DS 20

133 9 6
                                    


Sebelum membaca sebaiknya tekan 🌟, dan jangan lupa meninggalkan jejak di Diary Stevy.

Ada beberapa part yang akan diprivat, disarankan untuk memfollow akun terlebih dahulu, jika tidak ingin ketinggalan part lainnya

Selamat menikmati

Song : ost crash landing on you, song gain- picture of my mind. Wajib dengar sambil baca ini, tapi ver. Instrumental.

🌈🌈🌈🌈

"Cepetan!!" panggil Ainun pada anaknya.

"Ini dia anak tante. Anak tante ganteng kan vy" ujar Ainun pada Stevy, dan gadis itu mengangguk pelan sekaligus kaget  "Iya tante"

"Cakra kenalin ini Stevy, dia yang sudah menolong omah kamu" tutur Ainun sembari membongkar isi plastik yang dibawa oleh Cakra.

Stevy terdiam dan berpikir mungkin Angkasa akan berpura pura tidak mengenalinya sebab mengetahui cowo satu ini sangat menghindari dirinya.

"Udah kenal kok Bun" jawab laki-laki itu dengan santai.

Sungguh kali ini Stevy bangga pada takdir. Dan bangga pada Cakra yang mengakui kalau cowok itu mengenalnya, kayak dikenalin ke calon mertua gitu.

Walaupun awalnya Cakra kaget karena keberadaan Stevy, dan manik mata mereka sempat bertemu, namun cepat-cepat ia mengalihkan pandangannya pada Ainun, laki-laki itu pandai menyembunyikan ekspresi terkejutnya tadi.

"Apa kalian satu sekolah" tanya Ainun tiba-tiba.

"Iya Tante" kali ini Stevy yang menjawab. Gadis itu tidak bisa menahan senyumannya, sungguh kemarin-kemarin dia galau karena ucapan terakhir Cakra, tapi sekarang hatinya sudah pulih saat melihat cowok itu. Seperti mood booster baginya.

Munafik jika gadis itu tidak senang bertemu dengan Ainun, yang notabene wanita yang melahirkan Angkasanya.

"Oh ya, Cakra kamu tolong obatin Stevy yah. Bunda mau urus administrasi omah dulu. Kasian lutut Stevy, obatin yang bener yah"

"Nggak usah Tante, saya bisa sendiri kok. Lagian lukanya nggak terlalu parah" elak Stevy, kali ini otaknya benar-benar tidak ingin merepotkan. Meski hatinya berkata lain.

"Nggak ada penolakan. Anak Tante baik kok lembut juga, kalau dia garang bilang sama Tante yah"

Bukan begitu. Tapi masalahnya Cakra mau atau tidak, Stevy takut Cakra akan menolaknya.

Stevy melirik Cakra sekilas, laki-laki itu hanya diam, menunggu keputusan yang akan diambil.

"Tap-"

"Biar Cakra yang obatin dia Bun" sela Cakra saat Stevy hendak menolak.

Ainun tersenyum menang, anaknya memang dapat diandalkan, dan sekarang ia harus segera bergegas menuju ruangan administrasi.

Namun langkahnya sempat terhenti, saat melihat anaknya yang berlutut dihadapan Stevy, Ainun tersenyum kecil, ia melihat tatapan berbeda dari Stevy yang ditujukan untuk Cakra. Seperti tatapan menyukai mungkin?

Tapi kalau dipikir-pikir dua muda mudi itu sangat cocok, Stevy yang terus tersenyum manis dan Cakra dengan ekspresi flatnya, kepribadian keduanya memang berbeda, Ainun tahu anaknya tidak mudah jatuh cinta tetapi sebagai ibu, ia tahu Stevy itu baik buat anaknya. Dan Stevy anak yang ceria, dia mampu menyesuaikan suasana walaupun penampilannya agak kurang sopan, tapi seseorang tidak bisa dinilai dari penampilannya saja tapi hatinya.

Diary StevyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang