OLIVIA | 14

152 8 0
                                    

Apa gue harus ngelakuin itu? Gue yakin, Kak Reza tulus banget pengen jadi sahabat seperti gue ke Olivia.

~~~

Rina berjalan santai melewati koridor, ia baru saja sampai di sekolah. Tapi mendadak matanya memicing seolah mengenali siluet itu. Seolah ragu, ia segera mendekat sambil bersembunyi sedikit agar tak terlihat.

Kak Reza ke ruang BK kelas XI ngapain?

Matanya masih memandangi Reza yang akhirnya tenggelam di balik pintu ruang BK. Sampai satu tepukan di pundaknya, membuat Rina terkejut.

"Lo ngapain di sini? Ngawasin seseorang?" timpal Yola yang sempat tadi melihat gerak-gerik Rina, makanya ia menyamperinya.

Setengah berpikir, ia kemudian melanjutkan jalannya beriringan dengan Yola. Mereka tak sejurusan, di pertigaan koridor mereka berpisah. Kini Rina duduk di bangkunya, menatap bangku di sampingnya sendu.

Ck, Olivia lama banget sih sembuhnya. Gue kan jadi rindu.

Ia mengalihkan tatapannya ke arah pintu, entah sedang menghayal atau apa ia melihat Reza di ambang pintu sambil melambaikan tangan padanya.

Gara-gara ngikutin Kak Reza jadi gini nih. Kelamaan mikirin dia eh malah ngebayangin dia dateng ke sini.

Tapi malah siluet itu tersenyum lebar padanya dan semakin gencar melambaikan tangannya pada Rina. Ia mengucek matanya sebentar, baru tersadar jika disana memang Reza. Itu nyata, bukan halusinasinya. Segera ia bangkit dan menghampiri Reza.

Malu dan kikuk, ia akhirnya bertanya. "Maaf Kak, tadi aku lagi gak fokus. Kirain halu tadi Kakak berdiri di sini!"

Reza tertawa renyah dan mengacak rambut Rina gemas. "Lo lucu banget sih. Jadi lo belum percaya kalau kita ini jadian? Masih gak nyangka ya?" Rina mendadak tersipu malu. Memang sih ia sedikit tak menyangka kalau Reza mengetahui isi hatinya. Terlebih lagi menembak Rina padahal baru seminggu suka pada Reza.

Percaya gak percaya, gue seneng intinya.

"Jam istirahat gue jemput gimana? Kita ke kantin bareng." langsung saja Rina mengangguk semangat. Tapi ia terkejut saat Reza memajukan wajahnya tepat di hadapannya lalu beralih ke telinganya membisikkan sesuatu.

"Semangat belajarnya, pacar!"

Reza lalu pergi meninggalkan Rina dengan debaran jantungnya tak tak berirama. Hatinya menghangat sekaligus bersorak gembira.

****

"Keadaan Olivia gimana, Vid?" tanya Bayu pada David yang duduk di sampingnya. Mereka teman sebangku.

David menoleh sebentar pada Bayu dan kembali fokus pada buku catatannya. "Mendingan sih, apalagi setelah di suapin sama lo anaknya jadi bisa salto belakang!"

Bukannya tertawa mendengar humor receh David, Bayu malah mendelik. Bisa-bisanya David dengan lancarnya mendeskripsikan kesehatan Olivia main-main.

"Gue serius, becanda mulu lo! Hidup perlu humor, tapi sesekali doang karena di balik ketawa itu biasa terselip rasa duka dalam yang membuat penderitanya menutupnya rapat dengan humor recehnya!"

OLIVIA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang