Bagian 46

60 12 0
                                    

Semuanya kembali
luka itu, kenangan pahit itu
Semuanya...
Aku tak ingin melihatnya
Ataupun mendengarnya kembali.

~Randa


" Bagaimana kondisimu? "

Vina hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar sambil menunduk.
" Buruk sekali. "

" Kau tak seburuk itu. " Kata Randa menatap Vina intens.

" Hmmm.. Aku memangg tak seburuk itu bukan. Kalau begitu, katakan kalau aku yang paling cantik. "Kekeh Vina yang membuat Randa mencolek pipinya.

" Eh.. Mulai jahil lagi. "Kekeh Vina.

" Kapan terakhir aku jahil sama kamu? "Tanya Randa.

Vina langsung berfikir keras.
Kapan?
Vina saja tidak ingat itu. Randa terlalu dingin dan pemarah jika untuk dikatakan seorang yang humoris serta jahil.

" Kapan ya? "

" Kapan terakhir aku katakan I Love you. "Goda Randa.

Pipi Vina yang putih langsung merah padam dibuatnya. Vina langsung tertawa lepas. Bukankah kini Vina tengah blushing. Tapi Vina senang saat Randa mengatakan hal itu. Selama ini, bahkan jarang sekali ia mengatakan hal yang seromantis itu.

" Itu jahilnya kelewatan. "

Randa hanya melongo. Jahil?
Mati-matian Randa berusaha membuat Vina malu. Tetapi ia malah mengganggap kejahilan.

" Nggak semua jahil itu berujung pada kekesalan. "Jelas Randa.

" Emang ada jahil romantis? "Tanya Vina.

" Ya.. Itu tergantung orangnya niat apa nggak. "

" Kalau kamu tipikal yang mana? Niat apa nggak niat? "Tanya Vina.

" Emm... Agak nggak sih. Tapi yang udah terpaksa. Soalnya bayar senyum kamu itu mahal "Kekeh Randa.

" Tuh kan ishh... " Vina langsung memukuli Randa didepannya.

Randa hanya bisa terkekeh. Jarang sekali ia bisa berbicara lepas dengan Vina. Apalagi sekarang hanya mereka berdua.

. . . .

" Kamu beneran nggak mau jenguk Vina? " Tanya Cakra kepada putrinya itu.

Anes yang tengah memakan mie intan langsung terdiam dan menatap cakra seolah lalu menggelengkan kepalanya singkat.

" Loh kok gitu? Dia kan temenmu. "

" Heh.. Temen, mana ada temen nikung sahabatnya sendiri. " Gumam Anes pelan.

" Apa? "

Doni yang mendengar samar-samar langsung bertanya. Anes langsung menyadari dengan siapa ia bicara sekarang.

" Anu pa.. Emm.. Maksud Anes, nanti deh kalau sore. Gimana? Papa mau ikut? "

" Boleh. Tapi Anes dorong kursi roda papa ya. "

" Tenaga aja pa, siapa lagi kalau bukan Anes di rumah ini yang bisa bantu papa. "

Cakra hanya tersenyum menatap putri semata wayangnya itu. Dengan keadaan Cakra sekarang ini, pasti sangat membuat Anes repot akannya. Jujur Cakra tak ingin berlama-lama dan merepotkan putri cantiknya itu.

Love Secret [ COMPLETED✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang