Setelah semuanya selesai ku tatap jam di dinding samping lemariku. Jarum jam menunjukkan pukul 06.45, aku segera mengambil tas dan beberapa buku pelajaran hari ini.
Dan akupun bergegas tuk menurun tangga kamar, Toni menahan tawanya saat melihatku andai tak ada mama pasti sudah ku jambak dia.
Aku menarik tangan dia dan meminta izin ke mama tuk berangkat sekolah.
Mama hanya tersenyum melihat tingkah putrinya ini.***
Di tengah perjalanan tak sepatah katapun yang terlantar dari aku maupun Toni.
Bungkam rasanya seperti anak kecil yang lagi musuhan.Toni mempercepat sepedanya hingga rambutku beterbangan tak karuan.
"Pelanin dikit bisa gak sih?" Ujarku sembari menahan helm yang mau copot.
"Cantik" ucapnya dengan santai.
Pipiku memerah seketika,bibir sedikit tertarik namun ku tahan karena rasa gengsi yang merajalela.
Toni menatapku dari kaca spionnya sembari tersenyum manis.
***
Kringgg...
Bel masuk pun berbunyi,semua murid bergegas menuju kelasnya masing-masing.Nihil sekali bu Nori sosok guru yang terkenal rajinnya minta ampun bahkan tak pernah telat 1 detikpun saat masuk kelas,malah hari ini beliau cuti untuk 3hari ke depan.
Alhasil kelaspun menjadi gaduh.
Semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang khusyuk bergibah, nyanyi-nyanyi gak jelas, makan, baca novel dan bahkan ada yang mengejar mimpi di pojok-an kelas. (maklumlah masa remaja wkwk)"KATA"
Yaa aku tengah membaca novel "kata" bersama Desi, Putri, aca dan Rika.
Semua fokus menatap novelnya masing-masing.
Namun tatapan Putri buyar saat melihat Toni yang berada di belakang Rini sembari melambaikan tangannya seakan memberi kode agar tidak memberi tahu Rini.
Putri hanya mengernyitkan dahinya tanda mengiyakan perintah Toni.Spontan Toni menutup mata Rini yang membuat semua orang di kelas menatap aksi Toni sembari tersenyum.
Toni menutup mata Rini dengan kain hitam yang diikat di kepala Rini. Tangannya mengepal erat tangan Rini sembari menuntun Rini keluar kelas.
Tubuh Rini menolak ajakan itu, namun Toni berbisik tepat ditelinga Rini.
"Udah tenang gua gak bakal nyulik lo kok" ucapnya cengengesan.
Suara yang tak asing lagi membuat ia sedikit geram dengan tingkahnya. Ia hanya diam tak berkutik karena genggaman Toni sangat erat yang nihil untuk melarikan diri.
"Apa-apaan ini udah erat banget genggamannya masih pake acara tutup mata segala. Awas aja kalo macem-macem ini anak". Batinku geram
🌼🌼🌼
Duduklah di sampingku, ceritakan hal indah ataupun sedih karena bibirku akan selalu tersenyum saat menatap indah paras dan celotehanmu
qorry_aini
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesendirian Yang Nyata
Teen FictionBanyak orang menghargai orang lain karena memiliki kekayaan dan kecerdasan yang lebih. Dan terkadang mereka meremehkan bahkan mengabaikan orang orang yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata bahkan,sampai menjadikan kekurangan seseorang sebagai...