Bagian 51

63 14 0
                                    

" Seharusnya gue yang tanya. Masih peduli lo sama gue? " Ucap Bayu mengulangi pertanyaan Sila.

" Gak usah basa-basi. Tujuan gue kesini penting. Kalau nggak penting juga gue nggak bakalan kesini. " Ketus Sila.

" Sepenting apa sampai mau ketemu gue." Bayu terkekehenatap Sila.

Sila hanya tersenyum meremehkan disana.
" Lo pikir, gue kesini mau ketemu lo. Gue kesini mau sampein pesan Randa sama Vina. Lo tau kan kalau Randa udah pergi dari kota ini. "

Bayu terdiam seketika. Randa telah pergi? Jadi benar apa yang dekatkan Vina.
" Kenapa? "

" Bilangin sama Vina. Kalau dia tidak berhak lagi menghubungi Randa. Randa udah lupain dia. Dan seharusnya Vina sadar kalau Randa sekarang nggak ada hubungan lagi Sama dia. " Sila berdiri dan langsung berpamitan pulang.

" Yaudahlah ya. Gue harus pulang. Gue kira cuma itu yang mau gue sampein. Permisi "

Bayu memandangi kepergian Sila dengan pertanyaan yang sangat banyak. Apa Sila ada hubungannya sama kepagian Randa? Bayu tau jika Randa tak mungkin mengatakan hal seperti itu.

" Nih minumnya. " Kata Yeni membawa nampan yang berisi teh hangat.

Yeni mengerutkan dahinya saat melihat Bayu yang hanya sendiri di teras rumah.

. . . .


Suasana sore menyambut Vina yang tengah berdiri di tepian danau. Angin yang menghembus pelan perlahan membelai helaian rambut Vina. Dengan memakai topi koplo berwarna merah kini Vina tengah menatap tenangnya air danau.

Tempat yang menjadi kenangan terindah bagi Vina. Kenangannya bersama Randa. Dan ditempat inilah untuk pertama kalinya Randa mengatakan rasa cintanya kepada Vina.

Namun kini kesekian kalinya Vina mengunjungi tempat ini tanpa kehadiran Randa disampingnya. Randa bilang danau ini menjadi obat perindu bagi siapa saja yang sedang merindukan kekasihnya. Termasuk Vina.

" Ditinggal beberapa hari aja rindunya minta ampun. Apalagi selamanya. "Decak Anes yang kini berada di samping Vina.

Vina hanya tersenyum menatap kosong kedepan. " Gue nggak sealay itu. Gue cuma ngerasa kalau gue nggak bisa ketemu Randa lagi. "

Anes mengerutkan keningnya menatap Vina. " Semua bisa berubah kapan aja Nes, dengan kondisi gue yang diambang maut. Gue nggak bisa jamin kalau besok gue masih ada. " Kata Vina lirih.

Anes semakin bersalah. Keputusan Anes telah bulat, dirinya akan berada dipihak Vina. Vina sudah seperti saudaranya sendiri. Ketimbang harus mengikuti jalan Sila yang hanya akan memunculkan kedendaman yang teramat panjang.

" Vin gue boleh jujur nggak. " Kata Anes tersenyum singkat.

" Jujur apa? "

Anes tidak yakin jika harus mengatakannya sekarang. Tapi Anes juga tidak ingin menyimpan banyak rahasia sebelum Vina pergi. Apakah Vina akan pergi dengan membawa sejuta pertanyaan yang selama ini tak bisa ia jawab. Cukup Vina menanggung masalah yang begitu berat.

" Jujur kalau gue sebenernya udah kenal Randa lama banget. " Kataku kikuk.

" Maksudnya? " Vina tak mengerti tentang topik pembicaraan ini.

" Apaa lo nggak pikir kalau diantara kita ada sesuatu yang lo nggak ketahui? " Kata Anes.

Vina terkekeh renyah mendengar ucapan Anes yang baginya tidak lucu.
" Apaan sih Nes. Lo sama Randa aja beda sekolah. Nggak mungkinlah, maksud gue kalian ada sesuatu. Aneh loh Nes. "

Love Secret [ COMPLETED✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang