DS 15

70 10 1
                                    

SIDER : JOMBLO

TEKAN 🌟 SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA MENINGGALKAN JEJAK SEBANYAK-BANYAKNYA

✨✨✨✨

"Siapa yang ngelanggar perjanjian dengan Rajawali?" Ucap Cakra dengan suara berat yang mengintimidasi.

Semuanya diam. Tak ada yang berani menjawab. Walaupun raut wajah Cakra tenang, namun laki-laki itu sedang menahan amarahnya. Seluruh anggota brandalz tahu itu.

Diruangan yang biasanya ramai, penuh dengan cerita dan hiburan
Kini menjadi hening.

Cakra menghela nafas, ia menutup mata sebentar untuk menetralkan emosinya.

"Gue cuma mau pengakuan kalian. Jangan jadi pengecut, gue nggak mau brandalz diisi para pengecut" titah Cakra dengan tegas namun wajah tenangnya masih terpampang.

"Itu gue"

Seketika semua menoleh pada seseorang yang menjadi sumber suara.

Dewa?

Wakil ketua brandalz dari kelas 11, itu maju dengan gentle. Ia tahu, telah membuat kesalahan. Dan juga mengetahui pribadi ketuanya. Cakra tidak suka dibohongi dan membohongi.

"Alasan?"

Yup, Cakra langsung pada intinya, membuat anggota kurang lebih 200 itu menelan Saliva nya.

"Gue sama dia saudara tiri, bokap dia selalu nyiksa nyokap gue. Setiap hari, bahkan setiap bokap dia ngelihat nyokap gue. Dan dia ikut dalam penyiksaan nyokap gue, sampai-"

Ada jeda, sebelum melanjutkan.

"Sampai nyokap gue meninggal"

Setelah mengatakan itu, punggung Dewa bergetar, tak kuasa mengingat ibunya yang selama ini menderita. Tak bisa dipungkiri wanita itu satu-satunya keluarga yang Dewa miliki. Ia anak haram, keluarganya tidak menerima keberadaan Dewa.

Semuanya tercengang, mendengar isakan kecil, namun diiringi dengan kepalan tangan yang berusaha menekan emosinya.

Walaupun Dewa sebagai tangan kanan Cakra untuk memimpin kelas 11, yang terkesan dingin dan tak berperasaan, namun ia juga manusia yang memiliki titik rapuh. Bayangkan wanita yang dia lindungi selama ini, dengan mudanya dibunuh oleh ayah tiri dan juga saudara tirinya.

Cakra menutup matanya sebentar, merasakan kesedihan Dewa. Ia tahu kehilangan orang yang dicintai begitu menyakitkan, sama seperti dirinya kehilangan Vania.

"Lo nangis gue cabut jabatan Lo." ancam Cakra.
Yang kemudian merangkul Dewa, menepuk pundak yang rapuh itu.

"Lo nggak sendirian, kita semua disini keluarga" ucap Cakra seraya menatap Dewa dengan sorot mata menguatkan. Ia tidak ingin melihat anggotanya lemah.

"Masalah Lo, masalah kita semua" imbuh Devan.

"Tapi Lo harus selesaikan dengan damai dulu. Melaporkan ke pihak berwajib, kita bakalan bantu. Jangan sungkan" Kris menambahkan, sembari menepuk pundak Dewa untuk memberikan keyakinan.

Jika kedua orang itu tidak ingin diserahkan ke pihak yang berwajib, maka jangan salahkan brandalz jika mengamuk.

"Makasih bro. Gue beruntung jadi bagian dari kalian" ungkap Dewa, jarang-jarang ia memperlihatkan senyum nya, kecuali saat menghabisi musuh ia akan tersenyum lebar.

Anggota brandalz lainnya bersorak, mengubah suasana menjadi ramai. Mereka kembali memainkan gitar,saling menjahili, dan bercanda, kembali pada kebiasaan mereka.

Diary StevyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang