18.Mencintaimu Dalam Diam

30.7K 2.2K 18
                                    

Aku mencintaimu karena agama yang ada padamu. Jika kau hilangkan agama dalam dirimu, maka hilanglah cintaku padamu
-Imam An Nawawi-

***

Zahra memoleskan wajahnya dengan bedak bayi dan sedikit liptin agar tidak terlihat pucat. Setelah penampilanya sudah rapi lalu ia mengambil tas dan memasukan barang-barang yang akan di bawa seperti ponsel, dompet dan Al-Quran kecil berwarna pink pemberian Abinya. Ia tidak perlu membawa mukena karena di Mushola rumah sakit sudah disediakan.

Setelah mengecek kembali perlengkapanya lantas Zahra mengunci kamarnya. Dan beralih mengetuk pintu Raina yang masih tertutup rapat.

"Assalamualaikum, Na"salam Zahra.

Mendengar salam Zahra kemudian Raina membukakan pintu. "Waalaikumsalam, masuk dulu Ra"jawab Raina.

Zahra mengamati kamar Raina, terdapat banyak sekali poster BTS ataupun band korea lainya. Zahra tersenyum, sepertinya Raina fans berat korea?

"Maaf kamarku memang begini"ucap Raina seraya terkekeh.

"Nggak apa-apa kok"jawab Zahra.

"Selesai, ayo berangkat"

***

Zahra menelusuri koridor rumah sakit setelah tadi melihat kondisi pasien yang sudah membaik. Langkahnya terhenti di depan ruangan Ali. Pintu ruangan yang sedikit terbuka membuatnya dengan jelas melihat apa yang sedang dilakukan Ali. Ruangan yang bernuansa putih itu, Ali bersujud di atas sajadahnya menghadap Sang Ilahi.

Hal itu membuat Zahra semakin kagum, dikesibukanya Ali masih menyempatkan shalat dhuha.

"Subhanallah"batin Zahra.

Rambutnya yang basah dengan air wudhu membuatnya mengalihkan pandangan sesaat. Sungguh setan sangat senang mencoba menggodanya agar dirinya terus memandangi kaum adam satu ini, Astaghfirullah.

Terdengar Ali mengucap salam cepat-cepat Zahra pergi sebelum Ali mengetahui dirinya sedang memperhatikanya.

"Kamu kenapa? Kok lari-lari gitu"ucap Syifa ketika Zahra telah sampai di depan kasir.

"Nggak apa-apa"jawab Zahra.

"Kamu aneh"celetuk Syifa. Sementara Zahra hanya menampilkan barisan giginya sambil terkekeh.

Siang berganti sore, awan putih mulai gelap, seketika rintik hujan turun membasahi bumi. Di sinilah Zahra, duduk seorang diri di Halte Bus. Karena ada urusan mendadak Raina pergi lebih dulu menaiki taksi.

Allahumma Shoyyiban Naafi'an

Zahra memejamkan mata sejenak, menikmati butir-butir hujan yang jatuh membasahi wajahnya. Melakukan kebiasaanya saat turun hujan. Ia sangat menyukai hujan, karena baginya hujan terkadang mengerti akan setiap kesedihan yang dialaminya. Menghiburnya bahwa kesedihan hanyalah sesaat, kesedihan itu akan tergantikan dengan kebahagiaan.

Hujan semakin deras membuat bajunya sedikit basah. Udara yang semakin dingin membuatnya mengeratkan kedua tanganya memeluk tubuhnya sendiri.

Awan semakin gelap, seketika rasa cemas muncul sebab Bus belum juga datang. Jika tadi Zahra menerima ajakan Syifa untuk pulang bersama, mungkin dirinya sudah sampai kost. Tapi ia berfikir dua kali, karena tidak enak hati bila Syifa harus berbalik arah lagi untuk sampai rumahnya.

Mencintaimu Dalam Diam [SUDAH TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang