DS 9

84 8 1
                                    

BACA!BACA! ;-)

Gak suka banget sama yang namanya 'Silent Readers'. Tekan 🌟, dan komentarnya kan gak dipungut biaya. Hufttt suka sedih :-(. Yang benar-benar suka sama cerita ini boleh absen gak?

Silahkan menikmati B-).
--------------------------------------------------

"Stevy Caroline Bramantyo Lo mau balikan sama gue?" ungkap seorang cowok yang tengah berlutut ditengah koridor bersama seorang gadis didepannya dan ditonton oleh banyak siswa siswi.

Fernando yakin gadis cantik didepannya ini akan menerimanya kembali, 3 bulan berpacaran dengan Stevy membuatnya yakin karena hanya dia yang mampu bertahan lama dengan Stevy.

Stevy menatap jijik cowok didepannya. "Nando Lo kenapa sih, jadi alay gini" ucap Stevy dengan sinis.

"Stev dengerin gue, cuma gue yang tulus sayang sama Lo, dan gue mau kita balikan. Balik kayak dulu lagi. Yah" mohon Fernando lalu meraih tangan Stevy dengan lembut.

"Stevy, gue tahu Lo lagi suka sama Cakra, tapi Lo harus sadar Lo udah lama ngejar dia tapi dia gak pernah respon Lo"

"Nando denger, dulu siapa yang minta putus, Lo kan? Dan buat gue, yang namanya mantan gak boleh reunian. Satu lagi, Cakra udah mulai ngerespon gue. Gue minta sama Lo buang jauh-jauh pikiran Lo buat balikan sama gue, karena itu gak bakalan terjadi" ucap Stevy dengan tenang tetapi wajah sarkas nya tak luput menerangkan bahwa ia benar-benar tidak menerima Fernando kembali.

Stevy meninggalkan Fernando, tanpa melirik Fernando kembali, karena kepercayaan yang Stevy kasih udah disia-siakan dulunya.

'Yang selingkuh siapa, yang minta balikan siapa. Heran gue' batin Stevy.

Siswa siswi yang melihat Fernando ditolak oleh Stevy justru terlihat bingung.

Fernando kaya, tampan berkharisma, dan menjadi salah satu most wanted boy. Kenapa Stevy tidak menerimanya?

Tetapi beberapa juga menyetujui Stevy, karena Fernando itu kasar terlalu egois, dan Playboy cap kuda. Wajar bukan?

"Awas Lo stev, Lo bakalan nyesel" teriak Fernando.

Stevy hanya bermasa bodoh tentang ucapan Fernando, ia pun kembali ke kelasnya. Kemarin tidurnya sangat nyenyak.

Karena.......

-Flashback on-

"Gue titip Stevy, jagain dia. Lo gak mau yang kedua kalinya terjadi kan. Gue tau Lo belum bisa lupain Adek gue, semoga Stevy bisa buat Lo move on"

"Nggak bisa bang. Hati gue udah mati. Semakin dia menyukai gue, semakin sakit yang dia terima bang"

Nino menghela nafasnya, sesulit itukah melupakan seorang Vania?
Sudah 3 tahun gadis itu pergi, tetapi Cakra masih menutup hatinya.

"Terserah Lo yang penting, gue mau Stevy aman sampai rumah. Ini permintaan gue sebagai sepupu Vania. Untuk terakhir kalinya"

"Yoi bang" ucap Cakra lalu menyalakan mesin motornya.

Sepeninggalan Cakra dan Stevy, Nino lupa Stevy pergi dengan teman-temannya. Yah, lain kali ia harus protes pada Stevy.

"Tinggal 3 curut lagi yang harus gue urus. Biarin dah sampai mereka sadar aja, toh bawa mobil juga. Stevy kan beda" ujar Nino sebelum masuk ke  ruangan kelap-kelip itu.

***

"Lepasin!"

"Ihhh Angkasa, aku kan takut jatuh"

Diary StevyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang