*Sebelum membaca sebaiknya tekan 🌟 jangan lupa untuk mengomentari, kan gratis gak pungut biaya trus dapat pahala lagi.------
Kamu itu seperti angin, aku rasakan namun tak dapat ku genggam.
-----Gadis bersurai panjang yang dibawah rambutnya telah di blow dan diwarnai keabu-abuan menambah kesan kekiniannya.
Baju ketat, dan panjang roknya tiga sentimeter diatas lutut, semuanya melanggar peraturan sekolah.Dengan penampilan siswi kekiniannya, Stevy melajukan mobilnya menuju SMA Semesta.
Tanpa berpamitan pada orang tua. Ia anak broken home sejak kecil, dan hak asuh jatuh pada Clarisa Ainun sebagai seorang ibu.
Clarisa? Jangan ditanya, wanita itu hanya memikirkan tentang pekerjaan, bisnis, dan teman-temannya. Setelah berpisah dari Evan Bramantyo, Clarisa berusaha sendiri untuk menafkahi dirinya dan juga Stevy, anak semata wayangnya.
Tetapi bukan itu yang Stevy inginkan, untuk apa berlimpah material jika kasih sayang orang tua saja tidak ia dapatkan.
Kini gadis cantik itu tiba diparkiran, mobil Ferrari nya ia parkiran disamping tempat yang telah di cap oleh geng Cakra.
Cakra sendiri mempunyai geng yang dikatakan sangat ditakuti karena mereka adalah geng terbesar di semesta, namun geng tersebut tidak sepenuhnya meresahkan. Ada halnya mereka berperilaku buruk demi kebaikan. Tak jarang brandalz dielu-elukan, selain berisikan orang-orang tampan dan sultan, geng tersebut biasa membawa nama harum Semesta.
Brandalz, geng motor yang beranggotakan 200 orang, dan selalu membawa kejuaraan dalam pertandingan basket antar sekolah, kota maupun provinsi, juga balapan motor dan mobil dalam pertandingan resmi ataupun tidak resmi, tak hanya itu geng tersebut biasa membantu sekolah dalam mempersiapkan sesuatu, tenaga mereka sangat diperlukan untuk mengangkat alat berat.
Tetapi satu kekurangan mereka yaitu TAWURAN, hal yang tak bisa dihindari. Terkadang mereka membuat sekolah khawatir dengan kelakuan mereka sendiri.
Motor mereka telah terparkir rapi, begitu pula mobil Stevy. Dengan jalan bak seorang Dewi, Stevy dengan sorot mata dingin dan menawan, bibir yang dilapisi lipgloss, rambut panjang yang digerai indah, juga sepatu limited edition nya menarik perhatian seluruh siswa siswi yang melihatnya, terlebih anak-anak Brandalz.
"Ehhh Stevy tuhh"
"Gila sihhh. Kok Cakra bego banget yah, nolak Dewi macam Stevy"
"Masukin lambe semesta dehh. Cantik banget Dewi nya Semesta"
"Ehh sepatu itu, mirip sepatu yang dibeli Selena Gomez, katanya cuma ada 2 di dunia. Gilasihhh"
"Kok sempurna banget sih"
"Angkuhnya minta ampun"
Sudah biasa, bisikkan itu Stevy dengar. Terkadang ia tersenyum kecut, saat orang-orang mengatakan ia sempurna. Dihadapan orang lain Stevy sempurna, memiliki segalanya tetapi orang bijak mengatakan 'Manusia bukanlah mahluk sempurna, tapi manusia bisa menyempurnakannya'
Ia perlu sesuatu untuk menyempurnakannya.
Dan karena itulah Stevy memerlukan Cakra Angkasa Aditama di hidupnya, yang mampu membawanya ke arah yang lebih baik.
"Angkasa!" Teriak Stevy didepan kelas Cakra. Kelas 12 IPA 1, kelas yang diisi oleh juara-juara sekolah dalam bidang akademik, sisanya hanya kebetulan, seperti Tio, Glen, dan Gerald. Sedangkan Davin dan Kris lumayan dalam dunia akademik.
Stevy sengaja memanggil Cakra dengan nama 'Angkasa', karena nama itu lain dari yang lain, Angkasanya hanyalah Cakra, dunia yang penuh tentang Cakra Angkasa Aditama.
Yang dipanggil hanya duduk dan tidak menoleh sedikit pun, karena dia tahu ada bahaya yang sedang menghampirinya.
"Sttstt Ssst ada Stevy tuh. Kra noleh napa. Stevy lagi nunggu lo noleh tuh" celetuk Tio yang menyadari kehadiran Stevy didepan kelasnya.
Yang ditunggu akhirnya menoleh, tetapi dengan tatapan yang tak bersahabat.
Dingin, tajam, dan mematikan tetapi tidak berlaku untuk Stevy.
Stevy membalas tatapan itu dengan senyum lebarnya, alhasil lesung pipi itu tercetak jelas di kedua pipinya.Kupu-kupu dalam perut Stevy beterbangan tak terkendali, bodoh harusnya dia sadar bahwa itu adalah tatapan tidak suka dari Cakra.
"Angkasa, aku pergi dulu. Semangat belajarnya" teriak Stevy sekali lagi, membuat siapapun yang mendengarnya akan mual dengan kata-kata sok lembutnya.
Stevy melangkahkan kakinya menuju 12 IPA 7, kelas yang terdengar keributannya sampai ruang guru. Tak jarang, guru-guru menegur kelas mereka.
"Stevy tumben lo telat" ucap Alexa, saat Stevy tengah menaruh tasnya dan senyum-senyum sendiri.
"Dari tadi ko gue datang, tapi singgah dulu ke kelasnya Angkasa" jawab Stevy santai dan senyum yang masih mengembang. Melihat Angkasa saja sudah memulihkan moodnya.
"Stev udah berapa lama lo kejar-kejar tuh Cakra. Udah dua tahun lebih, tapi tetap gak ada perubahan. Masih banyak ikan di laut Stev" ujar Queen mengingat Stevy yang tanpa lelah mengejar Cakra.
"Usaha gak akan mengkhianati hasil kok Stev, kalau emang jodoh yah gak akan kemana" celetuk Valerie yang membuat ketiganya saling menatap, pasalnya Valerie orang yang tidak pernah pacaran, dan dengan mudahnya ia berucap seperti itu, juga Valerie terlalu percaya dengan takdir.
"Yahhh mau gimana lagi, kalau hati gue udah stuck di Angkasa, gue gak bisa apa-apa selain berjuang." Ucap Stevy dengan sendu, jujur dirinya tidak pernah lelah mengejar Angkasanya, dan kata-kata tajam dari Cakra tidak pernah menggoyahkan perjuangannya.
Setelah banyak bercerita, kelas pun dimulai karena guru yang mengajar telah datang.
***
TBC
Jangan lupa 🌟
Dan komentar kalian semua.
Lup you
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Stevy
Teen Fictionhttps://my.w.tt/R7fGERVCs5 Stevy Caroline Bramantyo, seorang gadis bak Dewi di sekolahnya. Hampir seluruh cowok di SMA SEMESTA bertekuk lutut padanya, dan jangan lupa dia seorang wakil ketua geng para gadis-gadis cantik dan berbakat di SMA SEMESTA...