*Sebelum membaca sebaiknya tekan 🌟 jangan lupa untuk mengomentari, kan gratis gak pungut biaya trus dapat pahala lagi.
-Diary Stevy-
Mengapa sulit? Karena dia satu diantara seribu, dia terbaik. Sekian banyak laki-laki yang ingin menjadi pasangan ku, tetapi kenapa hanya dia yang tidak ingin. Perlu kesabaran dan perjuangan untuk mendapatkan sebuah berlian. Angkasa dialah berlian ku. Selamanya.
-stevy-
Stevy menutup buku diary nya, Angkasanya terlalu rumit untuk diceritakan kepada seseorang. Hanya Diary, satu-satunya benda yang dapat dipercaya untuk mendengarkan dan menjadi saksi bisu.
Stevy menghela nafas, ia mengambil sebuah kotak yang berisikan barang-barang berbau Angkasanya.
Ia tersenyum simpul, ternyata cinta bisa membuatnya gila. Ternyata ia bisa merasakan jatuh cinta yang sebenarnya, dan ternyata cinta itu bisa menyakitinya sendiri dan membunuh hatinya secara perlahan.
"Cakra Angkasa Aditama, hanya untuk Stevy Caroline Bramantyo. Semoga saja" ucap Stevy berbisik pada kotak bisunya, di balik bisikan nya tersirat sendu yang mendalam.
Stevy berahli pada kalender jurnal nya. Ia tersentak "Astaga kenapa gue bisa lupa ke panti, anak-anak pasti nyariin gue tadi"
Stevy melihat jam, dan menunjukkan pukul setengah delapan malam. Sudah terlalu malam untuknya pergi ke panti asuhan, pastinya anak-anak disana sudah ingin tidur.
"Besok aja deh. Latihan bentar terus ke panti" ucapnya sembari menulis jurnalnya untuk besok.
Stevy termasuk orang yang pelupa, sejak kelas sebelas ia merasa otaknya sudah tidak mampu lagi untuk menyimpan banyak memori.
Dan sebuah jurnal membantunya untuk mengingat apa yang ingin dilakukannya nanti, agar tidak lupa.
Setelah menulis, ia menghempas kan tubuhnya pada spring bed king size-nya.
Ia meraih handphone-nya, menekan sesuatu disana hingga seseorang menyahut, "Kenapa Stev?"
"Lex Lo sibuk ga?" Tanya Stevy
"Gak. Gue free, mau dugem?"
"Tau aja Lo. Oke, gue jemput Lo. Hari ini gue yang traktir, jangan lupa ajak tuh kutil badak berdua"
"Oke babe"
"Oke"
Sambungan telepon diputuskan oleh Stevy, kegiatan malamnya pun dimulai. Untuk menghindari kejenuhan dan melupakan masalahnya Stevy menjadikan bar dan minuman-minuman sebagai pelampiasan.
Hanya minum-minum bukan untuk melakukan hal yang diluar batas, seperti gigolo dan para jalang. Itu tidak pernah masuk dalam kamus hidup Stevy dan teman-temannya, mereka tahu batasnya.
Stevy tengah bersiap-siap, outfit yang dipakainya malam ini bergaya classic, dengan warna biru malam yang indah, seindah gadis pemilik manik mata hazel itu.
Stevy turun dengan buru-buru, sebelum menuruni tangga ia melirik kamar mamanya.
Ia menghela nafas, 'maafin Stevy ma'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Stevy
Teen Fictionhttps://my.w.tt/R7fGERVCs5 Stevy Caroline Bramantyo, seorang gadis bak Dewi di sekolahnya. Hampir seluruh cowok di SMA SEMESTA bertekuk lutut padanya, dan jangan lupa dia seorang wakil ketua geng para gadis-gadis cantik dan berbakat di SMA SEMESTA...