Lorong kota nampak sepi.
Jam tangan menunjukkan angka 17.15
Hanya suara motornya yang bersanding dengan angin yang seakan mengiringiku dan dirinya.Ia mengajakku duduk di sebuah taman kecil, dan katanya tempat itu adalah tempatnya tuk melawan sedih.
Memang taman itu terlihat begitu menenangkan,jauh dari keramaian dan hanya angin yang berhembus pelan."Kamu tunggu disini dulu, aku mau kesana sebentar" ucapnya sambil tersenyum.
Aku tak menjawab sepatah katapun,wajah datar yang hanya ku tunjukkan padanya.
Ia pun mulai berjalan kearah utara dari tempat duduk yang kutempati.
Sorot mataku menatap sekeliling taman yang sepi itu.
Aku termenung menatapnya, pikiranpun mulai memikirkan hal yang aneh-aneh.
"Ngapain dia mengajakku kesini?
Apa dia tengah sedih?
Atau mungkin ah sudahlah jangan berpikir yang tidak-tidak" ujarku yang menghentikan lamunanku kala itu.25 menit aku menunggunya di tempat itu, namun belum ada tanda-tanda dia kembali.
Handphone yang ada di saku rok seakan menyuruhku tuk menelponnya. Saat ku mengabil handphone di saku rok tiba-tiba...
Daaarrr...
Aku tersontak kaget dan tanganpun siap tuk menabok orang itu.
"Haha lucu ya kamu,cantik-catik tapi goblok" ujarnya sambil tertawa kegirangan.
"Siapa yang goblok coba?" Sahutku dengan nada kesal.
"Kamu..udah jelas aku ada dibelakangmu dari tadi masih aja mau nelfon" usilnya kala itu.
"Yakan aku gak tahu" ucapku sembari dengan wajah datarku.
Toni tertawa seakan berhasil mengalahkan musuh bebuyutannya.
"Tau ahh aku mau pulang,cepet anterin aku pulang!!" Ucapku cemberut.
"Cup cup cup sayang deh". ucapnya sambil mengelus kepalaku.
Deg..deg..deg
Rasa apa ini??🌼🌼🌼
Nan jauh di cakrawala semesta tersenyum melihat kita.
@qorry_aini
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesendirian Yang Nyata
Подростковая литератураBanyak orang menghargai orang lain karena memiliki kekayaan dan kecerdasan yang lebih. Dan terkadang mereka meremehkan bahkan mengabaikan orang orang yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata bahkan,sampai menjadikan kekurangan seseorang sebagai...