Ada yang aneh dengan kerja jantung gue sekarang. Kena serangan jantung kah?
~~~
"L-lo?"
Mendadak jantung Olivia berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya. Tatapannya lurus memandangi mata berwarna anggur itu. Bahkan hembusan nafas sosok di hadapannya ini menerpa lembut wajahnya. Bau maskulin cowok itu tak dapat membuat Olivia bernapas. Mendadak oksigen di sekitarnya di tarik kembali oleh lapisan ozon.
"Lo gak apa-apa?" Kevan melambaikan tangannya tepat di hadapan wajah Olivia. Ia mendadak heran dengan tingkah Olivia di hadapannya saat ini. Diam seperti patung.
"Kak jadi gak?" suara Ziani seketika membuyarkan tatapan Olivia pada Kevan yang padahal yang di tatap sudah berdiri tegak biasa di hadapannya.
Mau di taruh di mana muka gue!?
"Emang kamu mau kemana?" Kevan berjongkok menyejajarkan badannya dengan anak kecil itu. Sementara tangan kanan Kevan masih memegang infus Olivia.
"Kak Olivia bilang dia mau anterin aku ke kamarku. Sambil nyari tahu kalau kamar aku di mana! Iya kan kak?" Ziani kemudian menengadah menatap Olivia. Kevan langsung menengadah juga menatap Olivia.
Ia jadi gelagapan sendiri. Kemudian ia tersenyum pada Ziani sebagai jawaban. Kevan bangkit lalu memberikan botol infus Olivia di tangan kiri Olivia. Ia tercengang, jantungnya kembali mendebar gila.
"Lo pegang infus lo aja, biar gue yang dorong kursi roda anak ini!" Olivia manggut-manggut saja karena masih tercengang dengan perlakuan Kevan.
Akhirnya ia mengikuti langkah Kevan. Sesekali ia melirik sosok di sampingnya ini, kenapa jantungnya terus mendebar tak karuan?
Ada yang aneh dengan kerja jantung gue sekarang. Kena serangan jantung kah?
"Ini ruangannya kak!" tunjuk Ziani pada ruangan Mawar. Ruangan pertama setelah pembelokan di ruangan keempatlah kamar Olivia. Jadi kamarnya tak jauh dari ruangan Ziani.
Kemudian satu suster keluar dari ruangan Ziani dan tersenyum hangat pada mereka bertiga.
"Ziani darimana? Suster cari di taman udah gak ada!" sapa suster itu mengambil alih kendali kursi roda Ziani.
"Makasih yah Kak Olivia dan Kak..." ucap menggantung Ziani karena tak tahu nama Kevan.
Kevan tersenyum lalu mengelus pelan puncak kepala Ziani. "Kevan. Nama Kakak Kevan."
"Aku masuk dulu kak! Makasih ya, jangan lupa main lagi sama Ziani Kak Olivia!" Ziani kemudian masuk di ruangannya. Tersisalah kini Olivia dan Kevan. Tanpa menunggu apa pun, Olivia langsung berjalan cepat ke ruangannya tanpa memerdulikan kehadiran Kevan.
Olivia mau menetralkan detak jantungnya yang daritadi mendebar. Alih-alih berjalan cepat, tiba-tiba tangan kanannya ngilu.
"Ssh!" desis Olivia meringis. Kevan langsung segera mendekat dan memegang pelan tangan kanan Olivia.
"Tangan lo kenapa? Sakit?" tanyanya seperti David yang khawatir terhadap Olivia. Seperti tersengat listrik Olivia langsung menjauhkan tangannya dari sentuhan Kevan. Kevan menautkan alisnya bingung. Dia berbuat salah?
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIA (Selesai)
Teen FictionCOMPLETED, SUDAH DI REVISI Di sini bukan hanya kisah Olivia yang di rangkai. Kisah orang terdekat Olivia juga yakni ; teman, sahabat, saudara, keluarga, bahkan cinta pertama. Ini kisah Olivia dan orang terdekatnya. Memperjuangkan cinta mereka serta...