DS 4

110 17 2
                                    

*Sebelum membaca sebaiknya tekan 🌟 jangan lupa untuk mengomentari, kan gratis gak pungut biaya trus dapat pahala lagi.

Pagi ini seperti biasa, tak ada mama dan papa yang menyambut Stevy untuk sarapan atau sekedar membangunkannya untuk berangkat ke sekolah.

Hanya Bi Maryam, seorang pembantu yang bekerja di rumah Stevy sejak Stevy kecil, ia juga menyaksikan pertengkaran hingga perpisahan yang dialami kedua orang tua Stevy.

Stevy tidak menganggap Maryam sebagai pembantunya, tetapi layaknya seorang ibu karena sejak umurnya 5 tahun, Maryam lah yang menjaga dan mengurus Stevy sejak Clarisa, mama Stevy sibuk memulai karirnya.

"Bi Stevy pergi dulu. Bekal untuk Angkasa udah adakan bi?"

"Iya non, hati-hati Yo. Semoga den Angkasa suka sama bekalnya"

"Makasih bi, tambah sayang deh Stevy"

'itupun kalau dimakan bi' batinnya.

Lalu Stevy mengambil kunci mobil dan melesat pergi menuju sekolahnya.

Tapi dalam perjalanan Stevy melihat seseorang yang ia kenal.

"itukan Rama, kenapa dia ribut sama preman" ucap Stevy masih didalam mobil, dua menit kemudian Stevy memutuskan untuk turun dan membantu teman kelas yang notabenenya adalah ketua kelas 12 IPA 7.

"Ram ini kenapa?" Tanya Stevy yang tiba-tiba menyela ucapan preman-preman layaknya rentenir.

"Kamu siapa? Pacarnya Rama? Kalo gitu silahkan bayar utangnya" ujar salah satu preman yang memiliki kumis tebal.

Stevy berdecak, matanya menajam, ohh karena utang,
lalu menatap preman-preman itu satu persatu dari bawah keatas dengan tatapan meremehkan.

"Emangnya berapa?" satu alis Stevy terangkat

"Dua puluh juta" jawab sala satu preman, dengan wajah tak kalah merehkan dan merasa menang.

Stevy menatap malas preman-preman yang ingin melanjutkan memukul Rama.

"Tunggu"

Stevy merogoh tas Chanel nya lalu mengeluarkan dompet yang bermerek sama.

Lalu ia menuliskan sesuatu di kertas putih tersebut. Itu adalah cek, sangat mudah bagi Stevy melakukannya.

Preman-preman itu salah terka, mereka kira anak gadis dihadapannya ini akan lari meninggalkan Rama setelah mengetahui nominal utang tersebut.

"Nih ambil. Udah puas? Sekarang kalian semua silahkan pergi!"

"Kaya juga cewek lo Ram. Cabut!!"

Setelah preman-preman itu pergi tanpa berterimakasih. Stevy beralih melirik Rama yang hanya menunduk dan tubuhnya yang lebam.

Rama berlutut dihadapan Stevy, lalu ia melepaskan kacamatanya dan hendak mencium kaki Stevy.

"Ehh Lo kenapa? Bangun gak!"

"Kalau Lo gak berdiri sekarang juga, gue minta ganti uang gue sekarang!" 

Rama tidak jadi mencium sepatu Stevy, tetapi ia masih menunduk didepan Stevy karena seolah olah hal yang terjadi adalah mimpi.

"Guee.. makasihh banget sama lo Stev. Maafin gue Stev, gue ngutang untuk pengobatan ibu gue yang sakit kanker otak. Gue bakalan ganti uang lo Stev, dan gu...."

"Cukup!" Sela Stevy dengan mengangkat tangannya.

"Lo gak usah bayar, anggap aja itu hadiah karena Lo udah jadi pemimpin yang baik di kelas"

"Dan ini, buat nyokap Lo sembuh!, dan beli obat-obatan yang mahal, jangan beli sampah kayak gitu. Nyokap Lo kanker ogeb, bukan migran biasa kenapa Lo beliin Bodrex" ujar Stevy sembari memberikan Rama beberapa lembar uang.

"Gue cabut!"

"Makasih banyak Stevy, God bless you" teriak Rama dengan bulir air mata haru, ia tak menyangka mendapatkan bantuan sebesar ini, dari gadis yang masuk dalam black list nya.

Stevy kemudian pergi meninggalkan Rama yang seolah olah tak percaya, karena seorang Stevy Caroline Bramantyo yang terkenal dengan kesombongan dan suka membully itu telah menolongnya.

"Ternyata Stevy orang yang baik. Semua tentang keburukannya gak bener. Gue dosa ya Allah" ucap Rama yang terharu dan merasa bersalah karena ia telah men-cap Stevy sebagai gadis yang buruk.

Mungkin Rama tidak akan ke sekolah hari ini, ia bersemangat untuk merawat ibunya.

Sedangkan Stevy hanya tersenyum bahagia melihat Rama dari kaca spionnya.

Ia merasa senang, membantu seseorang dengan materi yang dimilikinya untuk orang yang lebih membutuhkan.

Tetapi terkadang ia merasa miris, kenapa Tuhan terlalu memberikannya kekayaan berlimpah sedangkan kasih sayang seseorang pun tidak ia miliki.

Stevy melirik jam tangannya, waktu gerbang ditutup tinggal 10 menit, ia harus segera bergegas.

***

"1, 2 ,3 , 4,..."

"Stevy kenapa berhenti?" Teriak pak Arifin sebagai guru BK.

Stevy yang kedapatan terlambat akhirnya mendapat hukuman lari keliling lapangan sebanyak 15 kali.

"Capek pak, istirahat bentar yah pak" pinta Stevy dengan peluh yang membanjiri pelipisnya.

"Kalau istirahat, hukumannya ditambah 10 kali putaran" ucap pak Arifin.

"Yahh pak ka....." Ucapan Stevy terpotong karena kedatangan seseorang.

"Pak ini telat juga, sebaiknya di hukum" lapor pak Udin, seorang satpam di SMA Semesta.

Seperti mimpi, Stevy kira cowok didepannya adalah bayangan Angkasanya.

"Cakra cepat lari 30 putaran! Dan Stevy apa kamu jadi istirahat?" Tanya pak Arifin, tetapi ia tidak melihat keduanya,
Ternyata tanpa aba-aba mereka sudah berlari.

"Pak saya gak jadi istirahatnya, tapi larinya gak papa ditambah kok pak" teriak Stevy yang bersemangat menyamakan langkahnya dengan Cakra.

"Angkasa tunggu! Pelan-pelan ih" teriak Stevy yang tertinggal jauh dibelakang Cakra.

Saat berlari, Stevy menatap punggung tegap milik Cakra. Lalu menatap sendu punggung itu.

'Angkasa susah banget yah sejajarin langkah kita?'

'kenapa kamu terlalu jauh untuk aku jangkau'

'Dan kenapa aku gak pernah capek? Kenapa aku gak mau berhenti?'

Stevy berlari dengan pikiran yang beradu. Tetapi sejenak dia sadar bahwa Angkasanya akan sejajar jika dia menunggu hingga Angkasanya datang kembali.

Stevy tersenyum melihat Cakra yang sudah melewati banyak putaran, sedangkan ia berusaha mensejajarkan larinya dengan Cakra.

"Angkasa! Kamu gak capek?" Tanya Stevy sambil berusaha berlari.

"Ishhh Angkasa!"

"Gak" jawab Cakra dengan datar, tetapi Stevy justru seperti cacing kepanasan saat mendapat jawaban dari Cakra, tak lupa keringat dan rambut hitam legam Cakra yang basah membuat jantung Stevy ingin meloncat dari tempatnya.

TBC

Sebelum/Setelah membaca sebaiknya menekan 🌟 dan jangan lupa untuk mengomentari hal-hal yang perlu diperbaiki, untuk kelancaran penulisan. Mohon bantuannya my lovely readers. Dukungan dari kalian bantuan yang sangat besar.

Bakalan update lagi kalau komentar dan votnya bikin semangat nulis. Hehehe tengkyuuu, gue banyak bacot yahh? Maap😂.

See yah

Diary StevyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang