Kalau bisa, aku ingin terbang bebas seperti burung di hamparan langit biru. Alasannya, aku juga tidak tahu?
~~~
"Kadang kala hidup itu keluar dari porosnya. Hidup itu hampir sama dengan garis poros planet tata surya. Hanya saja, hidup lebih banyak liku dan terbilang berat di banding aturan perputaran planet."
Rina menggeleng melihat Olivia yang kini membaca beberapa rangkaian kata di buku yang ia jumpa di rak perpus lama.
"Lo baca apaan sih? Heran, orang sibuk ngerjain tugas fisika lo malah baca sajak kata." dumel Rina yang masih berkutat dengan beberapa rumus di bukunya. Sesekali menatap Olivia yang tampak aneh dari biasanya. Walau sebenarnya dia yang kadang aneh. Ups!
Olivia menatap pemandangan luar jendela dengan tatapan sayu, entah kenapa melihat hamparan burung yang terbang bebas itu ia jadi iri. Terpaan angin sepoi menyapu wajah Olivia lembut. Ia kemudian memejamkan matanya ikut merasakan ciptaan tuhan itu.
Rina berdecak, "Woy! Lo kesambet apaan sih!? Kerjain tugas Olivia, bukan nikmati pemandangan alam. Aduh, gimana sih!" walau sudah menceramahi Olivia tetap saja sang empu masih betah mengikuti nalurinya.
Alih-alih merasa cukup menikmati pemandangan, Olivia kembali menatap buku yang ia jumpa di rak perpus lama. Rina kira ia akan mengambil buku tugas fisika, tau-taunya sajak itu lagi. Ia tepuk jidat, langsung merampas buku itu.
Olivia mendengkus, "Rin, kok lo ambil sih!" tangannya masih berusaha meraih buku sajak itu. Untunglah guru fisika mereka sedang keluar sebentar. Jadi kelas bebas ricuh dan melakukan aksi nyontek ataupun berdiam diri.
Rina langsung memasukkan buku itu di lacinya. Kemudian mengambil buku tugas fisika Olivia dan menatanya tepat di atas meja Olivia.
"Sekarang ambil pulpen lo, liat jawaban di buku gue dan tulis. Cepetan! Kalo lo mau buku itu balik!" ancam Rina di balas helaan nafas sabar dari Olivia. Demi buku sajak itu, Olivia akhirnya mengikuti arahan Rina. Rina jadi heran sendiri, apa istimewanya buku sajak seperti itu?
Tangan Olivia mulai bergerak di atas buku tugasnya mengikuti jawaban tugas Rina. Jika Rina perhatikan sepertinya ada yang aneh hari ini dengan Olivia? Apa dia habis terbentur kah?
Rina memicingkan matanya, "Lo masih suka mimpi..." ia memberi jeda sebentar kalimatnya. Takut-takut menyinggung suasana hati Olivia. "buruk tentang itu lagi?" mendengar penuturan Rina, tiba-tiba tangan Olivia mendadak tremor. Pulpennya jatuh karena tangannya yang mendadak bergetar hebat tadi. Pacuan jantung Olivia mendadak memburu, terasa sesak.
Rina langsung gelagapan, tidak seharusnya ia menanyakan hal ini. "Apa yang sakit?" ia memegang bahu Olivia.
Sang empu kemudian menoleh menatap Rina sendu. Ada yang terasa nyelekit di dadanya sekarang. Mungkin kah penyakit itu kambuh lagi?
Aduh, bodoh-bodoh! Lo ngapain tanya gitu Rina!
Mendadak ia panik melihat Olivia yang kini mulai meremas dada kirinya. Jangan sampai penyakit Olivia kambuh di sini. Bisa gawat dan gempar satu sekolah, mana ada yang tahu kalau penyakit itu menyerang Olivia selama ini.
"Kita ke UKS ya?" Olivia menggeleng.
Apa ini karma? Apa gue beneran pembunuh?
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIA (Selesai)
Teen FictionCOMPLETED, SUDAH DI REVISI Di sini bukan hanya kisah Olivia yang di rangkai. Kisah orang terdekat Olivia juga yakni ; teman, sahabat, saudara, keluarga, bahkan cinta pertama. Ini kisah Olivia dan orang terdekatnya. Memperjuangkan cinta mereka serta...