Bagian 12

239 68 8
                                    

Setelah banyak melamun hal-hal yang unfaedah tadi. Kini gilirannya waktunya untuk memikirkan bagaimana nantinya ia bisa berpapasan muka eh... Ralat... Bukan berpapasan muka saja. Melainkan tatapan lama. Pasalnya Randa kan duduk disebelahnya.

Keadaan menjadi hening setelah hampir 15 menit. Vina pun jadi heran kenapa kelasnya jika ribut pasti nggak ketulungan. Eh... Giliran sepi ya.. Sepi amat seperti kuburan.
Terdengar langkah kaki yang tegas dari arah pintu kelas Vina. Kalau sudah begini waktunya diam dan dengarkan.

Sang pemilik suara kaki yang tegas itupun berdiri di ambang pintu sambil memainkan penggarisnya. Entahlah apa yang dilakukan oleh guru itu. Matanya memicingkan ke setiap penjuru kelas dan menangkap keberadaan Vina, bukan Vina lebih tepatnya ke bangku sebelah Vina yang tak berpenghuni. Yang tak lain adalah bangku Randa.

" Hmmmmm... Lagi ada rapat club apa dia? " Ujarnya sambil menyinggung kepada Randa yang tak ada di tempat.

Tatapan para murid pun saling melontarkan pertanyaan. Dan itu berhasil membuat sang guru berucap tegas.

" Stooooppppp..... Saat ini mistar saya sudah kelaparan. Jadi tolong kepada para mangsa hari ini. Berhati-hatilah. " Ucapnya seram.

Sontak seluruh siswa bergidik ngeri dengan tatapan tajam sang guru matematika tersebut. Bahkan para siswa tak henti-hentinya memanjatkan doa agar hari ini bukan hari tersialnya.

Guru yang diketahui bernama buk lia itu akhirnya masuk dan duduk di bangku kebesarannya. Masih dalam posisi duduk buk lia memainkan misatar kebanggaannya itu. Menatap setiap siswa maupun siswi di ruangan itu. Dan melanjutkannya dengan berjalan menyusuri setiap lorong barisan.

Terdengar suara  pukulan kecil namun mengerikan yang bersumber dari mistarnya itu. Para siswa masih dalam posisinya dan sebagian dari mereka membaca segala surat-surat pendek yang mereka hafal dan ada juga yang membaca Ayat kursi sambil menengadahkan kedua tangannya.

Kalau dilihat ya ini..  Kelas ter absurd, kelas yang paling ribut no 1. Kelas yang selalu terekspose di seluruh penjuru sekolah itu.
Tenar abis.... Tidak ada kelas yang bisa menandingi kelas ini. Lihat saja murid yang super santuy. Tapi waktunya serius malah meminta ampun, seperti mau di cabut saja nyawanya.

" Ilham.... Kamu kenapa? " Tanya buk kian kepada salah satu siswa yang membaca Ayat kursi tadi. Ya beginilah ilham, bahkan dia yang paling menonjol soal meminta ampun.

" Anu... Emmmmm.. " Ucapnya bingung plus takut.

" Kamu buat tugas kan? " Tanya buk lia.

Sontak kaki ilham langsung ber gemetar hebat dan semua itu membuat para siswa di kelas mulai berhati-hati dan mencari akal. Serta menyiapkan bahan teks untuk beradu argumen saat di tanya buk lia nanti. Sepertinya hari ini kesialan akan melimpah ilham. Entah kenapa perasaan ilham mulai bercampur aduk menjadi satu. Dan kini ilham hanya menunggu mukjizat dari Tuhan.

" Hello.. Guys... Gue balik... " Jerit randa dengan suara baritonnya.

Mendengar sebuah jeritan dari ujung pintu sana. Membuat seluruh pasang mata menatap ke arah Randa. Begitupun buk lia. Entahlah mungkin bagi ilham doanya di jaba. Tak henti-hentinya ilham bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan. Rasanya ilham mau sujud syukur tapi posisinya tak memungkinkan.

Buk lia pun berjalan mendekati randa yang masih mematung disana. Buk lia memutari tubuh randa yang terbilang kekar. Menatap randa dengan tatapan mencurigai. Dan malah si empunya santai -santainya. Malahan sekarang sikap randa seperti menantang buk lia disana. Diletakkannya tangan randa di depan dada dengan keadaan melipat.

" Ha.... Nantang ya kamu. " Terkejut buk lia.

" Terus randa gimana buk. " Tanya randa sok polos.

Love Secret [ COMPLETED✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang