Pagi yang cerah seperti biasa. Kali ini aku, Rangga Achdi Saputra akan membawakan cerita kali ini menurut sudut pandangku. Ngomong-ngomong perkenalkan terlebih dahulu, aku sahabat Chandra, tokoh utama cerita ini. Orang tuaku tergolong masih muda, walaupun aku sudah SMA, karena aku adalah anak angkat. Sejak kecil aku tinggal di Panti Asuhan, sampai sepasang suami-istri membawaku ke keluarga mereka saat aku berumur 15 tahun. Ibu angkatku usia nya sekarang masih 28 tahun, Ayah angkatku 29 tahun. Masih muda sekali bukan ?? Tapi, aku disini tidak untuk menceritakan kisah keluargaku. Aku hanya pemeran pengganti author.
Beberapa saat yang lalu, seorang anak baru bernama Luna Angelica datang ke sekolah kami, dia anak dari guru paling killer di sekolah. Tapi, sifatnya sangat berkebalikan. Aku tak pernah berkenalan langsung dengannya. Bisa dibilang, kami kenal begitu saja, kami hanya mengikuti arus waktu.
Pagi ini, pukul 06.45 pagi, bersisa 15 menit lagi sebelum bel masuk sekolah kami berdering. Tapi, jangan kira kini aku tengah bersiap-siap pergi ke sekolah, aku sudah datang dari tadi, bercengkrama bersama Kevin dan Chandra.
"Vin ! Lo tau nggak ? Gue denger-denger ya, nanti Pak Alan nggak dateng ke sekolah. Katanya sih, dia lagi izin keluar kota." Sembari menunggu bel berdering aku, Kevin, dan Chandra mengobrol di sudut kelas. Hanya membicarakan tentang Pak Alan yang katanya tak masuk sekolah, karena beliau lah yang seharusnya mengajari kami pagi ini.
"Perasaan gue aja, atau lo hari ke hari sering dengerin gosip mulu ?" Begitulah Kevin, sifatnya cuek kalau sudah berhubungan dengan gosip yang ku katakan. Tapi, gosip-gosip yang ku dengar itu sudah ku kualifikasi kebenarannya, aku mengatakan itu kepada Kevin dan Chandra.
"Kualifikasi apaan ? Emangnya lo pencari kebenaran ?" Mari kita mulai lagi, dengan ledekan Kevin yang tak ada habisnya. Lihatlah, ia menertawai ku sekarang. Chandra ? Ya, dia hanya ikutan aja.
"Gue serius, Vin. Emangnya lo nggak mau ada jam kosong ?" Apa yang ku katakan memang benar, siapa pula yang tidak suka dengan adanya jam kosong.
"Jangan kebanyakan serius lo, Ngga. Cepet tua lo." Lagi-lagi Kevin menertawai ku. Lihat saja, jika benar adanya apa yang ku katakan, maka aku tidak akan mengajaknya bermain di rumahku lagi.
Kringg kringg kringgg...
Memang tak berlangsung lama, bel masuk berbunyi. Murid-murid yang tadinya pada nongkrong di luar kelas, langsung duduk di bangku nya. Aku juga begitu, aku kembali ke tempat dudukku, di samping Lisa. Maaf karena aku lupa memperkenalkannya. Namanya Lisa, bukan Risa, ia bukan orang yang cadel. Aku duduk bersamanya dari awal sekolah. Orangnya baik, cantik, pinter, dan perhatian banget. Dan ia adalah oang yang berhasil membuat hatiku luluh. Lisa itu single, tapi aku tak berani mengatakannya. Entah sampai kapan aku harus memendam rasa.
****
Sesuai dengan yang ku katakan. Pak Alan tidak masuk. Kevin yang mengetahui hal itu, meminta-minta maaf padaku. Chandra tertawa puas melihatnya. Jam pelajaran kami bersama Pak Alan ada 3 jam, lama sekali bukan ? Ya, itu menyenangkan sekali.
Belum sampai 1 jam berlalu, Chandra terlelap tidur begitu saja. Kalian pasti tau alasannya. Sedangkan Kevin, masih memintaku memaafkannya, ia ingin main ke rumahku sepulang sekolah, ia tak mau bertemu Viona ataupun Kak Siska. Begitulah, Kevin.
Kalian tau, aku tak ahli dalam bercerita. Yang pasti bisa ku katakan kali ini bersekolah seperti biasa. Chandra tertidur, aku mendengar gosip-gosip lain, dan Kevin yah lupakan saja yang satu ini.
Bahkan aku tak punya ide tentang cerita kali ini. Mungkin, aku bisa memulainya saat Bu Mawar tiba-tiba masuk kelas kami. Bayangkan saja, padahal murid-murid sedang asik mengobrol satu sama lain, tapi guru killer mendatangi kami.
"Murid-murid sekalian. Seperti yang kalian ketahui, Pak Alan izin hari ini. Jadi, saya akan menggantikan beliau, dan maaf karena saya sedikit telat." Bu Mawar mengeluarkan buku-buku pelajaran. Astaga ! Padahal, aku masih ingin mendengar gosipan anak-anak, mereka bilang tentang Kak Rendy si wakil ketua OSIS yang dikabarkan memiliki perasaan kepada Kak Siska. Berita yang menarik, bukan ? Tapi, aku tak dapat mendengar sambungannya karena Bu Mawar.
"Kevin ! Apakah Chandra tertidur ?" Ini sudah kedua kalinya. Kedua kalinya Bu Mawar perhatian kepada Chandra. Lagi-lagi ia menyuruh Kevin menyimak pelajaran agar ia bisa menjelaskan materi nya kepada Chandra. Kasihan sekali...
Bu Mawar menjelaskan apa yang ia ketahui. Aku mulai merasa bosan dengan penjelasannya. Aku ingin istirahat, tapi bel istirahat akan berbunyi 2 jam lagi.
Kling...
Handphone ku berbunyi. Ada pesan yang terkirim kepada ku. Tapi, siapa ? di tengah-tengah pelajaran seperti ini. Aku ingin membaca pesannya, tapi aku harap Bu Mawar tak mengetahui nya.
Diam-diam ku ambil handphone yang ku taruh di laci. Lalu, aku hidupkan layarnya. Di layarku tertulis pengirim pesan beserta pesan yang ia kirim.
Lisa : "Rangga, maaf ngirimin kamu pesan tiba-tiba. Soalnya, aku nggak tau siapa yg bisa diajak ngobrol."
Demikian itulah yang tertulis di layar handphoneku. Seketika aku langsung menatap Lisa. Ia tengah memegang handphone nya diam-diam di bawah laci, sama denganku.
"Rangga ! Perhatikan pelajarannya !" Gawat ! Hampir saja aku ketahuan, kalau benar aku ketahuan, hidupku kelar.
"Baik, Bu." Pandanganku kembali ke depan. Tatapan Bu Mawar sangat mengerikan.
Kling...
Lisa : "Jangan ngelihatin aku. Nantik kita ketahuan !!"
Lagi-lagi Lisa mengirimiku pesan. Bukankah Bu Mawar akan marah jika kami terus-terusan ngelihat ke bawah.
Rangga : "Sorry, Sa."
Lisa : "Jangan takut. Kita nggak akan ketahuan. Palingan, Bu Mawar ngirain kita nyatat."
Astaga ! Bodoh sekali aku. Benar saja apa yang dikatakan Lisa. Aku mengambil buku tulisku, meletakkannya di atas meja, lengkap bersama penanya. Menurutku, dengan begini akan lebih terlihat realistis.
Rangga : "Lisa, kamu nggak merhatiin Bu Mawar ??"
Lisa : "Tadinya sih iya. Tapi, aku bosennn"
Rangga : "Sama dong:)"
Lisa : "Nggak apa kan kita saling kirim pesan gini ??"
Rangga : "Nggak apa, justru aku bahagia..."
Lisa : "Bahagia kenapa ??"
Ets.. keceplosan aku...
Setidaknya kali ini ada kegiatan yang membuatku tak kesal dengan Bu Mawar, saling berkirim pesan dengan Lisa.
"Jangan Lupa Tinggalkan Jejak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Boy ( ON-HOLD )
Ficção Adolescente[ WARNING !! CERITA INI HIATUS UNTUK MELAKUKAN REVISI ULANG, JIKA TETAP INGIN MEMBACA JANGAN SALAHKAN SAYA AKAN BANYAKNYA KESALAHAN ] Kita pasti selalu mendengar tentang kisah dongeng pengantar tidur, tentang seorang putri cantik yang mendapat kutuk...