Bagian 44

53 15 0
                                    

" Maafkan mama Vina. Maafkan mama hiks.. Hiks.. "Yeni terus menangis setelah ia menceritakan yang sebenarnya siapa itu Sasa.

Vina hanya terdiam dan memadangi Yeni tanpa memeluknya ataupun menghampirinya disana.
" Kenapa mama nggak pernah cerita sama Vina? Vina perlu tau ma, bagaimanapun juga Vina udah besar dan Vina bukan anak kecil yang mudah dibohongin apalagi mama sembunyiin sesuatu yang sangat berharga bagi Vina. "

" Mama takut Vina bakal benci sama mama."ucap Yeni tengah isak tangisnya.

" Vina nggak mungkin benci mama, dan Vina nggak bisa lakuin itu semua. Tapi satu yang Vina sesali sampai saat ini. Vina nggak pernah ingat sama mama kandung Vina sendiri. "Lirih Vina.

" Vina"

" Aku butuh waktu ma. Aku butuh waktu buat ngertiin ini semua. Vina harap mama ngerti. " Kata Vina dan dengan perlahan Vina membalikkan badannya. Vina meninggalkan Yeni yang tengah menangis disana.

Langkah kaki Vina terdengar menggema di ruangan itu. Yang Vina rasakan saat ini hanya sesak yang tiada tara. Sedih, pasti Vina sedih. Bagaimana tidak, jika ia telah kehilangan mama kandungnya sendiri sedari kecil. Bahkan ia baru mengetahuinya sekarang. Dunia serasa tak mau memaafkan Vina.

Saat Vina ingin menjangkau pintu kamarnya tangan Firman menahannya kini
" Vina? Vina kenapa? "

Namun Vina langsung melepaskan tangan Firman tanpa babibu. Pikiran Vina kini masih kalut dengan ucapan Yeni tadi.

" Vina sudah aku anggap sebagai Putriku sendiri.. Bahkan aku merelakan keluargaku demi putrimu Sasa. Aku tidak akan sanggup jika harus kehilangan Vina seperti aku kehilangan sosok sahabat sebaik dirimu... Hiks.. Hiks.. "

" Tetapi sepertinya Tuhan masih memberikan satu pintu kesempatan untukku agar bisa membuat kalian bersatu kembali. "

" Jadilah istri untuk Firman dan ibu bagi anak-anakku Yeni. "

Brakkkk..

Pintu dibanting seketika oleh Vina. Firman hanya bisa terkejut melihat perubahan emosi pada Vina.

Ada apa dengan Vina sebenarnya? Aku harus cari tau sekarang?, batin Firman langsung berlari menuju ke kamar Yeni. Mungkin dia menemukan sesuatu disana.

Sedangkan Vina hanya bisa berdiri dibalik pintu kamar. Sebuah air mata lolos begitu saja dari kelopak matanya yang indah. Vina hanya membungkam mulutnya. Dan memegangi dadanya yang sesak. Tangisan yang ia tahan sedari tadipun langsung pecah seketika.

Perlahan ia terduduk di pintu itu. Punggung yang ia sandarkan pada pintu pun turun seketika. Vina meringkuk dibalik pintu serta lantai yang dingin. Di tekuknya lutut sembari kepala yang ia tundukkan. Bahu yang naik turun menandakan betapa Vina tengah menangis dengan hebatnya.

Jika vina harus menangis tidak apa-apa. Jika menangis bisa mengembalikan mamanya akan Vina lakukan. Walaupun Vina juga harus pergi atau dicabut nyawa sekarang juga. Vina akan ikhlas, karena dengan cara itulah ia bisa meminta maaf kepada mama kandungnya dan bertemu untuk memeluknya.

Vina pun berdiri dan menuju ke meja riasnya yang penuh dengan berbagai macam bedak ternama serta aksesoris mahal. Ia memandangi wajahnya  yang pucat. Tangan Vina mulai memegangi bibirnya yang ikut pucat. Tapi tangan Vina juga menjangkau rambut hitam kecaoklatannya.

Saat Vina memegangi rambutnya itu. Ia merasakan rambutnya seperti ringan. Tangan Vina ia gerakan seperti menyisir rambutnya. Lalu ia melihatnya, rambut yang rontok. Banyak sekali, Vina juga mengulanginya berkali-kali. Semakin ia menyisir rambutnya dengan tangan. Semakin banyak pula rambut yang rontok di tangannya.

Love Secret [ COMPLETED✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang