DS 18

61 7 0
                                    

SIDER : JOMBLO

Sebelum membaca sebaiknya tekan 🌟, dan jangan lupa meninggalkan jejak di Diary Stevy.

Ada beberapa part yang akan diprivat, disarankan untuk memfollow akun terlebih dahulu, jika tidak ingin ketinggalan part lainnya.

🌈🌈🌈

"Bawa dia ke UKS, obatin, Gendong aja kalau ngotot nggak mau, jangan biarin dia jalan. Gue percaya sama Lo, bisa jagain sahabat gue"

"Cukup untuk kali ini"

"Iya-iya gue minta tolong banget nih"

Terdengar helaan nafas pasrah dari sebrang sana, hingga sambungan telepon pun diputus sepihak.

Luna terkekeh pelan, Cakra itu sebenarnya orang yang peduli, tapi dia terlalu jaga image dengan tampang dinginnya.

"Udah?" Tanya Davin sambil mengacak puncak kepala Luna.
Luna mengangguk, ia tersenyum menatap Davin lalu merapikan rambut cowok itu dengan sisiran dari jemari lentiknya.

"Kita nggak bisa bantu banyak Lun. Semuanya tergantung Cakra, kalau dia nolak Stevy itu hak dia" ujar Davin dengan lembut sambil menikmati usapan lembut Luna di rambutnya.

"Tapi Stevy butuh orang kayak Cakra Vin. Cuma Cakra yang bisa mengubah Stevy jadi lebih baik. Contohnya kayak kamu ke aku"

"Hidup itu saling  melengkapi Vin" lanjut Luna lagi, sedangkan Davin tersenyum hangat pada Luna, ia begitu merindukan gadisnya yang posesif, apalagi pada sahabat-sahabatnya.

"Iya-iya kita usahain"

Akhirnya Davin mengalah. Mereka tahu keputusan ada ditangan Cakra, mau dia menerima Stevy atau tidak itu haknya. Yang penting mereka berusaha membantu Stevy.

***

Kini dua sejoli tadi sedang berada di UKS, untuk mengobati luka Stevy.

Dokter Flora yang menjaga UKS terkesima melihat Cakra yang memapah Stevy disampingnya, dengan luka di lutut gadis itu.

Setahu dokter Flora, Cakra telah menolak mentah-mentah Stevy yang menyukai cowok itu secara terang-terangan. Apa mereka sudah jadian? Ahh tidak mungkin.

Dokter Flora salah satu fans Cakra jadi dia wajar tahu perihal sang mayoret menyukai seorang panglima tempur Semesta.

"Selamat pagi dok" sapa Cakra dengan sopan.

Stevy saja tidak tahu kalau ini pagi atau siang, dia dengan tertatih duduk di tempat tidur UKS.

"Pagi Cakra"  jawab dokter Flora semanis mungkin.

Lalu ia melihat Stevy sekilas,  wanita itu kembali teringat saat Stevy menyinggungnya "sudah tua, ingat umur" karena menyukai Cakra, tepatnya ngefans karena kepandaian dan pesona Cakra, hampir semua guru menyukai cowok yang mendekati sempurna itu, yang menjadi salah satu kartu As Semesta.

'dokter gila' pekik Stevy dalam hati, seandainya Cakra tidak disini, ia tidak akan menahan untuk menyinggung dokter itu habis-habisan.

"Mila tolong kamu obati siswi yang kekurangan bahan pakaian ini" tukas dokter Flora yang melihat Stevy dengan ekor matanya, seperti memandang rendah Stevy.

Diary StevyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang