, bersiap-siap untuk keluar dari mobil.

"Kenapa turun di sini ??" Tanya Kak Siska penasaran, dengan pandangan tetap fokus ke jalanan.

"Aku nggak mau barengan sama Kevin. Nantik kan, orang-orang bakalan ngomongin kami," balas Viona dengan ekspresi menggelikannya.

"Ih, siapa juga yang pengen barengan sama lo ?!" Kevin ikut tak ingin kalah. Viona memalingkan wajahnya, tak ingin mendengar ocehan kembarannya.

"Nggak. Tak ada satupun dari kalian berdua yang Kakak bolehkan keluar dari mobil sendiri-sendiri. Kita harus barengan, mengerti ??" Walau pandangannya tetap fokus ke jalanan, Kevin dan Viona sudah dapat merasakan aura mengerikan tembus pandang keluar dari kalimat terakhir Kak Siska. Mereka tak lagi membalas perkataan Kak Siska.

Sleeping Boy ( ON-HOLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang