Ya udah, hibur gue sekarang.
~~~
Bel pulang berbunyi baru beberapa menit yang lalu. Olivia memasukkan peralatan tulisnya sambil melihat Rina yang sangat tergesa-gesa.
"Lo kenapa jadi buru-buru gini. Kucing lo lahiran?" Olivia mulai ngelantur. Rina menghela nafasnya.
"Bukan, Kak Reza tadi chat dia udah nunggu di parkiran. Jadi gue harus cepat-cepat! Bye!" Rina meninggalkan Olivia.
Dasar si ratu bucin. Karma kali ya gue ninggalin dia tadi pagi?
Tak mau terlalu pusing dengan Rina, ia melangkah keluar kelas. Berjalan sambil bersenandung ria. Tapi satu suara tiba-tiba mengangetkannya.
"Liv!" teriak sesorang membuat Olivia terpaksa menoleh.
"Lo pulang sendiri dulu. Gue ada janji kerja tugas kelompok hari ini." ujar David ketika sampai di hadapan gadis itu.
"Halah, palingan juga mau hindari pekerjaan kantor Ayah lo. Ngaku lo!" tuding Olivia memicingkan matanya pada David.
David menyengir kuda. "Tau aja lo. Tapi beneran gue kerja kelompok, cuman setelahnya gue main dikit. Emang lo gak kasihan sama gue yang kadang kerja lembur ngurusin kantor Ayah?"
Mulai lah muka memelas David hingga Olivia memutar bola mata jengah. "Serah lo. Awas lo pulang kemaleman gue jawab jujur kalo Bunda nanya!"
Tangan David menghormat pada Olivia. "Siap boss!" setelah itu David menghilang dari hadapan Olivia. Ia menghela nafas sebentar.
Naik bus lagi, desak-desakan lagi.
Setengah melangkah, satu suara lagi menghentikan langkahnya.
"Pulang bareng gue mau?"
Mata Olivia memperhatikan dari atas hingga bawah penampakan seseorang di hadapannya.
"Gak!" tolaknya mentah-mentah.
"Yah lo marah gara-gara gue ketawa tadi? Gue minta maaf deh." melas cowok itu yang tak lain adalah Kevan.
"Halah, bodo amat!"
"Lo beneran gak mau maafin gue? Yaelah tuhan aja maha pemaaf. Pulang bareng gue gimana?"
Olivia berpikir sejenak. "Ngajak pulang bareng dua puluh ribu!"
"Yee kenapa lo malah masang tarif. Atau gini gue hibur lo gimana?" Kevan berujar.
Menimang-nimang sebentar. "Ya udah, hibur gue sekarang." Olivia mengangkat dagunya.
"Makanya lo mau pulang bareng gue apa nggak?" desak Kevan lagi.
"Kalo lo gak berhasil hibur gue, beliin ice cream mangga 2 biji. Tapi, kalau lo berhasil beliin gue cokelat 3 batang. Deal?"
Kevan melongo. "Itu meras gue namanya. Buruan jadi gak?"
"Deal apa nggak nih? Waktu gue gak banyak!" Olivia melirik arlojinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIA (Selesai)
Novela JuvenilCOMPLETED, SUDAH DI REVISI Di sini bukan hanya kisah Olivia yang di rangkai. Kisah orang terdekat Olivia juga yakni ; teman, sahabat, saudara, keluarga, bahkan cinta pertama. Ini kisah Olivia dan orang terdekatnya. Memperjuangkan cinta mereka serta...