Bagian 13

172 65 8
                                    

Sekarang Vina sudah berada pada deretan rak buku ilmiah yang hendak ia cari. Memang saat ini ia sedang disibukkan dengan tugasnya. Selain untuk mencari bahan tugasnya ia juga biasanya akan mencari beberapa hal mengenai tentang kesehatan yang mungkin berguna bagi dirinya.

Saat hendak mengambil buku yang letaknya agak lebih tinggi dari jangkauan Vina berdiri. Sebuah tangan kekar mengambil alih terlebih dahulu kegiatan yanga akan Vina lakukan.

" Bihan... "

Entah ada acara apa bihan sampai masuk ke ruangan seperti ini. Secara bihan sangat tak suka yang namanya perpustakaan.

" Kamu disini? Kenapa? " Tanya Vina heran.

Bihan hanya mendengus kesal melihat ucapan Vina barusan. Bukan tujuannya untuk mencari buku di perpustakaan ini melainkan ingin menemui Vina. Seharusnya Vina tau itu.

" Gue cuma mau ketemu lo aja vin, kebetulan gue liat lo masuk ke perpustakaan jadi gue ikutin dech. " Jelas bihan. Sambil memberikan buku itu kepada vina

" Dasar penguntit" Kekeh Vina. Lalu diambilnya buku itu.

Bihan hanya mengembangkan pipinya. Terlihat gemas jika ia seperti ini. Bihan memang sangatlah tampan apalagi dia termasuk kedalam cowok yang menggemaskan. Jika dilihat ia lebih cocok menjadi adik Vina dibandingkan dengan temennya.

" Ngomong-ngomong kayaknya gue baru pertama kali ini liat lo ke perpustakaan. " Ujar Vina.

" Iya... Karena lo baru masuk aja. Gue nggak seperti waktu di SMP dulu kok. Gue kesini terkadang cuma mau cari bahan remedial. "Tutur bihan.

" Apa?!!! Bihan yang dulunya pintar ini bisa-bisa remedial? " Pekik Vina sampai ia refleks dan tak menyadari dimana ia sekarang.

Pak muli yang menjaga perpustakaan itu hanya berdesis melihat tingkah Vina barusan. Dan Vina juga seharusnya menyadari di mana sekarang dia berada.
Pak muli memang penjaga perpustakaan ini. Ya.. Vina tau itu dari audy. Karena audy pernah memberitahu semua sudut ruangan disekolah ini. Seharusnya itu tugas randa tetapi ya sudahlah, kalau mau mengharapkan randa yang malesnya minta ampun. Lebih baik ia bersama audy saja.

" Vin... Gue langsung pulang ya nanti, maaf gue nggak bisa anter lo. Tapi tenang. Besok gue anter jemput lo. Soalnya hari ini papa suruh gue ke rumah rekan kerjanya. Katanya mau ngambil berkas. Papa agak sibuk hari-hari ini. Jadi gini deh.. "Jelas bihan.

Vina hanya tersenyum pertanda ia tak masalah dengan ucapan bihan. Tuh.   Dirinya juga kan bisa bareng bayu atau baik tunggu jemputan sopir papanya.

" Iya nggak apa-apa. Tapi janji besok jemput gue. "Ucap Vina dengan menunjukkan jari kelingkingnya.

Uluran jari tersebut disambut oleh bihan dengan semangat. Bihan lalu tersenyum ke arah Vina. Bihan sangat mengerti dengan Vina, jika janji harus ditepati kan. Vina memang suka menawarkan janji kepada bihan. Tujuannya untuk apa?. Ya.. Supaya Bihan tidak lupa. Biasanya jika Vina tak menawarkan janji, maka bihan lah yang lupa nantinya.

" Janji"ucap bihan.

.

.

.

Suara deruan motor terdengar dipenjuru gedung lama yang terletak tak jauh dari sekolah Vina. Dengan teriakkan kesenangan akan aksi mereka dengan motornya dan ada yang hanya sekedar duduk santai sambil bermain kartu di pojokan.

" Lo liat kali ini gue yang akan menang. Dan lo harus serahin gadis lo itu ke gue. " Ucap orang itu dengan keadaan setengah sadar.

Sedangkan lawan bicaranya hanya bisa membuang mukanya malas menghadapi manusia gila di hadapannya ini.

Love Secret [ COMPLETED✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang