Happines

92 5 0
                                    

Aku berdiri di tempat administrasi,sang suster memanggilku. Aku bingung harus bagaimana karena uangku belum cukup untuk membayar biaya operasi.

Suster itu tersenyum padaku. Aku hanya menatapnya heran. Ku tundukkan pandangan dan memberi tahu bahwa secepatnya biayanya akan segera di lunasi namun dia tersenyum sambil menepuk bahuku. Perasaan bingung mulai melandaku.

"Tenanglah bak,semua biayanya sudah di bayar lunas" ucap suster itu

Sejenak ku terdiam sembari mencerna ucapannya.

"Benarkah?apa ini hanya sekedar mimpi?ku mohon jangan berbohong padaku" ujarku dengan penuh harap

Senyuman tulus terpampang di wajah suster itu. Dia mengangguk pelan dan berkata bahwa pihak rumah sakit yang telah memberi keringanan dan pengobatan terbaik akan di berikan pada mama.

Rasanya senang sekali. Akupun mulai bertanya tanya,apa mungkin pihak rumah sakit akan memberikan biaya gratis padaku?
Tidak..tidak mungkin memangnya aku ini siapa?padahal di sini saja tak ada satupun orang yang aku kenal.

Aku akan mencari tahu sendiri pemilik rumah sakit ini. Aku pasti bisa menemukannya walaupun pihak rumah sakit merahasiakannya.

***
Ku duduk di kursi sebelah kasur mama. Sudah 2 minggu lebih mama masih belum sadar. Aku mengelus dahi mama lembut,tak ada respon dari mama.

"Ma.. bentar lagi mama bakalan di operasi,mama yang kuat ya,Rini yakin mama pasti kuat ngejalaninya" ujarku lirih.

Ku tidurkan kepala di dekat tubuh mama.
Tak lama kemudian,suster membawa mama ke ruang operasi.
Namun sayangnya aku tidak di perbolehkan masuk.

Aku berdiri di depan ruang operasi,perasaanku mulai kacau.
Sejam lebih dokter melakukan pengobatannya tapi tak kunjung selesai.
Doa doa ku panjatkan agar semuanya berjalan lancar.

***
Sekitar 2 jam setengah,operasipun selesai.
Dokter keluar dari ruangan,keringatnya membasahi dahinya.
Beliau menjelaskan tentang hasil operasi dan aku hanya meng-iyakan karna aku masih belum begitu paham dengan masalah di bidang kesehatan.

Ku ucapkan terima kasih pada dokter Burhan. Beliau hanya tersenyum kecil dan akupun di perbolehkan masuk untuk menengok mama.

Aku masuk ke kamar mama dengan pelan namun mama belum sadarkan diri.
Aku tersenyum lega karena semuanya telah selesai.
Selang infus yang masih tertancap di tangan mama. Kondisinya masih lemah. Ku peluk mama erat,hingga akhirnya aku pun tertidur pulas.

Aku terbangun ketika ada yang mengelus rambutku pelan dan ternyata tangan mama yang mengelusku.
Aku tersenyum,mama menatapku lembut.

"Mama sudah bangun?" Ucapku grogi

Hanya anggukan yang mama isyaratkan.

"Mama cepet sembuh ya nanti kita jalan jalan bareng"

Mama tersenyum sambil meneteskan air mata.
Aku menghapus air mata mama,senyuman hangat dari mama yang membuatku rindu.

🌼 🌼 🌼

Yakinlah setelah ada kesedihan yang melanda disana terdapat kebahagian yang menunggumu

@qorry_aini

Kesendirian Yang Nyata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang