Gue lagi mimpi nih!
~~~
Telepon dari Rina menjadi alarm pagi Olivia saat ini. Ia masih tertidur pulas malah di ganggu dengan dering panggilan yang sudah tiga kali menelponnya. Mata Olivia masih terpejam, tangannya lalu meraba-raba nakas yang tak jauh dari ranjangnya. Tanpa melihat nama kontaknya, ia langsung mengangkat panggilan itu.
"Oliviaaa!" pekik girang di seberang sana membuat Olivia langsung membuka matanya lebar. Bukan karena apa, tangannya tadi sepertinya tak sengaja memencet loudspeaker hingga suara nyaring itu membuat Olivia terjaga.
Olivia duduk lalu menatap nama kontak yang menelponnya.
Pantesan gue langsung bangun gini.
"Halo, kenapa Rin?" sahut Olivia setelah menon-aktifkan loudspeaker ponselnya.
"Gue mau ke rumah lo main. Pengen curhat sesuatu sama lo."
Olivia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Hari ini dia akan berkunjung ke rumah Kevan untuk menjenguk. Tapi bagaimana Olivia akan menjelaskan pada Rina.
Ah gak usah kasih tau Rina deh. Entar malah dia nanya-nanya melulu.
"Lo mau sampai jam berapa di sini?"
Di seberang sana Rina mengerutkan keningnya heran. Tak seperti biasanya Olivia begini.
"Kok tumben banget lo nanya gini?"
Sementara Olivia kini mengigiti buku jarinya.
"Gak, masalahnya Bunda ngajak gue ke... Ah, iya ke rumah sakit siang nanti." alibinya.Semoga Rina percaya.
"Gue dateng sejam lagi. Nanti jam 10 gue pulang. Tapi sebenarnya segitu kurang banyak waktunya masa iya cuman 2 jam doang gue ngobrol sama lo!"
Benar juga. Sementara Rina adalah tipe cewek yang terlanjur curhat pasti tidak akan berhenti sampai menemukan ujungnya. Bahkan mungkin tak ada ujungnya.
"Terus mau lo gimana?" Olivia jadi pusing sendiri.
"Yah gak jadi gue ke rumah lo. Nyokap gue mendadak pengen jalan-jalan bareng gue ke mall. Lain kali aja ya, Liv. Gue tutup teleponnya. Eh, good morning, Liv!"
"Good mor-"
Belum selesai Olivia membalas Rina sudah memutuskan telepon duluan.
Dasar, udah ngagetin gue. Bikin gue mumet ngatur jadwal. Eh ujung-ujungnya gak jadi.
Olivia kemudian bangkit dari tempat tidurnya membersihkan diri. 20 menit ia sudah berpenampilan segar ia turun ke bawah. Dari balkon lantai dua ia melihat David sedang mengunyah sandwich sambil main ponsel.
Terbesit pikiran iseng, ia turun tangga mindik-mindik hingga sampai di belakang David saat ini. Baru saja mulutnya terbuka hendak menganggetkan David tapi malah dia yang kaget.
"Door!" sambut David langsung berbalik menatap Olivia. Seolah terkejut bukan main, dada Olivia kembali nyeri.
David jadi serba salah sekarang. Bodoh sekali dia yang lupa riwayat penyakit Olivia. Olivia meremas dada kirinya dengan mata terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIA (Selesai)
Teen FictionCOMPLETED, SUDAH DI REVISI Di sini bukan hanya kisah Olivia yang di rangkai. Kisah orang terdekat Olivia juga yakni ; teman, sahabat, saudara, keluarga, bahkan cinta pertama. Ini kisah Olivia dan orang terdekatnya. Memperjuangkan cinta mereka serta...