Jam pelajaran di mulai.
Guru mata pelajaran matematika memasuki ruang kelas. Pak daud guru pengajar selalu ada hal baru tiap pelajarannya. Kali ini beliau menyuruh semua murid menutup matanya menggunakan dasi dan mengikatnya dengan kuat agar tidak ada celah untuk melihat.Semua anak bersorak ria namun aku hanya terdiam mendengar instruksi dari pak daud.
"Yaallah apalagi ini" keluh aku dalam hatiSemua anak dengan cepat menutup matanya mengikuti instruksi dari guru pengajar begitu pula dengan aku.
"ayo.. Kalo udah selesai, dengan mata tertutup kalian mencari teman 1 orang. Apabila telah mendapatkan 1 orang maka anak itu akan menjadi teman duduk kalian selama satu semester ini" ujar pak daud dengan lantang
Kelaspun mulai ramai,satu persatu anak mulai berjalan dengan mata tertutup dan mencari anak yang lain.
Lain halnya dengan aku. Aku hanya diam dan menunggu orang yang menghampiriku,karena aku tahu pasti tidak ada yang mau duduk dengan orang sepertiku.Deg.. Tiba tiba seorang anak yang ntah siapa memegang tanganku.
Dalam hati ku berharap semoga anak ini bukan mereka yang selalu mencaci diriku. Saat itu aku benar benar gak tau itu siapa,jantung pun berdetak dengan cepat."Argghhh aku takut. Aku takut jika dia tidak mau duduk denganku dan membuatku malu di depan anak kelas. Kalo gini mah lebih baik seperti biasanya aja,duduk sendiri" umbel Rini dalam hati
"baik anak anak seperti nya semua sudah menemukan pasangan. Kalo gitu buka penutup matanya yah"
Dengan bersamaan semua anak membuka penutup mata.
Sorot mata tertuju padaku,karena aku duduk sama Toni. Aku hanya menundukkan kepala sembari menyiapkan buku pelajaran kala itu.
Toni menatap ku dengan tersenyum lebar kemudian ia mengulurkan tangannya, dengan ragu akupun membalas salaman Toni."Hai,kita udah jadi temen sebangku loh.. Jangan sungkan sungkan ya hehe" canda Toni
Aku hanya bisa membalas perkataan Toni dengan senyuman.
Akhirnya jam pelajaranpun usai. Semua murid berkumpul melingkari diriku. Kala itu aku hanya pasrah. Semuanya membengkam diriku, bahkan sebagian anak menyuruh agar aku tidak duduk dengan Toni.
Air mata mulai membasahi pipiku,saat itu aku ingin pulang karena sudah tidak sanggup lagi menghadapi semuanya.Braakk... Toni memukul meja dengan penghapus. Semuanya menoleh kearah belakang.
"Apa apaan kalian!! Dia duduk sama aku karena pak daud yang menyuruhnya,lagian aku senang kok duduk sama dia" tegas Toni sembari menarik tanganku.
"halah Ton.. Kamu gak pantes duduk sama dia. Dia itu gak pantes bahagia" ujar salah seorang murid di kelas
Toni tersenyum miring dan menarikku keluar kelas.
"makasih" ucapku lirih
"udahlah santai aja, kamu itu seharusnya lawan mereka dong bukan malah diam"
Aku membalasnya dengan senyuman.
"kita udah temenan yah jadi kamu gak perlu takut lagi, selama ada aku semuanya aman wkwkw" pecah Toni menyemangati Rini
🌼 🌼 🌼
Aku gak tahu niatmu baik atau buruk.
Tapi saat ini aku ingin mengucapkan terima kasih atas kebaikanmu.
Terima kasih telah hadir di waktu yang tepat dan terima kasih telah menjadi teman baruku.@qorry_aini
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesendirian Yang Nyata
Teen FictionBanyak orang menghargai orang lain karena memiliki kekayaan dan kecerdasan yang lebih. Dan terkadang mereka meremehkan bahkan mengabaikan orang orang yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata bahkan,sampai menjadikan kekurangan seseorang sebagai...